BNN Bakal 'Kurung' Bandar Narkoba Kelas Kakap di Papua

Hal tersebut kini tengah dikoordinasikan dengan Dirjen Lapas Kemenkumham.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 01 Okt 2015, 03:05 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2015, 03:05 WIB
20150918-Kasus-Narkoba-Jakarta
Barang bukti jenis sabu 15,5 Kg yang berhasil diamankan Polisi dari tersangka Warga negara Nigeria, Jakarta, Jumat (6/3/2015). Modus yang dilakukan dalam sindikat tersebut melalui mesin pompa air. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Selain di Lapas Gunung Sindur, Jawa Barat, para bandar narkoba yang berpredikat sebagai kelas kakap rencananya bakal dikurung di Tanah Merah, Papua. Hal tersebut kini tengah dikoordinasikan dengan Dirjen Lapas Kemenkumham.

"Kita berencana membuat Lapas di Tanah Merah, Papua. Rencananya jika sudah siap, Lapas itu khusus untuk bandar-bandar kelas kakap. Sementara, semuanya masih di Gunung Sindur dulu," ujar Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Deddy Fauzi Elhakim di Jakarta, Rabu (30/9/2015).

Selain di Papua, Deddy menegaskan pihaknya juga telah menyiapkan beberapa lapas di pulau-pulau terkecil. Nantinya, di pulau-pulau itu tidak hanya dihuni bandar kelas kakap, tapi semua kelas.

"Semua bandar mulai dari kelas kakap, kelas menengah, hingga kelas teri semuanya. Tidak hanya yang dihukum mati. Ada yang 20-30 tahun, semua di sana. Tetapi pulau-pulau terluar selesai dikerjakan," tutur dia tanpa merinci pulau-pulau mana yang akan dijadikan tempat isolasi tersebut.

Namun langkah tersebut dinilai tak efisien. Dengan dibuang di Papua, para bandar narkoba akan leluasa mengembangkan bisnisnya. Karena itu BNN diminta kembali mempertimbangkan rencana tersebut.

"Menurut saya ya kurang tepat, kemudian ada usulan bandar narkoba, kalo memang bandar saya tak sependapat. Mereka akan lebih leluasa mengorganisir bisnis mereka di tempat seperti itu," kata Anggota Komisi III Nasir Djamil di Jakarta, Rabu (30/9/2015)

"Apalagi kita tahu untuk saat ini, kita kekurangan sarana dan prasarana untuk bisa mengatisipasi hal itu," imbuh dia.

Politikus PKS itu pun merasa pesimistis itu akan menjadi solusi yang baik. "Jadi saya tidak begitu yakin kemudian, alternatif itu bisa direalisasikan," pungkas Nasir. (Ali/Dan)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya