Indonesia Goes to School Kenalkan Rupiah ke Murid Adelaide

Acara Indonesia Goes to School memperkenalkan hal-hal seputar Indonesia, termasuk rupiah, di Cardijn College, Adelaide

oleh Tommy K. Rony diperbarui 10 Agu 2022, 18:44 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2022, 11:00 WIB
Bendera negara Australia - AFP
Bendera negara Australia - AFP

Liputan6.com, Adelaide - KBRI Canberra dan KJRI Sydney kembali menggelar program Indonesia Goes to School untuk memperkenalkan hal-hal bernuansa Indonesia kepada generasi muda di Australia. Kegiatan terbaru diselenggarakan di Cardijn College, Adelaide (27/06/2022).  

Dilaporkan situs Kemlu RI, Senin (11/7/2022), program Indonesia Goes to School kali ini terdiri dari 2 (dua) kegiatan yang dilaksanakan secara paralel, yakni simulasi jual beli dan workshop Tari Bali. Simulasi Jual Beli dan dibawakan oleh Farih Mufti, Konsul Penerangan, Sosial, dan Budaya KJRI Sydney.

Simulasi diawali dengan pengenalan mata uang Rupiah dan beberapa produk makanan dan minuman Indonesia, seperti mie instan, teh kemasan, kopi, permen, wafer, dan makanan ringan lainnya. Sejumlah kerajinan dan produk UMKM Indonesia turut ditawarkan, seperti boneka, topi, kalung asesoris, sepatu, sandal, tas, dan peralatan makan bambu.

Berbagai produk yang ditawarkan merupakan bentuk dukungan yang diberikan Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC) Sydney dan usaha milik diaspora Indonesia di Sydney yang menjual produk UMKM, Two Baskets. 

Para murid kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok penjual dan pembeli yang keduanya dibekali sampel uang Rupiah dan khusus penjual dibekali aneka produk Indonesia. Dalam waktu 15 menit, penjual diminta untuk menjual seluruh barang dengan profit semaksimal mungkin, sementara pembeli diminta unutk membeli seluruh barang dengan harga serendah mungkin. Kegiatan ini bertujuan mengasah kemampuan menawar para murid, serta sarana pembelajaran dalam pengenalan beberapa kosa kata Bahasa Indonesia yang sangat berguna ketika mereka berkunjung dan berbelanja di tempat-tempat wisata di Indonesia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tarian Indonesia

Berjalan-jalan di kota Hahndorf di Adelaide, Australia.
Ilustrasi: Berjalan-jalan di kota Hahndorf di Adelaide, Australia. Dok: Maulandy Rizky Bayu Kencana/Liputan6.com

Sementara itu, workshop Tari Bali dibawakan oleh I Gede Eka Riyadi, staf Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Canberra. Pria yang biasa disapa Bli Gede ini mempresentasikan 2 (dua) Tari Topeng Bali, yakni Tari Topeng Jenaka dan Tari Topeng Orang Tua, serta sejarah dan filosofi kedua jenis tari tersebut. Dengan menggunakan kostum tarian lengkap, Bli Gede memperagakan Tari Topeng dan mengajak para murid untuk ikut menari. Para murid mengikuti gerakan demi gerakan secara antusias.

Mimi Thorpe, diaspora Indonesia yang berasal dari Aceh dan menjadi guru Bahasa Indonesia di Cardijn College, menyampaikan terima kasih kepada KBRI Canberra dan KJRI Sydney yang telah menyelenggarakan program Indonesia Goes to School dengan kegiatan simulasi jual beli dan workshop tari Bali yang sangat bermanfaat.

Kaine Ewin, murid kelas 9, mengungkapkan bahwa simulasi jual beli sangat menyenangkan karena selain mempraktikkan kemampuan tawar menawar, ia juga merasakan lezatnya produk makanan dan minuman Indonesia.

“Workshop tari Bali sangat keren," ujar Kaelan Flatman, murid kelas 9, yang berkesempatan mengikuti gerakan tari Bali bersama murid-murid lainnya. 

Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa asing popular yang telah menjadi bagian dari program pembelajaran di Cardijn College selama 20 tahun. Bahasa Indonesia merupakan pelajaran wajib bagi murid kelas 7 dan 8, serta pelajaran pilihan bagi murid kelas 9-12.​

Program yang diselenggarakan setelah acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara KBRI Canberra dan Catholic Education South Australia (CESA) ini disambut antusias 28 murid Kelas 7, 8 dan 9 Cardijn College.

Menlu Australia Siap Hadir KTT G20 di Bali, Puji Indonesia Undang Ukraina

Logo G20. (Dokumentasi Kemlu RI)
Logo G20. (Dokumentasi Kemlu RI)

Beralih ke G20 Bali, Menteri luar negeri (Menlu) Australia Penny Wong siap untuk menghadiri Foreign Ministers Meeting atau FMM G20 di Nusa Dua, Bali, pada Kamis dan Jumat, 7-8 Juli 2022.

"Minggu ini saya akan berkunjung ke Indonesia untuk berpartisipasi dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 di Bali," demikian menurut informasi dari Kedutaan Besar Australia di Indonesia yang dikutip Rabu (6/7).

Sebagai forum utama dalam kerja sama dan tata kelola ekonomi internasional, G20 memiliki peran penting dalam memastikan ketahanan pangan dan energi – yang keduanya terancam oleh invasi Rusia yang ilegal dan tidak beralasan terhadap Ukraina.

Pada saat yang genting untuk keamanan internasional ini, Australia bekerja sama dengan Indonesia dan mitra lainnya menuju pertemuan G20 yang sukses, yang juga mengirimkan pesan yang jelas ke Rusia.

"Saya memuji Indonesia karena mengundang Ukraina untuk berpartisipasi sebagai tamu. Saya juga akan berpartisipasi dalam pertemuan ke -21 Menteri Luar Negeri Meksiko, Indonesia, Republik Korea, Turki, dan Australia (MIKTA)."

MIKTA bertujuan untuk menjembatani hubungan antara negara berkembang dan negara maju dalam isu-isu global termasuk Ukraina, ketahanan pangan dan pengelolaan migrasi.

 

Menlu Australia ke Singapura

Menlu Retno Marsudi dan Menlu Australia Penny Wong di acara Foreign Ministers' Meeting di G20 Bali. (Dok: Kemlu RI)
Menlu Retno Marsudi dan Menlu Australia Penny Wong di acara Foreign Ministers' Meeting di G20 Bali. (Dok: Kemlu RI)

Menjelang pertemuan Menteri Luar Negeri G20, Menlu Australia juga akan berkunjung ke Singapura.

"Hubungan Australia dengan Singapura adalah salah satu hubungan kami yang paling dekat dan paling komprehensif di kawasan ini, bertumpu pada kepentingan strategis dan ekonomi bersama.Saya menantikan pertemuan dengan Perdana Menteri Lee Hsien Loong, Wakil Perdana Menteri Lawrence Wong, dan Menteri Luar Negeri Vivian Balakrishnan.

Singapura adalah mitra perdagangan dan investasi terbesar Australia di Asia Tenggara, dan kami bekerja sama erat untuk merundingkan Perjanjian Ekonomi Hijau Australia-Singapura. Perjanjian ini akan berperan penting dalam memfasilitasi perdagangan dan investasi serta mendukung negara-negara kami untuk mencapai tujuan nol emisi kami.

Dalam kuliah yang diselenggarakan oleh International Institute for Strategic Studies, saya akan memaparkan visi Pemerintahan Albanese untuk keterikatan dengan ASEAN dan negara-negara Asia Tenggara, di masa kompetisi strategis ini.

Infografis Guru Disuntik Vaksin Covid-19, Siap Belajar Tatap Muka? (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Guru Disuntik Vaksin Covid-19, Siap Belajar Tatap Muka? (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya