Liputan6.com, Teheran - Salah seorang pejabat senior militer Iran mengancam akan menenggelamkan kapal perang Amerika Serikat (AS) dengan rudal dan "senjata rahasia" jika terus berada di Teluk Persia.
Ancaman tersebut disiarkan oleh kantor berita pro pemerintah Iran, Mizan, pada Sabtu 25 Mei.
Advertisement
Baca Juga
Sebelumnya, pada hari Jumat, AS mengumumkan pengerahan 1.500 anggota militer ke Timur Tengah, yang disebutnya sebagai upaya meningkatkan pertahanan terhadap Iran.
Dikutip dari The Straits Times pada Minggu (26/5/2019), AS beralasan bahwa penambahan jumlah tentara itu sebagai tanggapan terhadap sabotase empat kapal niaga di Teluk Persia belum lama ini, yang dituduhkan kepada Pasukan Garda Revolusi Iran.
"Amerika ... mengirim dua kapal perang ke wilayah itu (Teluk Persia). Jika mereka melakukan kebodohan sekecil apa pun, kami akan mengirim kapal-kapal tersebut ke dasar laut bersama dengan kru dan pesawat mereka menggunakan dua rudal dan senjata rahasia baru," kata Jenderal Morteza Qorbani, seorang penasihat komando militer Iran, mengatakan kepada Mizan.
Â
Â
Iran Dituding Kerap Melebih-lebihkan Kemampuan Senjatanya
Penempatan kapal perang AS di Teluk Persia adalah kebijakan terbaru pemerintahan Donald Trump, yang berdalih hal itu sebagai pertahanan atas ancaan serangan potensial oleh Iran.
Trump juga disebut menyetujui usulan mempercepat penyebaran kelompok serangan kapal induk, serta mengirim pembom dan rudal Patriot tambahan ke Timur Tengah.
Di lain pihak, beberapa pakar politik Barat mengatakan Iran sering melebih-lebihkan kemampuan senjatanya, meskipun ada kekhawatiran tentang program misil nuklir yang dikembangkannya, terutama rudal balistik jangka panjang.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif telah membalas "ejekan genosida" oleh Donald Trump setelah peringatan keras dari Gedung Putih bahwa Teheran "tidak pantas menyerang" AS.
"Dipancing oleh #B_Team," tulis Zarif di Twitter, merujuk jelas kepada penasihat Trump seperti John Bolton, "@realdonaldTrump berharap mencapai apa yang gagal dilakukan oleh Alexander, Jenghis & agresor lainnya. Rakyat Iran telah berdiri tegak selama ribuan tahun, sementara semua agresor hengkang. #EconomicTerrorism & ejekan genosida tidak akan 'mengakhiri Iran'."
Advertisement
Kicauan Trump Bikin Gerah Iran
Sebelumnya, dikutip dari The Guardian, Donald Trump mengatakan bahwa provokasi Iran akan berujung pada akhir hayat negara itu, tetapi di sisi lain, presiden AS ke-45 itu juga mengaku siap untuk bernegosiasi.
Oleh beberapa pengamat, kicauan Trump di Twitter muncul setelah ia tampaknya berusaha untuk melunakkan nadanya terhadap Iran, setelah ketegangan meningkat akibat kehadiran armada perang AS di Teluk Persia, sebagai jawaban atas sabotase empat kapal komersial yang belum juga dikonfirmasi.
Kala itu, para pejabat di Uni Emirat Arab mengklaim empat kapal tanker minyak mengalami kerusakan akibat sabotase, yang dituduh dilakukan oleh oknum sekutu Iran.
Tidak lama berselang, Arab Saudi --yang merupakan sekutu dekat AS-- mengklaim salah satu fasilitas kilang minyaknya diserang drone oleh pemberontak Yaman yang didukung Iran.