Liputan6.com, Jakarta - Tim Safari Politik PDIPÂ akan melakukan kunjungan ke sejumlah partai politik, di antaranya adalah Partai Gerindra. PDIP sebelumnya menggelar pertemuan dengan Nasdem pada Senin 22 Agustus 2022.
"Ya sebenarnya, pertama kali desainnya, saat itu mau bertemu dengan Gerindra kemudian juga dengan Golkar," kata Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto dalam keterangannya, Selasa (23/8/2022).
Baca Juga
Hasto menjelaskan, Safari Politik PDIP yang dipimpin Ketua DPP PDIP Puan Maharani itu memilih Partai Nasdem untuk kunjungan pertama dengan berbagai pertimbangan.
Advertisement
"Dari dialog dari tim advance itu dengan Nasdem. Jadi ada beberapa pertemuan-pertemuan yang sudah dirancang," jelas Hasto.
Hasto menyebut partai yang akan dikunjungi selanjutnya adalah Gerindra, Golkar, PKB, PPP, dan PAN.
"Ya termasuk dengan PKB, PPP, dengan PAN dan sebagainya. Nanti akan disampaikan. Kami kan bagi-bagi tugas," kata Hasto.
Namun, soal rencana kunjungan ke Partai Demokrat dan PKS, Hasto tidak menyebut secara spesifik apakah akan mengunjungi juga ataukah tidak.
Â
Nasdem dan PDIP akan Perkuat Sinergitas Songsong Pemilu 2024
Ketua DPP Partai PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani bertemu Ketua Umum (Ketum) Partai Nasdem Surya Paloh di NasDem Tower, Gondangdia, Jakarta Pusat, Senin (22/8/2022). Kedua partai sepakat perkuat sinergitas songsong Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Surya Paloh menyatakan pertemuan kedua partai tak sekadar silaturahmi saja. Lebih dari itu, kata Surya, Nasdem dan PDIP juga membahas strategi perjalanan kehidupan kebangsaan ke depan.
"Tidak terbatas hanya sekedar berbicara hal-hal yang suasana kekinian tapi juga menyangkut kemashalatan yang lebih luas dalam perspektif, pandangan, strategi mengelola perjalanan kehidupan kebangsaan kita ke depan," kata Surya di lokasi.
Surya Paloh juga mensyukuri pertemuan hari ini yang disambut dengan rasa kegembiraan hati. Menurut dia, pertemuan dengan sejumlah elite PDIP berlangsung terbuka satu sama lain.
"Dan ini amat sangat kami syukuri dengan penuh rasa kegembiraan hati, suasana pertemuan yang penuh dengan keterbukaan tidak ada yang tertutupi satu sama lain," ujar dia.
Surya menyampaikan, kedua partai bahkan saling memberikan pandangan satu sama lain. Surya mengaku hal tersebut bertujuan untuk memperkuat sinergitas yang sudah terbangun antara Nasdem dan PDIP.
"Bahkan, bisa saling memberikan pandangan, koreksi yang semuanya adalah dimaksudkan untuk dapat saling memperkuat sinergitas yang sudah terjadi agar lebih hebat dan lebih kuat lagi untuk bisa dimanfaatkan bagi kemashalatan kebangsaan kita ke depan," jelas dia.
Surya mengatakan dia dan Puan mempunyai satu pemikiran dan kesamaan untuk menyepakati pertemuan ini dapat berlanjut hingga waktu yang lama. Nantinya, pertemuan ini akan menjadi tindak lanjut menuju Pemilu 2024.
"Pertemuan ini sebagai pertemuan awal yang akan bisa diharapkan untuk ditindaklanjuti dari pertemuan berikutnya, yang tidak terbatas untuk tahun ini saja untuk ke depan," ucap dia.
"Hal yang paling mendasar adalah semuanya ingin mempersiapkan dan menyongsong keadilan Pemilu 2024 dengan suasana optimisme dan bangun kesadaran masyarakat yang semakin matang," lanjut dia.
Advertisement
Dekat PDIP, Nasdem Klaim Tak Akan Tinggalkan PKS dan Demokrat
Wakil Ketua Umum Nasdem Ahmad Ali menuturkan, Nasdem tidak akan meninggalkan Demokrat dan PKS yang telah membangun komunikasi lebih jauh untuk Pilpres 2024.
Hal ini disampaikan usai Nasdem menggelar pertemuan dengan PDIP.
"Memang saya harus katakan saat ini PKS dan demokrat komunikasinya jauh lebih maju, dari pada partai lain," kata Ahmad Ali di Nasdem Tower, Jakarta, Senin (22/8/2022).
"Apakah kemudian pertemuan tadi Nasdem akan meninggalkan yang lain, tidak," jelasnya.
Nasdem sebagai partai politik punya kemandirian untuk membangun koalisi. Pertemuan dengan PDIP hari ini tidak melulu diartikan harus bersama.
Namun, ketika ada perbedaan antar partai, hal itu bisa saling dipahami. Ali menyinggung hubungan PDIP dengan Demokrat dan PKS.
"Tapi paling tidak ketika terjadi perbedaan baik PDIP dengan Nasdem, PDIP dengan Demokrat, PDIP dan PKS itu kita saling memahami. Berdiskusi bukan harus berkoalisi," ungkap Ali.