Liputan6.com, Juneau - Demi menyelamatkan nyawa salah satu penumpangnya, seorang pilot China Eastern Airlines memutuskan untuk membuang 30 ton bahan bakar di udara. Hal itu dilakukan agar memungkinkan pesawat mendarat dengan aman dan sesuai dengan syarat pendaratan.
Seperti dikutip dari Asia One, Selasa (27/3/2018), peristiwa itu bermula saat seorang wanita berusia 60 tahun yang mengeluh kesulitan bernafas di pesawat dari Shanghai, China, dalam perjalanan ke New York pada Jumat 23 Maret malam. Dalam sebuah laporan CGTN, terlihat gambar saat dia sedang dirawat oleh kru.
Baca Juga
Wanita itu kemudian dipindahkan dari kelas ekonomi ke kelas bisnis agar kru bisa memberikan pertolongan pertama kepadanya, demikian dilaporkan media China UDN.com melalui The Straits Times.
Advertisement
Dalam upaya lebih lanjut untuk menyelamatkan hidupnya, pilot bernama Gu Jian memutuskan untuk membuang bahan bakar sehingga bisa mendarat di Bandara Internasional Ted Stevens Anchorage di Alaska.
"Berat pesawat itu adalah 282 ton, jauh lebih dari berat syarat pendaratan maksimum yang diperbolehkan," kata Jian menjelaskan kepada CGTN.
"Ketika penumpang yang sakit membutuhkan perhatian medis karena alasan keamanan, pesawat harus turun dan membuang bahan bakar pada saat yang sama."
Setelah prosedur pendaratan pesawat selesai, wanita itu dilarikan ke rumah sakit setempat.
Penumpang lain yang diidentifikasi sebagai Ivy, memuji tindakan Jian soal pendaratan darurat. Karena menurutnya langkah menyelamatkan nyawa penumpang itu adalah prioritas.
Setelah mendarat, pesawat kemudian mengisi bahan bakar, lalu lepas landas dan mendarat dengan selamat di New York Amerika Serikat setelah tertunda selama enam jam.
Sementara itu, wanita yang sakit telah dipulangkan. Dia dan putrinya melanjutkan perjalanan keesokan pagi.
Saksikan juga video berikut ini:
Kentut Sebabkan Pendaratan Darurat
Sebelumnya pendaratan darurat juga terjadi di maskapai Transavia Airlines. Bedanya bukan demi menyelamatkan nyawa seorang penumpang sakit, tapi gara-gara seorang penumpang berusia lanjut kentut berlebihan saat pesawat mengudara.
Penerbangan Transavia Airlines dari Dubai menuju Amsterdam itu akhirnya mendarat darurat di Austria.
Seperti dikutip dari Asia One. 19 Februari 2018, awalnya dua penumpang yang duduk di sebelah seorang pria sepuh memintanya untuk menahan kentut. Mereka lalu mengeluh ketika mulai tercium bau busuk.
Meskipun sebuah pesawat terbang memiliki sistem ventilasi yang baik, ruangan yang kecil dan jarak penumpang yang berdekatan benar-benar membuat kentut itu seperti musibah. Apalagi terjadi di penerbangan yang panjang.
Sejauh ini belum diketahui apakah perut kembung si pria sepuh yang memicu kentut disebabkan oleh kondisi medis atau bukan.
Pria tua itu kemudian diberi peringatan untuk berhenti kentut oleh awak pesawat. Lalu, adu mulut pun terjadi oleh dua penumpang yang berdekatan dengannya.
Alhasil, pilot memutuskan pesawat tersebut putar balik ke Austria, dan di polisi setempat melakukan intervensi untuk menurunkan orang-orang yang melakukan pelanggaran dari penerbangan.
Pria sepuh yang menjadi tersangka buang angin dan dua perempuan bersaudara yang terlibat adu mulut kemudian diminta turun dari penerbangan tersebut. Menurut seorang juru bicara Transavia, kedua wanita tersebut bersikap agresif dan berbicara kasar.
Menurut sebuah laporan dari De Telegraaf, kedua perempuan tersebut membantah tuduhan yang dialamatkan kepada mereka.
Sementara itu, pihak maskapai penerbangan memberlakukan larangan bepergian kepada mereka meski telah dibebaskan dari kantor polisi.
Seorang saksi mata mengatakan bahwa reaksi Transavia terhadap situasi itu terlalu berlebihan. Bagaimana menurut Anda?
Advertisement