Penting! Lakukan 6 Hal Ini Jika Ingin Selamat dari Ledakan Nuklir

Dari berbagai contoh, lakukan 6 hal ini demi menyelamatkan diri dari ledakan rudal nuklir

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 10 Feb 2018, 18:36 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2018, 18:36 WIB
10 Negara Paling Aman Jika Perang Nuklir AS-Korut-Iran Meletus
Ilustrasi bom nuklir (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah tensi tegang dan indikasi permusuhan antar negara pemilik senjata dan rudal nuklir saat ini, maka, wajar rasanya jika Anda atau beberapa orang lain di seluruh dunia jadi khawatir dibuatnya.

Tengok saja, tensi tinggi antara Korea Utara dan Amerika Serikat seputar pengembangan rudal jarak jauh dan persenjataan nuklir.

Sementara itu, baru-baru ini, US Nuclear Posture Review milik Kementerian Pertahanan AS yang baru dirilis pada awal Februari 2018 ini menyebut tentang eksistensi kapal selam drone pembawa senjata rudal nuklir pembawa kiamat milik Rusia teranyar yang tengah dikembangkan saat ini.

Kapal selam drone itu dapat membawa dan menembakkan rudal dengan nuklir berbobot 100 megaton yang memiliki jarak tempuh hingga maksimal 10.000 km, dapat menyelam sejauh 1 km di bawah permukaan laut, dan bisa mencapai kecepatan maksimal hingga 103 km/jam.

Seperti dikutip dari BBC, senjata itu dirancang untuk mampu 'menghancurkan instalasi ekonomi penting musuh di wilayah pesisir dan menyebabkan kerusakan fatal di teritori musuh, dengan menciptakan area kontaminasi radioaktif yang luas, sehingga tak lagi dapat digunakan untuk militer, ekonomi atau aktivitas lainnya untuk waktu yang lama.'

Bertolak dari dua fenomena itu, wajar rasanya jika sekelompok masyarakat di penjuru dunia mulai berbondong-bondong menggelar latihan evakuasi dan penyelematan diri demi mengantisipasi ancaman rudal nuklir.

Namun, tindakan seperti apa yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi hal tersebut?

Dari berbagai contoh, lakukan 6 hal ini demi menyelamatkan diri dari rudal nuklir, seperti Liputan6.com rangkum dari Toptenz.com (9/2/2018).

1. Lari ke Arah Berlawanan

Latihan Simulasi Evakuasi Anti-Rudal Korut
Sejumlah peserta memakai mantel plastik saat mengikuti simulasi evakuasi anti-rudal di taman hiburan Tokyo Dome City, Jepang, (22/1). Di tengah balistik Korea Utara, warga Jepang menggelar simulasi evakuasi anti-rudal. (AFP Photo/Toshifumi Kitamura)

Menurut Profesor Irwin Redlener dari Columbia University, bom nuklir menghasilkan sejumlah besar angin usai meledak. Perhatikan ke arah mana angin bertiup, dan lihat di mana kerusakan paling banyak -- karena, Anda diimbau untuk berlari ke arah yang berlawanan.

Selain itu, jika Anda dekat dengan daerah di mana ledakan terjadi, jangan melihat langsung ke arah sana, karena bisa menyebabkan kebutaan.

Anda juga sangat disarankan untuk membuka mulut jika ledakan terjadi, karena jika tidak, gendang telinga akan pecah akibat gelombang suara ledakan.

Siapa pun yang berada dalam jarak 800 meter dari tempat ledakan bom nuklir memiliki kesempatan 90 persen untuk segera tewas, dan bagi mereka yang berada di radius 3,2 km, potensi Anda terbunuh mencapai sekitar 50 persen.

Radiasi berjalan begitu cepat sehingga jika Anda berada dalam radius 8 km dari ledakan tersebut, hanya tersisa waktu 10 sampai 15 menit untuk segera mencari perlindungan sebelum Anda terpapar radiasi yang mematikan.

Prioritas Anda adalah mencari tempat yang sangat jauh dari ledakan, atau mencari tempat berlindung yang sesuai -- seperti bunker bawah tanah.

2. Berlindung di Bunker

Bunker Nuklir
Ventilasi bunker nuklir yang dicat menyerupai robot R2-D2 film Star Wars terlihat di sebuah taman di Praha, Republik Ceko, (28/10). Menurut walikota Prague 2, Jana Cernochova ia menyukai kreatifitas seniman jalanan tersebut. (AP Photo/Petr David Josek)

Jika Anda berada dalam jarak 8 km dari ledakan nuklir dan tidak memiliki cukup waktu untuk berlari menjauh, maka, pilihan terbaik adalah masuk ke ruang bawah tanah sebuah gedung tinggi atau di dalam struktur bangunan tak berjendela.

Jika Anda tinggal di kota, dan tidak dapat menemukan ruang bawah tanah, disarankan untuk berlari ke lantai 10 atau yang lebih tinggi dari bangunan yang sangat tinggi di sekitarnya -- agar Anda dapat menghindar dari beberapa puing-puing.

Tapi ingatlah bahwa pergi ke bawah tanah selalu merupakan pilihan terbaik.

3. Waspada Debu, Serpihan, Puing, dan Reruntuhan

Ilustrasi fasilitas nuklir
Ilustrasi (iStock)

Jika Anda berada dalam jarak 8 km dari ledakan nuklir, maka, perhatian utama Anda adalah menghindar dari debu, serpihan, puing, dan reruntuhan.

Debu radioaktif khususnya, adalah salah satu yang paling berbahaya, bergerak cepat terbawa angin ledakan dan membawa materi radiasi yang mematikan atau berdampak sangat buruk bagi keberlangsungan semua makhluk hidup.

Selain itu, waspada juga terhadap serpihan dan puing yang terlontar serta reruntuhan bangunan yang jatuh akibat ledakan.

4. Hindari Target Potensial

Walaupun Gerimis, Masyarakat Tetap Asik Olahraga di Area CFD
Sejumlah warga memadati kawasan Bunderan HI saat kegiatan rutin hari bebas kendaraan bermotor atau car free day (CFD), Jakarta, Minggu (4/2). Walaupun gerimis mengguyur kawasan Bunderan HI tetap ramai oleh aktivitas warga. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menurut Ready.gov, target yang paling mungkin untuk serangan nuklir adalah lokasi yang dianggap penting untuk perdagangan atau pemerintahan, pangkalan militer, pembangkit listrik, dan pelabuhan utama untuk transportasi. Jelas, jika pekerjaan Anda membuat Anda tetap dekat dengan tempat-tempat ini, Anda mungkin tidak dapat mengubah tempat tinggal Anda.

Tetapi jika Anda diberi peringatan bahwa sebuah rudal sedang dalam perjalanan, pastikan untuk menjauh dari jenis bangunan yang biasa jadi target. 

Jika terjadi ledakan nuklir, hindari juga jalan raya, karena cenderung macet saat dipenuhi orang-orang yang putus asa dan berupaya melarikan diri ke luar kota. Jika memungkinkan, tetap mengemudi di jalan alternatif.

5. Rencana Evakuasi

Latihan Simulasi Evakuasi Anti-Rudal Korut
Peserta menggunakan payung saat mengikuti latihan evakuasi anti-rudal di taman hiburan Tokyo Dome City, Jepang, (22/1). (AFP Photo/Toshifumi Kitamura)

Sebaiknya siapkan rencana pelarian untuk keluarga dan kerabat Anda. Jika Anda tinggal di kota, cari tahu di mana tempat perlindungan berada, dan hitung berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk sampai ke sana dari tempat kerja dan rumah.

Google Maps bisa menyediakan alamat tempat bunker nuklir. Sebaiknya luangkan beberapa menit dari hari Anda untuk melihat bangunan mana yang bisa Anda tuju, jika terjadi keadaan darurat.

Tak hanya rute melarikan diri, kiat agar Anda mampu bertahan hidup dari ledakan nuklir adalah dengan mempersiapkan pasokan makanan dan medis yang efektif dan efisien.

6. Bersih-Bersih

Bunker Nuklir
Seorang pria memotret ventilasi bunker nuklir yang dicat oleh ulah kreatif seniman jalanan sehingga menyerupai robot R2-D2 di film Star Wars di sebuah taman di Praha, Republik Ceko, (28/10). (AP Photo/Petr David Josek)

Jika Anda telah mencapai tempat perlindungan, segera bersihkan diri sebersih-bersihnya untuk menghilangkan jejak radiasi pada tubuh Anda.

Ready.gov merekomendasikan untuk melepaskan pakaian yang Anda kenakan, mengikatnya dalam kantong plastik, dan menempatkannya sejauh mungkin dari manusia dan binatang.

Mandi, tapi hati-hati jangan sampai menggosok terlalu keras, karena menggaruk kulit Anda akan jauh lebih buruk. Gunakan sebanyak mungkin sampo dan sabun, tapi, jangan gunakan kondisioner rambut atau losion pada tubuh, karena justru akan semakin melekatkan radioaktif pada kulit.

Tiup hidung serta bersihkan mata dan telinga Anda.

Dan yang terpenting, selama melakukan itu semua, jangan gunakan air dari keran karena mungkin berpotensi terpapar radiasi.

Begitu Anda berada di tempat penampungan yang merupakan jarak aman dari pusat ledakan nuklir, masih mungkin terjadi radiasi yang berlama-lama selama beberapa minggu, atau lebih lama lagi, tergantung pada besarnya bom.

Sayangnya, tidak ada cara untuk mengetahui seberapa buruk radiasi akan terjadi. Namun, diperkirakan akan memakan waktu dari beberapa hari sampai beberapa minggu sebelum benar-benar aman.

Dengarkan radio, TV, atau internet Anda untuk pembaruan informasi, agar mengetahui kapan saat aman untuk keluar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya