Liputan6.com, Kiev - Pasukan Rusia dilaporkan telah menghancurkan sebuah pabrik amunisi di daerah Kiev, Ukraina. Demikian menurut Kementerian Pertahanan Rusia pada Minggu 17 April 2022.
"Selama malam hari, rudal berbasis udara presisi tinggi menghancurkan sebuah pabrik amunisi di dekat (Kota) Brovary di daerah Kiev," kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov dalam taklimat harian seperti dikutip dari Xinhua Senin (18/4/2022).
Baca Juga
Igor Konashenkov menambahkan bahwa 29 orang militan, termasuk tentara bayaran asing, tewas dalam proses penyelamatan sandera Rusia dari sebuah masjid di Kota Mariupol, Ukraina timur.
Advertisement
Pihak kementerian mengatakan pasukan Rusia telah menghancurkan 134 pesawat, 249 sistem rudal antipesawat, 470 pesawat nirawak (unmanned aerial vehicle), 2.290 tank dan kendaraan tempur lapis baja lainnya, 254 peluncur roket ganda, 992 artileri medan dan mortar, serta 2.166 unit kendaraan militer khusus milik pasukan Ukraina.
Perang Rusia Ukraina Tewaskan Satu Jenderal Moskow Lagi
Sementara itu, Gubernur St. Petersburg mengkonfirmasi bahwa seorang jenderal lainnya telah tewas di tengah invasi Rusia, menghormatinya dalam sebuah upacara pada Sabtu 16 April 2022, media Rusia melaporkan.
Wakil komandan Angkatan Darat ke-8, Mayor Jenderal Vladimir Petrovich Frolov, tewas saat berperang melawan Ukraina, kantor berita Rusia melaporkan, mengutip layanan pers administrasi St. Petersburg.
"Hari ini kami mengucapkan selamat tinggal kepada pahlawan sejati. Vladimir Petrovich Frolov meninggal secara heroik dalam pertempuran dengan nasionalis Ukraina," kata Gubernur Alexander Beglov, kantor berita negara Rusia Tass melaporkan, mengutip layanan pers seperti dikutip dari The Hill, Minggu 17 April.Â
"Dia mengorbankan hidupnya agar anak-anak, wanita, dan orang tua di Donbas tidak lagi mendengar ledakan bom. Untuk berhenti menunggu kematian dan meninggalkan rumah, untuk mengucapkan selamat tinggal seolah-olah itu adalah yang terakhir kalinya."
Gubernur menyebut Frolov sebagai "patriot sejati" dan "berani," dan menambahkan bahwa dia "memenuhi tugas militer dan kemanusiaannya," menurut surat kabar online St. Petersburg, Fontanka.
Beberapa jenderal Rusia lainnya dan personel militer tinggi dilaporkan tewas di tengah invasi Rusia yang sedang berlangsung terhadap tetangganya, termasuk wakil komandan Tentara Gabungan ke-41 Distrik Militer Pusat Andrei Sukhovetsky; Mayor Jenderal Vitaly Gerasimov, Letnan Jenderal Yakov Rezantsev; dan Kolonel Sergei Sukharev, komandan elit Resimen Lintas Udara Pengawal 331.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ukraina Tolak Damai dengan Rusia Jika Harus Lepas Wilayah Timur
Presiden Ukraina Volodymr Zelensky menolak untuk melepaskan bagian timur negaranya demi perdamaian dengan Rusia. Militer Ukraina disebut siap melawan militer Rusia. Menurut data Global Fire Power, militer Rusia adalah yang terkuat di Eropa.
Daerah yang jadi permasalahannya adalah Donbas di timur Ukraina. Pasukan rezim Vladimir Putin telah masuk ke wilayah itu sebagai salah satu jalur invasi ke Ukraina, sebelumnya Putin mendukung separatisme di sana.
Pada interview bersama CNN, Presiden Zelensky berkata dirinya tidak percaya dengan militer dan kepemimpinan Rusia. Ia bertekad untuk berdiri tegak di Donbass, sebab jika dibiarkan maka tak tertutup kemungkinan Rusia kembali menyerang ibu kota Kyiv.
"Inilah mengapa sangat penting bagi kami untuk tidak membiarkan mereka, untuk berdiri tegak di posisi kami, sebab pertempuran ini dapat mempengaruhi jalannya perang ini," ujar Presiden Zelensky, dikutip situs pemerintah Ukraina, Ukrinform, Senin (18/4/2022).
"Saya tidak percaya dengan militer Rusia dan kepemimpinan Rusia," ujar aktor yang menjadi politikus itu.
Lebih lanjut, Presiden Zelensky berkata sulit percaya dengan negara-negara tetangganya setelah ada konfik dengan Rusia. Ia menyebut hanya percaya pada rakyat Ukraina, serta negara-negara yang mendukung lewat aksi nyata.
Terkait diplomasi, Presiden Ukraina menyebut siap melakukan itu demi mengakhiri perang, tetapi serang-serangan Rusia membuat Ukraina sulit melakukan hal tersebut. Zelensky menolak bicara hanya karena ultimatum Rusia.
"Apa harga dari semua ini? Rakyat. Rakyat yang sudah banyak terbunuh. Dan siapa yang harus membayar semua ini? Ukraina. Hanya kami," ujar Presiden Volodymyr Zelensky.
Advertisement
Deadline Ultimatum Rusia Berakhir, Ukraina Pilih Lawan Hingga Akhir di Mariupol
 Rusia mengklaim berhasil menguasai kota Mariupol di Ukraina. Kota itu menjadi sasaran invasi Rusia karena posisinya yang strategis. Pihak Rusia telah mengirimkan ultimatum bagi prajurit Ukraina untuk menyerah, tetapi ultimatum itu tak dipatuhi.
Menurut laporan AP News, Senin (18/4/2022), melaporkan bahwa sebagian besar kota Mariupol telah hancur. Jatuhnya Mariupol ke tangan Rusia bisa menjadi kemenangan besar bagi Rusia yang mencoba mengendalikan wilayah industri timur Ukraina.
Pemerintah Ukraina berkata para prajurit sudah terkepung prajurit Rusia. Namun, para prajurit Ukraina yang bertahan di Mariupol mengabaikan ultimatum menyerah atau mati yang diberikan Rusia.
Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal berkata bahwa negaranya akan terus bertempur hingga akhir.
"Kita tentunya akan bertempur hingga akhir, hingga menang, di perang ini," ujarnya dalam wawancara dengan ABC. Ia pun menegaskan bahwa Mariupol masih belum jatuh.Â
"Masih ada pasukan militer kami, prajurit-prajurit kami, sehingga mereka akan bertarung hingga akhir dan saat ini mereka masih di Mariupol," ujarnya. PM Ukraina menyebut negaranya juga siap untuk berdiplomasi jika memungkinkan, tetapi Ukraina tidak berniat untuk menyerah.
Selama perang berlangsung, warga Mariupol menderita karena akses listrik dan air bersih terdampak karena serangan Rusia.Â
Sementara, CNN melaporkan bahwa pihak Ukraina menyebut Rusia menutup akses masuk Mariupol. Mereka juga menggunakan sistem perizinan bagi masyarakat yang ingin bergerak di dalam kota Mariupol.
Presiden Ukraina Imbau Dunia soal Ancaman Senjata Kimia dan Nuklir Rusia
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dunia harus siap atas potensi Presiden Rusia Vladimir Putin menggunakan senjata nuklir dalam konflik saat ini di Eropa.
Berbicara di Kiev, Zelensky menyuarakan kekhawatirannya bahwa Presiden Rusia juga dapat siap untuk menggunakan senjata kimia terhadap Ukraina, demikian seperti dikutip dari Evening Standard, Senin (18/4/2022).
Ditanya apakah dia khawatir tentang prospek serangan nuklir oleh CNN, Zelensky mengatakan, "Tidak hanya saya--di seluruh dunia, semua negara harus khawatir."
Dia menambahkan: "Senjata kimia ... Mereka bisa melakukannya, bagi mereka kehidupan orang-orang bukanlah apa-apa. Itu sebabnya. Kita harus berpikir untuk tidak takut, tidak takut tetapi siap.
"Tapi itu bukan pertanyaan untuk Ukraina, tidak hanya untuk Ukraina tetapi untuk seluruh dunia, saya pikir."
Advertisement