Liputan6.com, New Tampa - Pada Februari 2017, sebuah masjid di Florida, Amerika Serikat, terbakar akibat sebuah serangan kebencian. Tak ada yang terluka dalam kejadian pada pukul 02.00 dini hari itu. Namun, tempat beribadah itu mengalami sejumlah kerusakan.
Menanggapi hal tersebut, Adeel Karim melakukan penggalangan dana secara online. Dalam laman penggalangan dana, Launch Good, ia menulis tujuan dirinya mengadakan kegiatan tersebut.
Advertisement
Baca Juga
"Berdiri bersama kami dalam penggalangan dana untuk masjid dan juga mempromosikan kegiatan dan dialog lintas agama. Komunitas ini telah mengadakan beberapa acara untuk menjangkau lebih luas lagi dan uang tersebut akan membantu usaha kami aga memastikan bahwa cinta, empati, dan kasih sayang telah ditanamkan," tulis laman tersebut.
Melalui penggalangan dana tersebut, Karim berhasil mengumpulkan US$ 78.000 dari target US$ 40.000.
Di Facebook, Karim mengungkapkan keterkejutannya saat melihat sejumlah pola angka unik yang didonasikan.Â
"Aku tak mengerti mengapa beberapa orang menyumbang dalam jumlah unik yang sepertinya disengaja. Terdapat jumlah US$ 18, 36, 72, dan kelipatannya. Lalu aku mengetahuinya setelah mengklik nama-namanya; Aci, Cohen, Gold-stein, Rubin, Fisher... (nama-nama orang Yahudi)," kata Karim, seperti dikutip dari The Indy.Independent pada Jumat (8/9/2017)Â
"Orang-orang Yahudi menyumbang dengan jumlah 18 dan kelipatannya sebagai bentuk yang disebut 'Chai'. Yang artinya mendoakan penerimanya panjang umur."
"Anda belajar hal baru setiap harinya. Orang-orang Yahudi telah menunjukkan dukungannya untuk komunitas Islam New Tampa. Aku terkesima," tulis Karim di Facebook.
Â
Sinagog di New York Tampilkan Kisah Muslim Penyelamat Yahudi
Kisah toleransi antarumat beragama tak hanya dialami oleh Abdeel Karim. Pada Januari 2017, sebuah rumah ibadah penganut Yahudi atau Sinagog di New York menampilkan sebuah pameran kecil yang menyoroti cerita yang tidak banyak diketahui.
Komunitas I Am Your Protector menampilkan kisah tentang muslim yang mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan orang Yahudi dari kekerasan selama Perang Dunia II.
Meski dua kelompok agama tersebut sering digambarkan sebagai pihak yang saling bertentangan, pameran tersebut menjadi pengingat bahwa mereka pernah berbagi sejarah penting dalam kerja sama.
Di dalam kisah tersebut termasuk cerita soal Khaled Abdul Wahab, yang menampung lebih dari 25 orang Yahudi di Tunisia, dan Abdol Hossein Sardari, diplomat Iran yang membantu ribuan umat Yahudi kabur dari tentara Nazi dengan mengeluarkan paspor untuk mereka.
Tak hanya itu, terdapat juga keluarga Muslim bernama Pilkus di Albania yang menyembunyikan Johana Neumann dan ibunya di rumah mereka selama pendudukan Jerman.
"Mereka mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan kami. Jika ketahuan kami adalah orang Yahudi, seluruh keluarga akan dibunuh," ujar Neumann yang saat ini berusia 86 tahun kepada Time.
"Apa yang orang-orang ini lakukan, banyak negara Eropa yang tidak melakukannya," imbuh Neumann saat menceritakan soal muslim penyelamat Yahudi.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement