Pandemi Naikkan Kebiasaan Ngemil, Peluang Bagus untuk UMKM Kuliner

UMKM masih berpeluang besar untuk mengembangkan bisnis kuliner, seiring meningkatnya kebutuhan camilan.

oleh Komarudin diperbarui 03 Sep 2021, 15:02 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2021, 15:02 WIB
Ilustrasi UMKM
Ilustrasi UMKM (dok.pexels)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) penggerak ekonomi Indonesia. Kontribusinya lebih dari 62 persen terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dan 97 persen terhadap penciptaan lapangan kerja.

"Ekonomi kita digerakkan oleh konsumsi. Di tengah pandemi dan tangan ekonomi industri kuliner juga mengalami tekanan yang luar biasa. Namun, mereka yang berhasil mendigitalisasi usahanya, UMKM dapat terus bertahan dan melanjutkan usahanya," ujar Sandiaga dalam acara 'Kreatif Kembangkan Bisnis Kuliner 'Kekinian' yang diselenggarakan Mondelez secara daring, Kamis, 2 September 2021.

Sandiaga mendukung tagar #kembangkanUMKMKuliner dan inspirasi UMKM ini dapat mengembangkan bisnis secara lebih kreatif. Ia juga yakin bahwa pelatihan yang akan diselenggarakan Mondelez akan menginspirasi.

"Saya juga dulu dari UMKM. Saya mengikuti banyak mentoring. Alhamdulillah, usaha yang saya bangun dari hanya bertiga orang, sekarang membuka lapangan kerja bagi 30 ribu karyawan dari seluruh Indonesia," kata Sandiaga.

Lewat inisiatiatif tersebut, Sandiaga berharap, semua pihak bisa bersinergi dengan kolaborasi, inovasi, dan adaptasi, serta dengan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin.

"Ekonomi kreatif adalah lokomotif agar kita keluar dari pandemi dan pulihkan ekonomi. Yuk, kita dukung tagar #dukungUMKMkuliner," ujar Sandiaga.

Tren Kekinian

Bisnis kuliner kekinian
Acara 'Kreatif Kembangkan Bisnis Kuliner 'Kekinian' yang diselenggarakan Mondelez secara daring, Kamis, 2 September 2021 (Liputan6.com/Komarudin).

President Director Mondelez Indonesia, Prashant Peres mengatakan kebiasaan masyarakat dalam mengonsumsi kuliner atau camilan terus berkembang menjadi bagian dari gaya hidup. Hal ini didukung oleh hasil survei konsumen Mondelez International The State of Snacking 2020 yang menyebutkan bahwa pandemi telah meningkatkan kebiasaan ngemil masyarakat Indonesia.

"Selain itu, terungkap juga bahwa 77 persen responden mencari makanan baru selama pandemi dan 54 persen mendapatkan ide makanannya dari media sosial. Dari sisi bisnis, tren tersebut tentu menjadi peluang tersendiri bagi pelaku UMKM kuliner untuk terus mengembangkan usahanya, termasuk membuka peluang dari media sosial," kata Prashant.

Hal senada diungkapkan chef dan pegiat UMKM, Fatmah Bahalwan. Ia mengatakan media sosial berperan sangat penting. Bagi dia, pengambilan keputusan masyarakat untuk berbelanja camilan atau makanan itu biasanya berdasarkan media sosial.

"Itu terbukti dari penelitian tersebut. Oleh karena itu, pelaku bisnis UMKM harus mengikuti tren yang ada di media sosial. Caranya dengan mengunggah foto yang bagus dan melakukannya secara konsisten. Dari situ, kemudian akan muncul ide-ide kreatif akan berkembang," kata Fatmah.

 

Produk Ikonik

Ilustrasi camilan (unsplash)
Ilustrasi camilan (unsplash)

Founder Martabak Orient, Affan Achmad Affandi mengatakan bahwa peluang membuka usaha masih ada asal bisa memanfaatkannya dengan jeli. Ia mencontohkan, untuk membuka usaha camilan, bisa memanfaatkan ketenaran produk yang sudah ikonik, seperti Oreo, Cadbury, keju Kraft.

"Itu poin penting buat kita atau bagi mereka yang mau membuka usaha. Kita pilih produk yang ikonik dan orang sudah mengenalnya. Dengn begitu, masyarakat akan lebih percaya," terang Affan.

Hal penting lain, kata Affan, jadikan diri kita sebagai pembeli, bukan sebagai pengusaha. "Dengan memosisikan sebagai pembeli, maka kita akan tahu hal-hal apa saja yang diinginkan pembeli, baik harga, packaging, atau rasanya," imbuh Affan.

Diplomasi Lewat Jalur Kuliner

Infografis Diplomasi Lewat Jalur Kuliner
Diplomasi Lewat Jalur Kuliner (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya