19-11-1493: Penemuan Puerto Rico oleh Penjelajah Legendaris Columbus

Columbus sempat mengira telah menepi di Asia. Entah itu di India, China, Jepang, atau Indonesia yang sejak dulu terkenal kaya rempah-rempah.

oleh Afra Augesti diperbarui 19 Nov 2019, 06:00 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2019, 06:00 WIB
Surat Christopher Columbus
Salah satu halaman dari salinan surat asli yang ditulis oleh Christopher Columbus pada abad ke-15, dipamerkan di Vatikan, Kamis, 14 Juni 2018. (AP)

Liputan6.com, Jakarta - 19 November 1493 menjadi hari bersejarah yang dikenang umat manusia. Hari itu, Christopher Columbus sedang berlayar ke Dunia Baru untuk kedua kalinya. Ia berlabuh di sebuah pulau yang dihuni sekitar 50.000 orang suku Indian Taino atau Arawak.

Columbus mencatat dalam jurnal bahwa penduduk asli tersebut adalah orang-orang yang lembut dan bisa dipercaya, yang bisa dengan mudah diperbudak demi keuntungan Spanyol, demikian Liputan6.com kutip dari situs US History. 

Warga lokal antusias menyambut tamu-tamu yang mana adalah rombongan Colombus, tetapi di sinilah bencana dimulai.

Para pemimpin suku Taino membuat kesalahan besar, dengan menunjukkan sungai yang kaya akan bongkahan kecil emas. Ia dengan tak segan memberi tawaran kepada Colombus untuk mengambil seberapapun yang dia butuhkan, berapapun jumlahnya.

Dari situlah, konon, Spanyol menjadikan pulau itu sebagai negeri jajahannya demi mendapatkan logam mulia.

Para pendatang menamakan tempat tersebut "San Juan Bautista", yang berasal dari St John the Baptist atau Santo Yohanes Pembaptis. Sedangkan kota di mana Colombus cs tiba dinamai Puerto Rico, karena potensi sumber daya alam melimpah yang dimilikinya.

Selama di sana, Columbus mendirikan pemukiman di wilayah Isabella, lokasi di mana emas pertama kali ditemukan. Namun, kondisi Isabella amat buruk, para pemukim hanya berusia pendek.

Columbus lalu menjelajahi bagian pedalaman untuk mencari emas dan mendirikan benteng. Kemudian, ia meninggalkan Isabella. Ia berlabuh lagi mengarungi laut lepas menggunakan 3 kapal, dalam upayanya menemukan daratan China --yang ia yakini dekat dengan Puerto Rico.

Malangnya, ini adalah sebuah perkiraan yang salah kaprah. Ia justru mendarat di wilayah yang kini dinamakan Kuba, lalu Jamaika.

"Selama 1494, Columbus menghabiskan banyak waktu untuk menjelajahi pulau-pulau lain, terutama Jamaika dan Kuba selatan. Dia tidak mencoba untuk mengelilingi Kuba, namun yakin bahwa itu adalah bagian dari China," demikian dikutip dari US History.

 

Tak Pernah Sampai di Dunia Baru

Christopher Columbus. (Public Domain)
Christopher Columbus. (Public Domain)

Sejak memulai perjalanan dari Palos, Spanyol, pada awal Agustus 1492, Columbus pikir ia bisa mencapai Asia dengan terus berlayar ke barat.

Sejak menyentuh daratan pertama, ia yakin sudah mencapai Asia, hanya tak tahu persis apakah itu di India, China (yang dulu dikenal di Eropa sebagai Cathay), Jepang (Cipango), atau Indonesia (Spice Islands atau kepulauan yang kaya dengan rempah-rempah).

Anehnya, Columbus tak pernah mencapai Dunia Baru yang diimpikannya. Ia bahkan tak tahu bahwa ia telah menemukan Amerika. Hingga kematiannya pada 20 Mei 1506, sang penjelajah mengklaim sudah berlabuh di Asia.

Sementara itu, Puerto Rico lantas menjadi koloni Spanyol selama lebih dari 400 tahun, dari 1493 sampai 1898. Hingga kini, hari ketika Puerto Rico ditemukan, yakni pada 19 Desember, dirayakan sebagai hari nasional.

"Pada perayaan ditemukannya Puerto Rico atau Día del Descubrimiento de Puerto Rico dalam Bahasa Spanyol, sekolah dan perkantoran diliburkan. Parade besar-besaran digelar di jalanan," demikian Liputan6.com kutip dari situs A Global World. 

Selain peristiwa ditemukannya Puerto Rico oleh Christopher Columbus, 19 November juga diwarnai sejumlah peristiwa penting.

Pada 1905, 100 orang tenggelam di  English Channel atau Selat Inggris saat kapal selam Hilda karam.

Kemudian, Pangeran Ranier III dimahkotai sebagai Raja ke-30 Monako. Pria darah biru itu terkenal di luar Eropa sebagai suami aktris Amerika Serikat, Grace Kelly.

Lalu, pada 19 November 1985, Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan dan Sekjen Partai Komunis Uni Soviet Mikhail Gorbachev bertemu untuk kali pertamanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya