3 Kapal Perang China Berlabuh di Myanmar untuk Latihan Keamanan Maritim Gabungan

Kapal-kapal perang China – kapal perusak Zibo, fregat Jing Zhou dan kapal pemasok Qian Dao Hu – membawa sekitar 700 pelaut dan tiba di pelabuhan Myanmar pada Senin (27/11).

oleh Khairisa Ferida diperbarui 30 Nov 2023, 10:38 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2023, 10:38 WIB
Kapal perusak China Zibo
Dalam foto yang dirilis Myanmar Military True News Information Team, kapal perusak China, Zibo, berada di pelabuhan Thilawa di Yangon, Myanmar, Senin (27/11/2023). (Dok. Myanmar Military True News Information Team via AP)

Liputan6.com, Naypyidaw - Myanmar dan China menggelar latihan angkatan laut bersama. Surat kabar Myanma Alinn yang dikelola pemerintah pada Rabu (29/11/2023) mengatakan bahwa tiga kapal China berlabuh di Yangon, kota terbesar di Myanmar, dan para pejabat dari kedua negara bertemu pada hari Selasa (28/11) untuk membahas latihan keamanan maritim.

Kapal-kapal China – kapal perusak Zibo, fregat Jing Zhou dan kapal pemasok Qian Dao Hu – membawa sekitar 700 pelaut dan tiba di pelabuhan Myanmar pada Senin (27/11). Laporan tersebut tidak merinci lebih lanjut tentang latihan tersebut. Demikian seperti dilansir AP, Kamis (30/11).

Militer Myanmar merebut kekuasaan dari pemerintahan terpilih pada tahun 2021 dan sejak itu terlibat konflik bersenjata dengan kekuatan pro-demokrasi dan milisi etnis.

Kunjungan kapal-kapal China ini terjadi di tengah meningkatnya kekerasan di perbatasan Myanmar dengan China yang dilakukan oleh Aliansi Tiga Persaudaraan, sebuah kelompok milisi yang melancarkan serangan terkoordinasi terhadap militer yang berkuasa pada 27 Oktober.

China adalah mitra dagang terbesar Myanmar dan memelihara hubungan baik dengan para jenderal yang berkuasa. Kelompok-kelompok dalam aliansi tersebut juga memiliki hubungan baik dengan China dan berjanji melindungi investasi asing seperti proyek-proyek yang didukung China di wilayah yang mereka kendalikan.


Junta Militer Myanmar Vs Pasukan Pro Demokrasi dan Milisi Etnis

Intip Kelompok Pemberontak Myanmar Latihan Militer
Aktivitas pelatihan militer yang dilakukan oleh kelompok pemberontak KNPP di Negara Bagian Kayah, Myanmar.Serangan yang dilancarkan junta militer di desa-desa membuat para warga berlindung di hutan dan menguatkan tekad mereka untuk berjuang melawan kudeta. (Handout/Kantarawaddy Times/AFP)

Aliansi Tiga Persaudaraan telah mengklaim kemenangan luas termasuk empat penyeberangan perbatasan di bagian utara Negara Bagian Shan dan pemerintah militer segera mengakui setelah pertempuran dimulai bahwa mereka telah kehilangan tiga kota.

Serangan aliansi ini mendorong perjuangan bersenjata nasional untuk menggulingkan rezim junta militer Myanmar dan pertempuran dilaporkan telah menyebar ke banyak wilayah di negara tersebut.

Pada Rabu, pasukan perlawanan di barat laut Negara Bagian Chin merebut sebuah kota kecil di Matupi yang berbatasan dengan India. Hal ini diungkapkan juru bicara kelompok milisi Pasukan Pertahanan Chinland-Zotung Salai Danny.

China telah menyerukan gencatan senjata dan mengatakan pihak-pihak yang bertikai harus mencoba menyelesaikan perbedaan mereka melalui dialog. Namun, China disebut tidak menggunakan pengaruhnya dalam kelompok milisi untuk menekan mereka agar mengakhiri pertempuran.

Sebelum serangan tersebut, China dilaporkan tidak puas dengan kurangnya perhatian junta militer terhadap kriminalitas berskala besar di dekat perbatasan Myanmar, termasuk pusat perdagangan narkoba dan penipuan dunia maya.

Ketika Aliansi Tiga Persaudaraan semakin kuat, ribuan warga negara China yang terlibat dalam operasi semacam itu telah dipulangkan dan ditahan.


Myanmar dan China Tetap Mitra Strategis

Jenderal Myanmar Min Aung Hlaing bertemu Presiden China Xi Jinping pada Januari 2020.
Jenderal Myanmar Min Aung Hlaing bertemu Presiden China Xi Jinping pada Januari 2020. Dok: CCTV Video News Agency

Para pendukung jenderal yang berkuasa di Myanmar telah mengadakan beberapa demonstrasi di kota-kota besar, menuduh China membantu Aliansi Tiga Persaudaraan.

Mayor Jenderal Zaw Min Tun, juru bicara dewan militer yang berkuasa, seperti dikutip media pemerintah pada Rabu mengatakan bahwa Myanmar dan China tetap menjadi mitra strategis dan memiliki komunikasi yang erat dan bersahabat.

 

Infografis Penangkapan Aung San Suu Kyi dan Kudeta Militer Myanmar. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Penangkapan Aung San Suu Kyi dan Kudeta Militer Myanmar. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya