Inggris Kirim 2 Kapal Penyapu Ranjau ke Ukraina

Pengiriman dua kapal penyapu ranjau Angkatan Laut Kerajaan Inggris ke Ukraina merupakan bagian dari paket dukungan maritim Inggris, yang dijanjikan sebelum Rusia menginvasi Ukraina.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 12 Des 2023, 14:19 WIB
Diterbitkan 12 Des 2023, 14:19 WIB
Menara Eiffel Diterangi Warna-Warna Khas Ukraina
Menara Eiffel diterangi dengan warna-warna khas Ukraina untuk menandai peringatan satu tahun invasi Rusia ke negara tersebut, di Paris, Kamis, 23 Januari 2023. Invasi Rusia ke Ukraina merupakan salah satu yang terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II, ratusan ribu jiwa menjadi korban di kedua pihak, serta menciptakan krisis pengungsi terbesar di Eropa. (AP Photo/Christophe Ena)

Liputan6.com, London - Angkatan Laut Kerajaan Inggris mentransfer dua kapal penyapu ranjau ke Ukraina dalam upaya memperkuat kemampuan angkatan laut negara itu di tengah perang dengan Rusia. Hal ini dikonfirmasi Kementerian Pertahanan Inggris.

Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps menuturkan bahwa kapal-kapal itu akan membantu membuka kembali rute ekspor penting yang terbatas sejak invasi Rusia ke Ukraina.

Pada saat bersamaan, Inggris juga mengumumkan peluncuran koalisi maritim dengan Norwegia untuk menggalang dukungan jangka panjang bagi Ukraina.

Shapps mengatakan bahwa kehadiran kapal-kapal tersebut akan membuat perbedaan signifikan, meningkatkan upaya untuk membersihkan ranjau dari Laut Hitam, dan bahwa koalisi tersebut akan membantu membangun Angkatan Laut Ukraina yang mampu mempertahankan negara itu di masa depan. Shapps menampik anggapan bahwa negara-negara Barat sudah kehilangan perhatian terhadap perang Ukraina.

"Kami percaya bahwa kita tidak bisa mendapatkan hasil jika seorang diktator otokratis masuk ke negara tetangga yang demokratis dan kemudian Barat menjadi bosan," ujar Shapps, seperti dilansir BBC, Selasa (12/12/2023).

"Ini adalah hasil yang tidak bisa diterima. Ini sebabnya Inggris akan terus mengingatkan masyarakat bahwa hal itu tidak bisa terjadi."

Terkait koalisi yang dibangun bersama Norwegia, Shapps menyebutkan, "Upaya untuk meningkatkan Angkatan Laut Ukraina menandai awal dari upaya baru yang dilakukan Inggris, Norwegia, dan sekutu kami untuk memperkuat kemampuan maritim Ukraina ... meningkatkan kemampuan mereka untuk beroperasi dalam mempertahankan kedaulatan perairan mereka dan memperkuat keamanan di Laut Hitam."

"Sebagai negara kepulauan dengan sejarah maritim yang membanggakan, Inggris dan Angkatan Laut Kerajaan Inggris mempunyai posisi yang tepat untuk mendukung upaya ini, yang akan menjadi bagian dari serangkaian koalisi baru yang dibentuk antara sekutu untuk memastikan komitmen militer yang bertahan lama dalam mendukung Ukraina."

Tantangan atas Dukungan Maritim untuk Ukraina

Perang Rusia Ukraina
Petugas darurat memeriksa gedung apartemen bertingkat yang rusak akibat serangan rudal terbaru Rusia di Kryvyi Rih, Ukraina, Selasa (13/6/2023). (AP Photo/Andriy Dubchak)

Pengiriman dua kapal penyapu ranjau Angkatan Laut Kerajaan Inggris ke Ukraina merupakan bagian dari paket dukungan maritim Inggris, yang dijanjikan sebelum Rusia menginvasi Ukraina.

Angkatan Laut Kerajaan Inggris telah melatih awak kapal Ukraina selama musim panas tentang cara menggunakan kapal tersebut.

Namun, masih ada pertanyaan mengenai bagaimana atau kapan mereka bisa memasuki Laut Hitam karena Turki mengendalikan akses melalui Bosphorus.

Hal ini menyoroti kekhawatiran mengenai dampak langsung dari dukungan maritim terhadap perang Ukraina. Selama enam bulan terakhir, Ukraina telah berhasil menargetkan armada Laut Hitam Rusia di Krimea dengan menggunakan drone dan rudal jarak jauh.

Bagaimanapun, negara Eropa Timur itu masih perlu membangun kembali angkatan lautnya dan untuk melakukan hal tersebut, Ukraina tidak hanya memerlukan dukungan dari negara-negara Barat – seperti Inggris dan Norwegia – namun juga akses untuk berlayar melalui selat sempit antara Mediterania dan Laut Hitam.

Fokus Koalisi Inggris dan Norwegia

Kapal Perang Rusia Berlayar ke Laut Hitam
Salah satu dari tiga kapal Rusia, kapal pendarat besar kelas Ivan Gren "Pyotr Morgunov" berlayar melalui Selat Bosphorus dalam perjalanan ke Laut Hitam melewati kota Istanbul (9/2/2022). (AFP/Ozan Kose)

Setelah menginvasi Ukraina pada Februari 2022, Angkatan Laut Rusia memblokade pelabuhan Laut Hitam di negara tersebut, sehingga menyebabkan masalah angkatan laut dan ekspor – termasuk menghambat ekspor 20 juta ton biji-bijian.

Ukraina adalah salah satu pemasok tanaman terbesar di dunia seperti minyak bunga matahari, jelai, jagung, dan gandum.

"Memperkuat kemampuan maritim Angkatan Bersenjata Ukraina, khususnya melawan ancaman ranjau laut Rusia, akan membantu memulihkan ekspor maritim Ukraina," kata Kementerian Pertahanan Inggris.

Pada Juli 2022, kesepakatan yang ditengahi oleh Turki dan PBB disepakati, memungkinkan Ukraina mengekspor biji-bijian dengan aman dari pelabuhan Laut Hitam-nya. Namun, Rusia kemudian menarik diri, menuduh Ukraina melakukan serangan drone besar-besaran terhadap armadanya di Sevastopol, Krimea.

Sebagai bagian dari koalisi baru antara Inggris dan Norwegia, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan akan ada fokus pada pengembangan pesat kekuatan maritim di Laut Hitam, mengembangkan Korps Marinir Ukraina, dan kapal patroli sungai untuk mempertahankan jalur perairan pesisir dan pedalaman.

Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya