Liputan6.com, Mekkah - Rencana Arab Saudi untuk membuat ibadaha Haji dapat dilakukan di metaverse memicu kontroversi. Banyak pihak menyebut itu tidak akan dianggap sebagai "haji yang sebenarnya".
Suara penolakan juga disampaikan pihak Kepresidenan Urusan Agama Turki (Diyanet).
Advertisement
Baca Juga
Diskusi dimulai ketika Arab Saudi membawa situs paling suci umat Islam ke zaman metaverse dengan inisiatif baru pada Desember 2021, seperti dikutip dari laman hurriyetdailynews, Selasa (8/2/2022).
Dengan metaverse, umat muslim disebut memungkinkan untuk melihatnya secara virtual. Melihat kota Mekah dari rumah mereka.
Metaverse menyebutnya "Virtual Black Stone Initiative" di mana pengguna dapat melihat Hajr Aswad secara virtual.
"Inisiatif ini memungkinkan umat Islam untuk melihat Hajr Aswad secara virtual sebelum ziarah ke Mekah,” kata pejabat Arab Saudi dalam sebuah pernyataan saat mengumumkan inisiatif tersebut.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Muncul Perdebatan di Media Sosial
Namun, inisiatif tersebut menimbulkan kontroversi di antara beberapa Muslim di seluruh dunia yang mempertanyakan di media sosial apakah "haji di metaverse" dapat dianggap sebagai "ibadah yang nyata."
Di antara mereka ada Muslim di Turki yang menanyakan pertanyaan yang sama kepada Diyanet.
"Haji di metaverse ini tidak dapat terjadi," kata Remzi Bircan, direktur Departemen Layanan Haji dan Umrah Diyanet.
"Orang-orang beriman dapat mengunjungi Ka'bah di metaverse, tetapi itu tidak akan pernah dianggap sebagai calon haji yang nyata," katanya dan menambahkan: "Kaki orang harus menyentuh tanah suci."
Advertisement
Yang Berangkat Haji 2022 Adalah Jemaah 2020
Pemerintah Indonesia belum menerima kepastian dari Kerajaan Arab Saudi mengenai ada tidaknya kuota pemberangkatan jemaah haji asal Indonesia. Kendati begitu Kementerian Agama (Kemenag) terus mempersiapkan penyelenggaraan jemaah haji 1443 H/2022 M.
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan bakal memprioritaskan calon jemaah haji yang berhak berangkat di tahun 2020 jika ada keberangkatan jemaah haji 2022.
"Jemaah haji yang diberangkatkan pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 1443 H/2022 M adalah jemaah haji berhak berangkat tahun 1441 H atau 2020 M," ujar dia dalam rapat bersama Komisi VIII DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Senin 17 Januari 2022.
Garuda Indonesia Siapkan Pesawat Haji 2022
Garuda Indonesia memastikan kesiapan armada untuk digunakan pemberangkatan haji jemaah asal Indonesia. Meski, maskapai pelat merah ini masih menunggu kepastian dari pemerintah Arab Saudi terkait pembukaan haji dari Indonesia.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra memastikan armada yang akan digunakan nantinya dalam keadaan layak dan serviceable. Setidaknya ada dua jenis pesawat yang akan digunakan.
"Sebagai national flag carrier tentunya Garuda Indonesia berkomitmen untuk senantiasa berada di garda terdepan dalam menghadirkan konektivitas udara ke Tanah Suci bagi calon Jemaah Haji Indonesia melalui layanan penerbangan yang aman dan nyaman," katanya dalam keterangan resmi, Selasa 18 Januari 2022.
"Termasuk memastikan aspek opersional dan layanan penerbangan Haji utamanya melalui konsistensi penerapan protocol kesehatan pada seluruh lini operasional," imbuh dia.
Advertisement