Wall Street Melonjak Tersengat Data Klaim Pengangguran AS

Laporan klaim pengangguran lebih baik dari perkiraan membantu meningkatkan sentimen di wall street.

oleh Agustina Melani diperbarui 05 Feb 2021, 06:12 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2021, 06:12 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Spesialis Michael Mara (kiri) dan Stephen Naughton berunding saat bekerja di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan saham Kamis, 4 Februari 2021. Wall street menguat seiring investor mencermati kinerja keuangan perusahaan dan data ekonomi yang solid.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks saham Dow Jones melonjak 332,26 poin atau 1,1 persen ke posisi 31.055,86. Indeks saham S&P 500 naik 1,1 persen ke posisi 3.871,74. Indeks saham Nasdaq melonjak 1,2 persen menjadi 13.777,74.

Laporan klaim pengangguran lebih baik dari perkiraan membantu meningkatkan sentimen di wall street. Klaim pertama untuk asuransi pengganguran berjumlah 779.000 hingga 30 Januari. Angka ini di bawah perkiraan ekonom sebanyak 830 ribu.

“Data pasar tenaga kerja menunjukkan momentum lebih lanjut dalam pemulihan ekonomi, mendorong saham,” ujar Equity Derivatives Strategist Nomura, Charlie McElligott, seperti dilansir dari CNBC, Jumat, (5/2/2021).

Di sisi lain, investor menunggu rilis laporan ketenagakerjaan Januari pada Jumat pagi. Ekonom yang disurvei Dow Jones memperkirakan pasar tenaga kerja AS menambah 50 ribu pekerjaan pada Januari.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Hasil Kinerja Perusahaan

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis David Haubner (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Sementara itu, saham EBay  melonjak lima persen setelah kinerja pendapatan dan laba positif. Kinerja itu lebih cerah dari perkiraan pada kuartal pertama.

Sementara itu, PayPal naik lebih dari tujuh persen setelah hasil kuartalan yang kuat. Sedangkan saham Qualcom merosot lebih dari delapan persen setelah melaporkan pendapatan di bawah perkiraan konsensus untuk kuartal I.

Saham Apple naik 2,6 persen setelah CNBC melaporkan hampir menyelesaikan kesepakatan dengan Hyundai dan Kia untuk memproduksi mobil tanpa pengemudi.

Selama sepekan, indeks saham Dow Jones telah naik 3,6 persen, indeks saham S&P 500 dan Nasdaq masing-masing naik 4,2 persen dan 5,4 persen. Saham GameStop telah turun lebih dari 80 persen.

Adapun indeks volatilitas Cboe yang dikenal VIX turun tajam setelah pasar pasar pulih dari tekanan pekan lalu. Indeks VIX turun dari level 30 mendekati 22,9.

Pasar Tetap Optimistis

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Director of Trading Floor Operations Fernando Munoz (kanan) saat bekerja dengan pialang Robert Oswald di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Banyak pelaku pasar di wall street tetap optimistis peluncuran vaksin ditambah kebijakan moneter yang mudah dan potensi dukungan fiskal lebih besar akan menumbuhkan pendapatan lebih kuat sehingga mendorong pasar ke posisi tertinggi.

“Kami yakin masih dalam tahap awal pasar bullish baru, transisi dari fase harapan ke fase pertumbuhan yang lebih panjang seiring dengan pertumbuhan laba yang kuat,” ujar Chief Global Equity Goldman Sachs, Peter Oppenheimer.

Terkait stimulus, Partai Demokrat bergerak maju dengan proposal USD 1,9 triliun dari Presiden AS Joe Biden. Sedangkan Partai Republik telah membalas dengan paket USD 618 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya