Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 99 persen orang di Bumi menghirup udara yang mengandung terlalu banyak polutan, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin (4 April), menyalahkan kualitas udara yang buruk sebagai penyebab jutaan kematian setiap tahun.
Dilansir dari laman Channel News Asia, Selasa (5/4/2022), data terbaru dari badan kesehatan PBB menunjukkan bahwa setiap sudut dunia menghadapi polusi udara, meskipun masalahnya jauh lebih buruk di negara-negara miskin.
Baca Juga
"Hampir seluruh populasi global (99 persen) menghirup udara yang melebihi batas kualitas udara WHO, dan mengancam kesehatan mereka," kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan.
Advertisement
Dalam laporan sebelumnya empat tahun lalu, WHO telah menemukan bahwa lebih dari 90 persen populasi global terkena dampaknya, tetapi sejak itu memperketat batasannya, katanya.
"Basis bukti untuk kerusakan yang disebabkan oleh polusi udara telah berkembang pesat dan menunjukkan kerusakan signifikan yang disebabkan oleh tingkat polusi udara yang rendah sekalipun," kata WHO.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sempat Tertolong Pandemi
Sementara data PBB tahun lalu menunjukkan bahwa penguncian pandemi dan pembatasan perjalanan menyebabkan peningkatan kualitas udara yang berumur pendek, WHO mengatakan polusi udara tetap menjadi masalah yang menjulang.
"Setelah selamat dari pandemi, tidak dapat diterima untuk masih memiliki 7 juta kematian yang dapat dicegah dan tahun-tahun kesehatan yang hilang yang tak terhitung jumlahnya yang dapat dicegah karena polusi udara," Maria Neira, kepala departemen kesehatan masyarakat dan lingkungan WHO, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Studi WHO menyediakan data kualitas udara dari lebih dari 6.000 kota besar dan kecil di 117 negara.
Temuan itu mengkhawatirkan, kata organisasi itu, dan menyoroti pentingnya membatasi penggunaan bahan bakar fosil dengan cepat.Â
Advertisement