6 Perubahan Gaya Hidup yang Bisa Perlambat Alzheimer Menurut Ahli Saraf

Dr Daniel Gibbs, seorang dokter spesialis saraf yang juga didiagnosis alzheimer menganggap itu kesempatan untuk mencoba memperlambat kemajuannya.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 08 Mei 2021, 07:00 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2021, 07:00 WIB
Mengurangi Risiko Alzheimer
Ilustrasi Penderita Alzheimer Credit: unsplash.com/Clement

Liputan6.com, Jakarta - Bagi kebanyakan orang, diagnosis Alzheimer akan sangat merugikan. Tetapi Dr Daniel Gibbs, seorang dokter spesialis saraf yang juga didiagnosis alzheimer menganggap itu kesempatan untuk mencoba memperlambat kemajuannya.

Dilansir dari Irishexaminer, meskipun ia mengakui merasa kecewa dengan penyakit tersebut, namun Gibbs juga terpesona olehnya, menganggap dirinya beruntung didiagnosis memiliki penyakit alzheimer. Sudah 10 tahun sejak ia menemukan dirinya memiliki alzheimer, bahkan sebelum ia mengembangkan gejala kognitif apapun. Ia menemukannya dengan melakukan tes DNA untuk melacak hubungan genetik leluhurnya dengan alzheimer. Itu akhirnya memberinya kesempatan untuk mengatasinya sejak dini.

"Sangat mudah untuk mengatakan bahwa saya tidak beruntung menderita Alzheimer. Tapi sebenarnya, saya beruntung telah menemukan apa yang saya temukan, ketika saya menemukannya," kata Gibbs, dikutip dari irishexaminer.

Hasilnya, di usianya yang kini 69 tahun, ia yang telah mengabdikan hidupnya untuk menganalisis penyakit tersebut untuk menemukan hal yang dapat memperlambat perkembangan penyakit tersebut. Kini ia mencantumkan hasil temuannya tersebut dalam buku A Tattoo On My Brain: A Neurologist's Personal Battle Against Alzheimer's Disease.

Buku tersebut mengungkapkan pilihan gaya hidup dan komunitas dipercaya dapat membantu memperlambat perkembangan alzheimer, terutama jika ditemukan dalam tahap awal. Tahap awal maksudnya sebelum timbulnya gejala apapun.

Gibbs mengatakan dirinya baik-baik saja dan mulai mendapatkan gejala kognitif sekitar sembilan tahun yang lalu. Ia mulai mengalami masalah dalam mengingat nama rekan kerja, dan segera pensiun setelahnya.

Masalah ingatannya kini meningkat dengan menjadi jangka pendek. Seringkali ia tidak dapat mengingat apa yang ia lakukan satu jam yang lalu. Sehingga ia perlu menuliskan semua rencananya dan mencatatnya di kalender dengan cermat. Namun meski demikian, Gibbs menegaskan bahwa bahkan hingga saat ini kebanyaakan orang tidak akan tahu bahwa dirinya menderita alzheimer.

 

Simak Video Berikut Ini:

Pentingnya mengubah kebiasaan gaya hidup

Ia meyakini bahwa modifikasi gaya hidup yang ia buat sejak diagnosisnya ditemukan telah membantunya memperlambat perkembangan pernyakit tersebut. Ia juga mengatakan pilihan gaya hidup mungkin juga mengurangi risiko terkena alzheimer.

"Pesan pentingnya adalah semua modifikasi ini mungkin paling efektif ketika dimulai lebih awal, sebelum ada gangguan kognitif. Perubahan patologis di otak yang mengakibatkan penyakit Alzheimer dimulai bertahun-tahun sebelum kerusakan kognitif sampai 20 tahun mengembangkan plak amiloid. Kemudian sel-sel saraf di otak mulai mati dan kerusakan kognitif dimulai," katanya. Menurutnya obat-obatan juga memiliki pengaruh.

"Ada bukti yang berkembang yang menyarankan olahraga teratur, menjaga kesehatan Anda, dan tetap aktif secara mental dan sosial dapat membantu mengurangi perkembangan gejala demensia," kata Dr Tim Beanland, kepala pengetahuan masyarakat yang menyetujui gaya hidup sehat membantu memperlambat perkmebangan penyakit.

Adapun rangkaian pola hidup yang dimaksud Dr. Gibbs yaitu:

1. Olahraga teratur.

Menurutnya, olahraga memperlambat perkembangan penyakit pada tahap awal sebanyak 50%. Bukti efek menguntungkan dari olahraga sangat kuat kecuali pada tahap akhir penyakit, ketika mungkin sudah terlambat untuk melakukan intervensi.

2. Pola makan nabati/pola makan bergaya mediterania.

Gagasan ini semakin diyakinkan dengan bukti manfaat diet MIND (Mediterranean intervention for neurodegenerative delay).

3. Aktivitas yang merangsang mental.

Selain teka-teki, penting juga untuk menantang otak dengan pembelajaran baru, karena hal ini dianggap membantu mengembangkan jalur saraf dan sinapsis baru. Contohnya termasuk membaca, belajar memainkan karya musik baru, atau mempelajari bahasa baru.

4. Keterlibatan sosial.

Ada bukti bahwa mereka yang tetap aktif secara sosial memiliki perkembangan yang lebih lambat.

5. Tidur yang cukup.

Ini berkaitan dengan beta-amiloid (protein yang membentuk plak lengket di otak penderita Alzheimer) selama tidur oleh apa yang disebut sirkulasi glymphatic. Selain itu, gangguan tidur termasuk apnea tidur sering terjadi pada pasien Alzheimer dan harus diobati jika ada.

6. Diabetes dan pengobatan tekanan darah tinggi.

Keduanya dapat memperburuk alzheimer serta menyebabkan demensia vaskular, suatu kondisi yang sering terjadi bersamaan dengan Alzheimer. Oleh karena itu, mendeteksi masalah ini sejak dini dan memastikannya dikelola dengan baik juga penting.

Waspadai Demensia Alzheimer!

[INFOGRAFIS] Waspadai Demensia Alzheimer!
Alzheimer bisa dicegah sejak dini dengan pola hidup sehat, olahraga rutin, gizi makanan seimbang, pikiran positif dan aktivitas produktif.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya