Liputan6.com, Jakarta - Banyak cara yang bisa dilakukan untuk membantu orang-orang yang tak mampu. Salah satu contoh dilakukan seorang warga dari London Selatan, Moosa Nsubuga.
Ia mulai tergerak untuk membantu lingkungannya sejak menjadi mualaf. Sejak menjadi muslim, keyakinannya yang baru tersebut semakin kuat mendorongnya untuk membantu mereka yang kurang beruntung.
Moosa memutuskan untuk memulai proyek sampingan kecil-kecilan dengan teman-temannya, memberikan sepatu kepada para remaja dan para tunawisma.
Advertisement
Baca Juga
Setelah kebakaran hebat Grenfell pada 2017 lalu, mereka memberikan bantuan dan sumbangan pada korban. Kejadian tersebut menjadi tahun-tahun awal baginya untuk berbagi, seperti dilansir Metro, Sabtu, 19 Oktober 2019.
Meskipun ia sadar bahwa kualitas pakaian tersebut tak sesuai harapan. Ia merasa malu memberikan barang compang-camping, Moosa memutuskan untuk mengubah apa yang ia berikan.
Ia lalu mulai meluncurkan Resole, sebuah inisiatif untuk memberikan pelatihan pada para pemuda yang kehilangan tempat tinggal, atau kurang beruntung dengan risiko kekerasan antargang serta korban penyalahgunaan narkoba.
Ia dan timnya tak hanya membagikan barang lama, mereka juga menawarkan sepatu bermerek dari karya desainer terkenal, seperti Gucci, Adidas, Ataupun Nike dengan kualitas yang sangat baik.
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
170 Pasang Sepatu
Moosa mulai menyumbangkan sepatu yang tak terpakai miliknya dengan harapan orang lain juga akan melakukan hal yang sama. Rata-rata, Resole mendapat sekitar 150 hingga 200 pasangan dalam bulan.
Bagi Moosa, kepercayaan adalah alasan pribadi yang kuat untuk memberi, tapi juga dapat melibatkan orang lain dari budaya berbagi yang membesarkannya.Â
Moosa mengungkapkan bahwa awal mula ide untuk mengumpulkan pakaian dan sepatu terjadi pasca kebakaran tower Grenfell. Ia yang mulai memberikan pakaian dan sepatu kepada korban kebakaran itu. Ia menyadari ada kesulitan untuk memeriksa pakaian berkualitas, dan malu jika memberikan yang buruk.
"Sedangkan untuk sneakers, lebih mudah untuk memeriksa kualitas dan mendistribusikannya kepada orang-orang. Jadi saya memutuskan untuk berkonsentrasi pada alas kaki," ujar Moosa seperti dikutip dari Metro. Â
Saat ini Resole mampu melakukan pendistribusian dua hingga tiga kali dalam seminggu. Sekitar 170 pasang sepatu per bulan bisa mendistribusikan dengan nilai 14,450 pound sterling atau sekitar Rp265 juta.
Moosa berharap agar inisiatif yang ia bangun tersebut dapat menyebar ke seluruh negeri. Ia juga berencana untuk melakukan pekerjaan tersebut menjadi pekerjaan penuh waktu, bukan sampingan. Pada 2020, ia ingin tur ke Portsmouth hingga Liverpool untuk mengumpulkan dan membagikan sepatu olahraga.
Selain bantuan dari komunitas sneakerhead, pihaknya mendapatkan bantuan luas dari banyak negara. Resole hingga kini juga memiliki beberapa titik distribusi, seperti di Copit UK dan Vamp LND, serta toko sepatu di Brixton.
Advertisement