AS Tuduh Rusia Akan Kudeta Moldova dan Angkat Rezim Pro-Moskow

Amerika Serikat menuduh Rusia berupaya menggulingkan pemerintah Moldova dengan menggunakan sejumlah cara-cara tersembunyi.

oleh Hariz Barak diperbarui 11 Mar 2023, 14:00 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2023, 14:00 WIB
Ilustrasi Moldova
Ilustrasi Moldova (Dok. Pixabay)

Liputan6.com, Washington D.C. - Amerika Serikat menuduh Rusia tengah berupaya untuk menggulingkan pemerintah Moldova dengan menggunakan sejumlah cara-cara tersembunyi.

Moskow dituduh mengobarkan protes yang diharapkan akan mengarah pada kudeta di negara yang berbatasan dengan Ukraina sekaligus eks-Uni Soviet itu, demikian seperti dikutip dari Anadolu Ajansi, Sabtu (11/3/2023).

"Intelijen AS mengindikasikan Kremlin tengah mengejar opsi untuk melemahkan pemerintah Moldova, yang mungkin, dengan tujuan akhir untuk memasang pemerintahan yang lebih bersahabat dengan Rusia," kata Dewan Keamanan Nasional pemerintah AS, John Kirby.

"Sejumlah individu Rusia, yang beberapa terafiliasi dengan intelijen Rusia, berusaha untuk menggelar dan menggunakan protes di Moldova sebagai dasar untuk memicu pemberontakan yang dibuat-buat terhadap pemerintah Moldova."

"Sekelompok aktor lainnya diduga sedang memberikan pelatihan dan membantu memfabrikasi demonstrasi," kata Kirby.

AS mengatakan bahwa informasi tersebut telah dibagikan kepada Chisinau --ibu kota dan pusat pemerintahan Moldova-- agar mereka dapat menyelidiki lebih lanjut dan mencegah rencana Rusia.

Simak video pilihan berikut:

Provinsi Moldova Dibawah Kendali Moskow

Pemerintah Moldova pimpinan Perdana Menteri Natalia Gavrilita yang pro-Uni Eropa mengumumkan mundur setelah tidak kuat menghadapi sejumlah krisis yang melanda negara tetangga Ukraina itu.
Pemerintah Moldova pimpinan Perdana Menteri Natalia Gavrilita yang pro-Uni Eropa mengumumkan mundur setelah tidak kuat menghadapi sejumlah krisis yang melanda negara tetangga Ukraina itu. (Dok. AFP)

Pemerintah Moldova sangat menentang Rusia, sebagian karena ketegangan mengenai provinsi yang memisahkan diri yang dikendalikan oleh separatis pro-Rusia.

Transnistria diakui secara internasional sebagai bagian dari Moldova tetapi di dalam negeri telah berada di bawah kendali separatis sejak pembubaran Uni Soviet pada 1990-an.

Kirby mengatakan bahwa meskipun aktivitas Rusia di Georgia "mengkhawatirkan", hal itu tidak boleh dilebih-lebihkan.

"Pemerintah Moldova tangguh dan bekerja secara efektif untuk melawan ancaman ini. Kami yakin dengan lembaga demokrasi dan ekonomi Moldova serta kemampuan mereka untuk menanggapi ancaman ini," katanya.

"Kami akan terus memberikan dukungan yang kuat. Sementara aktor-aktor Rusia ini merencanakan destabilisasi, para pejabat Rusia mencoba menyebarkan kebingungan tentang stabilitas Moldova," tambahnya.

Kirby mengacu pada tuduhan "tidak berdasar" dan "palsu" dari Moskow bahwa Ukraina sedang mempersiapkan untuk menargetkan Transnistria yang dimaksudkan untuk "membuat ancaman tak berdasar".

Moldova Tuduh Rusia Lancarkan Operasi Psikologis

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov. (Dok. AFP/Maxim Shemetov)

Para pemimpin Moldova yang pro-Uni Eropa membantah klaim Rusia bahwa Ukraina berencana menyerang Transnistria yang pro-Rusia.

Kementerian Pertahanan Rusia sebelumnya menuding bahwa Ukraina akan melakukan serangan ke Transnistria dengan berpakaian seperti Angkatan Bersenjata Rusia. Transnistria memproklamirkan kemerdekaan dari Moldova pada tahun 1990 ketika Uni Soviet runtuh.

"Kementerian Pertahanan Rusia memantau dengan cermat situasi di perbatasan Ukraina dengan Republik Pridnestrovie Moldavia dan siap menanggapi setiap perubahan situasi," ungkap Kementerian Pertahanan Rusia pada Kamis (23/2/2023), seperti dilansir Anadolu.

Selengkapnya...

Infografis 1 Tahun Perang Rusia - Ukraina, Putin Tangguhkan Perjanjian Senjata Nuklir dengan AS. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 1 Tahun Perang Rusia - Ukraina, Putin Tangguhkan Perjanjian Senjata Nuklir dengan AS. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya