Liputan6.com, Washington DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memuji kemenangan Boris Johnson di jajak pendapat Parlemen Inggris, dan menggambarkannya sebagai "Britain Trump" --diterjemahkan menjadi "Trump Inggris-- di hadapan ratusan pendukung mudanya di Washington DC pada Selasa 23 Juli 2019.
"Kita memiliki sosok yang sangat baik, yang akan menjadi perdana menteri Inggris sekarang," kata Trump.
"Dia tangguh dan dia pintar. Mereka mengatakan, 'Trump Inggris'. Mereka memanggilnya seperti itu, dan orang-orang mengatakan itu hal yang baik," lanjutnya, sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Rabu (24/7/2019).
Advertisement
Baca Juga
Terlepas dari jajak pendapat dan protes yang bertentangan, Donald Trump bersikeras masyarakat Inggris menyukainya.
"Mereka menyukai saya di sana. Itu yang mereka inginkan. Itu yang mereka butuhkan. Dia (Boris Johnson) akan menyelesaikannya. Boris baik. Dia akan melakukan pekerjaan dengan baik."
Trump juga memuji Nigel Farage, pemimpin partai Brexit, dan mencarinya di antara hadirin tanpa hasil. Dia mengatakan dia yakin Johnson dan Farage dapat bekerja sama dengan baik, katanya.
Namun, menurut beberapa kabar sebelumnya, Johnson disebut mengesampingkan pakta dengan Farage.
Donald Trump telah menyatakan dukungannya terhadap Boris Johnson dalam beberapa hari terakhir, bersamaan dengan pengulangan kritik bahwa Theresa May tidak berhasil memenangkan dukungan atas rencana Brexit-nya.
"Karena dia (Theresa) mengabaikan nasihat saya untuk menangani (Brexit)," pungkas Trump.
Boris Johnson Menang dengan Selisih Tegas
Hasil jajak pendapat di Parlemen Inggris menunjuk Boris Johnson sebagai calon terkuat untuk menjabat Perdana Menteri Inggris yang baru.
Johnson menang suara sebagai pemimpin Konservatif, mengalahkan Jeremy Hunt dalam pemilihan kepemimpinan partai.
Mantan wali kota London, yang telah lama digadang untuk memimpin negaranya, memenangkan pemilihan dengan selisih tegas antara 92.153 dan 46.656 suara, atau dengan kata lain sebanyak 66 persen.
Adapun tingkat partisipasinya adalah 87,4 persen di antara 159.320 anggota partai.
Dalam pidato pertamanya setelah dinyatakan memang, Boris Johnson secara spontan mengakui bahwa bahkan beberapa pendukungnya sendiri mungkin "cukup bertanya-tanya apa yang telah mereka lakukan" saat memilihnya.
Dia mengatakan bahwa pada momen penting dalam sejarah, partainya harus menunjukkan "kemampuan untuk menyeimbangkan naluri yang bersaing, mengawinkan keinginan untuk mempertahankan hubungan dekat dengan Uni Eropa, dan keinginan untuk pemerintahan sendiri yang demokratis di negara ini".
Boris Johnson berseru kepada hadirin yang terdiri dari para menteri dan staf partai tentang mantra kampanyenya: "Wujudkan Brexit, satukan negara dan kalahkan Jeremy Corbyn (pemimpin Partai Buruh)."
Advertisement
Donald Trump Dielu-Elukan Pendukung Muda
Sementara itu, Donald Trump disambut dengan sorak sorai saat berpidato di hadapan hampir 1.500 remaja, dalam agenda Turning Point USA Student Action Summit, yang digelar di salah satu besar di Washington DC.
Banyak dari remaja itu mengenakan topi merah bertuliskan "Make America Great Again", yang menjadi slogan kampanye Trump pada pemilu presiden AS 2016.
Bahkan, pada satu titik, seorang wanita muda berteriak "Aku mencintaimu!" ke arah Trump.
Tepuk tangan riuh juga tampak setelah pemutaran sebuha film biografi singkat yang berisi klaim bahwa sang presiden ahli dalam olahraga futbol, gulat, sepak bola, dan baseball.
Trump juga menyematkan cuplikan pernyataan "saya suka memang", dan berjanji akan membangun tembok perbatasan di selatan.
Ketika cuplikan dari debat presiden 2016 muncul di layar, Hillary Clinton dicemooh. Dan ketika sebuah klip mengutip Trump yang berkata kepadanya, "Karena Anda akan berada di penjara", muncul lebih banyak sorak sorai.
Simak video pilihan berikut: