Liputan6.com, Washington DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memerintahkan pembentukan "Komando Ruang Angkasa", yakni sebuah struktur organisasi baru di Pentagon yang akan memiliki kendali menyeluruh terhadap operasi militer di luar Bumi atau antariksa.
Dikutip dari The Guardian pada Rabu (19/12/2018), perintah itu akan terpisah dari usulan Trump untuk membangun cabang militer baru yang disebut "Angkatan Angkasa", yang belum juga menerima persetujuan dari Kongres AS.
"Saya mengarahkan pembentukan, konsisten dengan hukum Amerika Serikat, Komando Ruang Angkasa sebagai satuan gabungan yang bersifat fungsional," kata Donald Trump dalam memo kepada Menteri Pertahanan Jim Mattis, Selasa 18 Desember.
Advertisement
Baca Juga
Berbicara di Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida, Wakil Presiden Mike Pence mengatakan, Komando Ruang Angkasa akan mengintegrasikan kemampuan di semua cabang militer.
"Ini akan mengembangkan ruang doktrin, taktik, teknik dan prosedur yang akan memungkinkan pasukan perang kami untuk membela bangsa di era baru ini," kata Pence.
Berjuluk Spacecom, komando ini disebut akan menjadi satuan militer ke-11 yang dibentuk atas perintah presiden via Pentagon.
Militer AS yang luas membagi dunia menjadi berbagai perintah, seperti Komando Sentral di Timur Tengah atau Komando Indo-Pasifik di Asia. Perintah membentuk hal serupa di ruang angkasa akan sejajar dengan ini.
Jika lolos di Kongres AS, maka komando ini akan membutuhkan markas baru, serta komandan dan wakil komandan yang akan membutuhkan persetujuan Senat.
Sementara itu, pada Juni lalu, Donald Trump mengatakan ia ingin menciptakan "Angkatan Ruang Angkasa", yang akan menjadi cabang militer keenam, bersanding dengan Angkatan Laut, Korps Marinir, Angkatan Darat, Angkatan Udara dan Penjaga Pantai.
Dia menegaskan langkah seperti itu diperlukan untuk mengatasi kerentanan di ruang angkasa dan menegaskan dominasi AS di orbit.
Selain sulit mendapat persetujuan oleh Kongres, konsep tersebut juga menemui beberapa skeptisisme dari anggota parlemen dan pejabat pertahanan, yang waspada terhadap biaya dan kelengkapan birokrasi.
Penciptaan satuan militer baru itu juga akan memicu perang kepentingan di Pentagon, terutama dengan Angkatan Udara, yang saat ini bertanggung jawab untuk sebagian besar operasi ruang angkasa.
Simak video pilihan berikut:
Peran Penting Ruang Angkasa
Belum lama ini, Wakil Presiden AS Mike Pence berbicara kepada publik di Florida, di mana dia berharap menyaksikan peluncuran roket SpaceX yang membawa satelit generasi baru.
Wahana tersebut berada di bawah wewenang Angkatan Udara AS, yang diklaim akan jauh lebih sulit untuk dilacak oleh radar musuh.
Dengan mengusung tambahan "GPS III", atau generasi ketiga, satelit tersebut akan diluncurkan di tahun-tahun mendatang, menciptakan konstelasi baru dari serangkaian wahana yang mengorbit Bumi.
Untuk proyek tersebut, Angkatan Udara AS meminta dana sebesar US$ 1,5 miliar (setara Rp 21.500 triliun) pada tahun fiskal 2019.
Ruang angkasa memainkan peran penting dalam hampir setiap aspek peperangan modern, dengan banyak teknologi militer bergantung pada jaringan yang mengorbit sensor dan satelit.
Pentagon telah memperingatkan bahwa negara-negara seperti Rusia dan China bekerja untuk membangun kemampuan anti-satelit, sehingga AS perlu bertindak selangkah lebih maju dalam menyikapinya.
Sementara itu, dalam serangkaian twit, Wakil Menteri Pertahanan Patrick Shanahan mengatakan pembentukan Komando Ruang Angkasa adalah "langkah penting" dalam kemampuan AS untuk mengelola angkasa luar sebagai domain perang.
Shanahan menambahkan bahwa Pentagon sedang mengerjakan proposal legislatif yang akan memenuhi visi Trump untuk Angkatan Ruang Angkasa yang terpisah.
Advertisement