Liputan6.com, Washington D.C - Presiden Amerika Serikat Joe Biden bertemu dengan Presiden Ukraina Volodmyr Zelenskiy di Gedung Putih pada Rabu (1/9) waktu setempat.Â
Dalam pertemuan itu, Biden mengatakan kepada Zelenskiy bahwa AS berkomitmen kuat terhadap integritas wilayah Ukraina dan menawarkan bantuan keamanan baru senilai US$ 60 juta saat negara itu menghadapi agresi Rusia, seperti dikutip dari Channel News Asia, Kamis (2/9/2021).
Baca Juga
"Amerika Serikat tetap berkomitmen kuat terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia," kata Biden pada awal pertemuan dengan Zelenskiy di Oval Office, Gedung Putih.
Advertisement
"Hari ini kita akan membahas bagaimana AS dapat terus mendukung Ukraina karena memajukan agenda reformasi demokrasinya," tutur Joe Biden.
Kedua pemimpin, pada pertemuan tatap muka pertama mereka sejak Biden menjabat pada Januari 2021, juga diperkirakan akan membahas pipa Nord Stream 2, yang dikhawatirkan Ukraina dapat digunakan oleh Rusia sebagai senjata geopolitik, di antara masalah lainnya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bahas Peluang Ukraina Bergabung dengan Aliansi Militer NATO
Dalam sambutannya, Zelenskiy membahas Nord Stream 2 dan mengatakan dia akan berusaha mendengar visi Biden tentang peluang Ukraina bergabung dengan aliansi militer NATO dan kerangka waktu untuk langkah tersebut.
Sebelumnya, pada Juni 2021, Zelenskiy mengatakan kepada wartawan bahwa dia menginginkan jawaban yang jelas dari Biden kepada Ukraina tentang rencana untuk bergabung dengan Organisasi Perjanjian Atlantik Utara.
Ia juga mendesak anggota NATO untuk mempercepat masuknya Ukraina setelah kebuntuan dengan Rusia tahun ini di mana Rusia mengumpulkan pasukan tambahan dan peralatan militer di dekat perbatasan Ukraina.
NATO juga percaya Ukraina perlu mengadopsi lebih banyak reformasi politik sebelum mendapatkan keanggotaan.
Kunjungan Zelenskiy ke Gedung Putih terjadi setelah ia memainkan peran penting dalam proses yang mengarah pada pemakzulan pertama mantan Presiden AS Donald Trump.
Diketahui, Ukraina dan Rusia telah berselisih sejak Rusia mencaplok semenanjung Krimea dari Ukraina pada 2014, dan mendukung separatis dalam konflik di wilayah Donbass timur Ukraina, yang menurut Ukraina telah menewaskan 14.000 orang.
Advertisement