Jakarta Larang Kantong Kresek, 6 Negara Ini Penghasil Sampah Plastik Terbesar di Dunia

Menggunungnya sampah plastik di Indonesia menjadi salah satu alasan pemerintah daerah menerapkan larangan ini. Total volume sampah plastik di Indonesia tercatat mencapai 64 juta ton per tahun.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 02 Jul 2020, 20:10 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2020, 20:10 WIB
Nasib Pedagang Plastik
Abdullah merapikan kantong ramah lingkungan yang juga dijual di Pasar Tebet Barat, Jakarta, Selasa (30/6/2020). Meski dirinya juga telah menjual kantong ramah lingkungan, namun minat beli masyarakat tetap masih rendah. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Warga ibu kota harus mulai membiasakan diri untuk membawa kantong sendiri ketika bepergian terutama saat berbelanja. Sebab, mulai 1 Juli 2020, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melarang penggunaan kantong plastik sekali pakai.

Jakarta sebenarnya bukan satu-satunya daerah di Indonesia yang melarang penggunaan kantong plastik. Sebelumnya, telah ada sejumlah daerah yang menerapkan aturan serupa seperti Denpasar, Bogor, Banjarmasin, Balikpapan, Bekasi dan Semarang.

Menggunungnya sampah plastik di Indonesia menjadi salah satu alasan pemerintah daerah menerapkan larangan ini. Total volume sampah kantong plastik di Indonesia tercatat mencapai 64 juta ton per tahun di mana 3,2 juta ton per tahun masuk ke laut.

Dengan kondisi ini, Indonesia tercatat sebagai negara penyumbang sampah plastik di laut terbesar kedua di dunia.

Sejumlah negara ini masuk dalam daftar penghasil sampah plastik terbanyak di dunia. Bukan itu saja, negara ini ada yang termasuk sebagai pengekspor dan pengimpor sampah plastik.

Seperti dikutip dari laman indiatimes.com, Kamis (2/7/2020) berikut 6 negara penghasil sampah kantong plastik terbesar di dunia:

 

1. China

Bendera China
Ilustrasi (iStock)

Selama bertahun-tahun, China adalah pusat 'sampah' karena mengimpor sampah dari beberapa negara di dunia, tetapi itu berubah setelah Beijing melarang 24 jenis memo memasuki perbatasannya mulai Januari 2018 lalu.

Larangan ini dipuji sebagai kontribusi besar-besaran dalam upaya penghijauan oleh para pencinta lingkungan, tetapi hanya karena tidak mengimpor limbah dari negara lain, tidak berarti bahwa negara itu tidak menghasilkan sampah sendiri.

Dengan jumlah penduduk yang telah menyentuh angka miliaran orang, tak heran jika negara ini menduduki peringkat pertama sebagai penghasil sampah plastik di dunia.

 

2. Indonesia

Ilustrasi Cuaca Jakarta
Cuaca Jakarta Cerah Berawan (Istimewa)

Pada 2018 lalu, seorang penyelam menangkap sebuah gambar yang menyedihkan tentang lingkungan Indonesia.

Keadaan menyedihkan tentang bagaimana plastik mengambil alih pantai dan seluruh garis pantai adalah yang disorot oleh penyelam tersebut.

Dalam hal pengelolaan limbah plastik, Indonesia adalah salah satu yang terburuk di dunia.

 

3. Inggris

Ilustrasi London.
Ilustrasi London. (iStockphoto)

Sekarang banyak peneliti dan ilmuwan mengatakan bahwa dunia akan segera dibanjiri oleh limbah plastik, tahu akan hal itu Inggris memiliki peran besar untuk menghentikannya.

Sebab, negara itu juga menduduki sebagai penghasil limbah plastik terbesar.

Awalnya, negara ini hanya mengekspor semua limbahnya ke tempat-tempat seperti China dan negara-negara lain. Tetapi sekarang China melarang impor 30 jenis limbah, termasuk plastik.

 

4. Filipina

Ilustrasi bendera Filipina (AFP/Noel Cells)
Ilustrasi bendera Filipina (AFP/Noel Cells)

Filipina adalah salah satu dari lima negara yang menghasilkan setengah dari sampah plastik dunia.

Data dari studi tahun 2015 menunjukkan bahwa Filipina membuang 6.237.653 kg (6875,84 ton) plastik per hari, di mana 81 persen salah kelola, klaim PBB.

 

5. Thailand

Ilustrasi bendera Thailand (AP/Sakchai Lalit)
Ilustrasi bendera Thailand (AP/Sakchai Lalit)

Bukan hanya paus pilot yang mati setelah menelan plastik, sejumlah hewan juga pernah jadi korban keganasan sampah plastik.

Thailand gagal total dalam pengelolaan limbah plastiknya dan berada di antara konsumen plastik terkemuka di dunia. Insiden paus mati hanya menyoroti beberapa kasus serius. Sebelumnya ada kasus-kasus lain.

 

6. Vietnam

ilustrasi bendera Vietnam (AFP)
ilustrasi bendera Vietnam (AFP)

Beberapa pantai di Vietnam memiliki lebih banyak plastik daripada pasir. Itu adalah kalimat yang menggambarkan betapa buruknya keadaan itu.

Helm plastik, perabot plastik hingga botol adalah beberapa elemen yang telah mengambil alih keindahan pantai di Vietnem.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya