31-3-1991: Bubarnya Aliansi Militer Uni Soviet dan Negara-Negara Komunis

Sempat eksis selama 36 tahun, aliansi militer Uni Soviet dan negara komunis di Eropa Timur atau Pakta Warsawa, dinyatakan bubar pada 31 Maret 1991

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 31 Mar 2018, 06:01 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2018, 06:01 WIB
Logo atau badge 25 tahun Pakta Warsawa (Wikimedia Commons)
Logo atau badge 25 tahun Pakta Warsawa (Wikimedia Commons)

Liputan6.com, Moskow - Sempat eksis selama 36 tahun, aliansi militer Uni Soviet dan negara komunis di Eropa Timur atau Pakta Warsawa, diumumkan bubar pada 31 Maret 1991 -- tepat hari ini 37 tahun yang lalu.

Bubarnya Pakta Warsawa tak hanya menjadi akhir dari aliansi militer itu, namun juga, menjadi penanda kegagalan Uni Soviet sebagai blok kekuatan dunia, kekalahan Moskow pada Perang Dingin, dan ambang kehancuran Negeri Tirai Besi sebagai negara. Demikian Today in History Liputan6.com dikutip dari History (31/3/2018).

Pakta Warsawa dibentuk pada tahun 1955, sebagai respons terhadap keputusan Amerika Serikat dan sekutu Eropa Barat-nya untuk mempersenjatai dan memasukkan Jerman Barat dalam keanggotaan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada tahun yang sama.

Pakta Pertahanan Atlantik Utara dibentuk pada 1949 sebagai aliansi militer antara AS, Kanada, dan beberapa negara Eropa Barat untuk merintangi kemungkinan ekspansi Soviet dan komunis ke Barat.

Kemudian, pada tahun 1954, negara-negara NATO memilih untuk mengizinkan Jerman Barat yang telah dipersenjatai kembali untuk menjadi anggota.

Soviet tak senang dengan keputusan itu dan menganggapnya sebagai ancaman langsung bagi Jerman Timur yang dikendalikan oleh Moskow. Maka, sebagai respons, Negeri Tirai Besi membentuk tandingan NATO, yakni Pakta Warsawa pada 14 Mei 1955 di Polandia.

Anggota asli Pakta Warsawa meliputi Uni Soviet, Jerman Timur, Polandia, Hungaria, Rumania, Bulgaria, Ceko-Slovakia, dan Albania.

Meski Soviet mengklaim bahwa Pakta Warsawa adalah aliansi pertahanan. Namun, seiring waktu segera menjadi jelas bahwa tujuan utama dari perjanjian itu adalah untuk memperkuat dominasi komunis di Eropa Timur.

Intervensi pasukan Uni Soviet (kiri, bawah dengan tank) yang dimobilisasi dan dilegitimasi oleh Pakta Warsawa untuk meredam gejolak gerakan anti-Soviet dan anti-komunis di Praha, Ceko-Slovakia (21/8/1968) (Libor Hajsky/CTK/AP via US State Department)

Menggunakan pakta itu, Soviet melegitimasi campur tangan mereka untuk memadamkan revolusi anti-komunis di Hungaria pada tahun 1956 dan Ceko-Slovakia pada tahun 1968.

Namun, memasuki 1989-an, gerakan revolusi anti-Soviet dan anti-komunis di hampir negara bagian Negeri Tirai Besi dan Eropa Timur mulai menggoyah kedigdayaan Pakta Warsawa.

Kemudian, pada tahun 1990-an, Jerman Timur resmi meninggalkan aliansi itu guna mempersiapkan reunifikasi dengan Jerman Barat. Polandia, Hungaria dan Cekoslowakia juga mundur, untuk kemudian bergabung dengan NATO pada 12 Maret 1991.

Dihadapkan dengan protes-protes itu -- dan menderita ekonomi yang goyah dan situasi politik yang tidak stabil di dalam negeri -- Uni Soviet tunduk pada hal yang tak terelakkan.

Pada Maret 1991, komandan militer Soviet melepaskan kendali mereka atas pasukan Pakta Warsawa.

Beberapa bulan kemudian, Komite Konsultatif Politik dari pakta bertemu untuk terakhir kalinya pada 31 Maret 1991 dan secara resmi mengumumkan apa yang tak bisa dihindari lagi -- bubarnya Pakta Warsawa.

Secara de facto, Pakta Warsawa sudah dianggap bubar oleh Eropa Timur sejak Desember 1989, ketika mereka tak melakukan intervensi terhadap revolusi berdarah di Rumania.

Sedangkan secara de jure, pakta itu secara formal dibubarkan pada 1 Juli 1991. Lima bulan kemudian, Uni Soviet bubar pada 25 Desember 1991.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya