Ilmuwan Afrika Selatan Deteksi Varian Baru Virus Corona COVID-19

Ilmuwan Afrika Selatan mendeteksi varian baru COVID-19 dengan banyak mutasi. Seberapa menular?

oleh Natasha Khairunisa AmaniLiputan6.com diperbarui 31 Agu 2021, 17:54 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2021, 17:54 WIB
FOTO: Afrika Selatan Lockdown, Polisi dan Tentara Patroli di Jalanan
Sejumlah polisi membujuk seorang warga untuk pulang ke rumah di Johannesburg, Afrika Selatan, Senin (30/3/2020). Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menetapkan karantina wilayah atau lockdown nasional selama 21 hari untuk mencegah penularan virus corona COVID-19. (Xinhua/Yeshiel Panchia)

Liputan6.com, Jakarta - Ilmuwan Afrika Selatan mendeteksi varian baru Virus Corona COVID-19 dengan banyak mutasi. Tetapi para ilmuwan tersebutĀ belum menentukan apakah virus itu lebih menular atau mampu menembus kekebalan dari vaksin atau infeksi sebelumnya

Seperti dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (31/8/2021),Ā varian baru COVID-19 ituĀ dikenal sebagai C.1.2, dan pertama kali terdeteksi pada Mei 2021.

Varian tersebut juga sudahĀ menyebar ke sebagian besar provinsi di Afrika Selatan dan ke tujuh negara lain di Afrika, Eropa, Asia, dan Oseania, menurut penelitian yang belum ditinjau oleh rekan sejawat.

Virus itu mengandung banyak mutasi yang terkait varian lain dengan peningkatan penularan dan penurunan sensitivitas terhadap antibodi penetralisir. Namun mereka terjadi dalam campuran yang berbeda dan ilmuwan belum yakin bagaimana mereka mempengaruhi perilaku virus.

Ā 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tes Laboratorium Sedang Dilakukan

FOTO: [CERITA] Pemusalaran Korban COVID-19 di Soweto
Para pengurus memindahkan jenazah pasien virus corona COVID-19 di rumah duka AVBOB, Soweto, Afrika Selatan, 21 Juli 2020. (MARCO LONGARI/AFP)

Tes laboratorium kini sedang dilakukan untuk menentukan seberapa baik varianĀ C.1.2 dinetralkan oleh antibodi.

Afrika Selatan adalah negara pertama yang mendeteksi varian Beta, satu dari hanya empat yang disebut "mengkhawatirkan" oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Varian Beta,Ā diyakini lebih mudah menular dibandingkan versi asli Virus Corona yang menyebabkan COVID-19.

Terdapat bukti bahwa vaksin kurang ampuh untuk melawan varian Beta. Masalah itu membuat beberapa negara membatasi perjalananĀ dari dan ke Afrika Selatan.Ā 

Infografis 8 Tips Nyaman Pakai Masker Cegah COVID-19

Infografis 8 Tips Nyaman Pakai Masker Cegah Covid-19
Infografis 8 Tips Nyaman Pakai Masker Cegah COVID-19 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya