5 Negara yang Lockdown Jilid II Akibat Virus Corona COVID-19

Berbagai negara memutuskan lockdown lagi akibat Virus Corona (COVID-19).

oleh Tommy K. Rony diperbarui 02 Jul 2020, 18:35 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2020, 18:35 WIB
Penampakan Grafiti Virus Corona untuk Tingkatkan Kesadaran Masyarakat India
Petugas kepolisian India berdiri disamping grafiti yang mengilustrasikan virus corona di Bangalore (3/4/2020). Grafiti tersebut dibuat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar mematuhi lockdown yang diberlakukan pemerintah India sebagai langkah pencegahan COVID-19. (Xinhua/Stringer)

Liputan6.com, Jakarta - Lockdown atau karantina wilayah ternyata tak cukup dilakukan satu kali untuk meredam Virus Corona COVID-19 di sejumlah negara. Terbukti, beberapa negara mulai kembali membatasi gerak masyarakat. 

Kebijakan lockdown yang diterapkan ada yang level nasional, ada pula yang level regional. Pada lockdown tipe regional, sasaran lockdown adalah kota-kota tertentu yang kasusnya kembali naik. 

China bahkan kembali melaksanakan lockdown, meski tidak separah di Wuhan beberapa bulan yang lalu. Lockdown jilid II tampak menjadi pilihan ketimbang adanya gelombang kedua Virus Corona baru. 

Berikut lima negara yang mulai menerapkan lockdown jilid II, baik itu secara nasional atau regional: 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

1. Kazakhstan

Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev.
Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev. Dok: Twitter @TokayevKZ

Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev mengumumkan negaranya akan masuk ke lockdown jilid II pada pekan depan. Kasus di Kazakhstan terpantau melonjak tinggi dalam dua pekan terakhir.

Kazakhstan sebetulnya baru saja keluar dari masa darurat akibat Virus Corona pada Mei lalu. Kini, Presiden Tokayev berkata lockdown jilid II dapat terus diperpanjang.

"Pemerintah telah menyerahkan rencanana karantina selama dua minggu dimulai pada 5 Juli (dengan kemungkinan perpanjangan)," ujar Presiden via Twitter, Kamis (7/2/2020).

Berdasarkan data CoronaTracker, total kasus corona di Kazakhstan telah mencapai 41 ribu kasus.

2. Kota Leicester di Inggris

Gambar ilustrasi ini dengan izin dari National Institutes of Health pada 27 Februari 2020. Menunjukkan mikroskopis elektron transmisi SARS-CoV-2 juga dikenal sebagai 2019-nCoV, virus yang menyebabkan Corona COVID-19. (AFP/National Institutes of Health).
Gambar ilustrasi ini dengan izin dari National Institutes of Health pada 27 Februari 2020. Menunjukkan mikroskopis elektron transmisi SARS-CoV-2 juga dikenal sebagai 2019-nCoV, virus yang menyebabkan Corona COVID-19. (AFP/National Institutes of Health).

Kota Leicester, Inggris, akan memberlakukan lockdown atau karantina wilayah setelah mengalami peningkatan kasus baru Virus Corona COVID-19.

Menurut laporan Sunday Times, Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel mengkonfirmasi kebenaran rencana lockdown itu dan mengatakan pemerintah sedang mempertimbangkan langkah tersebut. 

Belum jelas kapan kota itu akan masuk tahap lockdown.

Menteri Kesehatan Inggris  Matt Hancock mengungkapkan, bahwa penerimaan pasien di rumah sakit di Leicester antara waktu enam dan sepuluh sehari lebih tinggi daripada di kota lain.

Ia kemudian meminta pemerintah untuk mengambil "keputusan sulit tetapi penting," demi keselamatan kota dengan populasi yang diperkirakan jumlahnya mencapai 350.000 itu.

3. Wilayah Hebei di China

Dalam lawatannya ke Indonesia pada 2-3 Oktober 2013, Presiden Xi Jinping mengusulkan konsep Jalur Sutra Maritim Abad ke-21 atau 21st Century Maritime Silk Road
Dalam lawatannya ke Indonesia pada 2-3 Oktober 2013, Presiden Xi Jinping mengusulkan konsep Jalur Sutra Maritim Abad ke-21 atau 21st Century Maritime Silk Road

China memberlakukan penguncian ketat pada hampir setengah juta orang di Provinsi Hebei sebagai upaya mengurangi penyebaran Virus Corona COVID-19 pada Minggu, 28 Juni 2020.

Kebijakan ini diterapkan setelah pihak berwenang memperingatkan wabah itu masih menjadi ancaman. Bisa semakin parah dan rumit, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Senin, 29 Juni 2020.

Para pejabat kesehatan mengatakan, wilayah Anxin--sekitar 150 km dari Beijing--akan "sepenuhnya tertutup dan dikendalikan".

Langkah-langkah ketat itu sama dengan yang diterapkan pada puncak pandemi di Kota Wuhan awal tahun ini.

"Hanya satu orang dari setiap keluarga yang diizinkan keluar sehari sekali untuk membeli kebutuhan seperti makanan dan obat-obatan," kata satuan tugas pencegahan epidemi di kabupaten itu dalam sebuah pernyataan.

3. North Rhine-Westphalia di Jerman

FOTO: 6 Negara dengan Kasus Corona COVID-19 Tertinggi di Dunia
Dokter Beate Krupka (tengah) memeriksa Clara terkait virus corona COVID-19 di Distrik Kreuzberg, Berlin , Jerman, Rabu (8/4/2020). Berdasarkan data Worldmeters per Minggu (12/4/2020), jumlah kasus COVID-19 di Jerman sebanyak 125.452 terinfeksi dan 2.871 meninggal. (Michael Kappeler/dpa via AP)

Jerman memberlakukan kembali penutupan wilayah atau lockdown di dua distrik bagian barat North Rhine-Westphalia yang berdampak pada ratusan ribu orang. Hal itu dilakukan otoritas setempat menyusul merebaknya Virus Corona COVID-19 di pabrik pengolahan daging.

Ini adalah yang terbaru dari serangkaian perebakan di pabrik pengolahan daging di seluruh dunia. Pandemi itu menimbulkan kekhawatiran di Eropa bahwa pelonggaran pembatasan terkait Corona COVID-19 bisa memicu gelombang kedua pandemi.

Otoritas negara itu memberlakukan pembatasan lokal pada Selasa 23 Juni di dua distrik Jerman, hanya beberapa minggu setelah Jerman membuka kembali bisnisnya secara nasional.

5. Victoria di Australia

Bendera Australia (iStockphoto via Google Images)
Bendera Australia (iStockphoto via Google Images)

Victoria, yang merupakan negara bagian terpadat kedua di Australia, pada Minggu 21 Juni kemarin memperpanjang status daruratnya selama empat pekan hingga 19 Juli. 

Australia kini tengah berjuang untuk melawan lonjakan infeksi Virus Corona dengan adanya peningkatan penularan lokal. 

Langkah itu diberikan sehari setelah Australia mengumumkan akan memberlakukan kembali pembatasan untuk pengunjung ke rumah warga.

Kebijakan tersebut membatasi kunjungan rumah warga menjadi lima orang dan pertemuan luar ruangan menjadi 10, yang dimulai pada Senin lalu. 

 Sebelum pembatasan itu, pada 1 Juni, pelonggaran sudah diberikan, yang mengizinkan kunjungan rumah warga hingga 20 orang dan pertemuan. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya