Cara Bukit Asam Kurangi Dekarbonisasi

Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk, Suryo Eko Hadianto menegaskan salah satu upaya yang telah dilakukan ialah mengubah alat tambang menjadi lebih ramah lingkungan.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Okt 2021, 19:51 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2021, 19:48 WIB
Bukit Asam
Bukit Asam

Liputan6.com, Jakarta - Dekarbonisasi atau proses pengurangan emisi karbon ke atmosfer menjadi salah satu hal yang selalu diperhatikan PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Oleh karena itu beragam upaya dilakukan emiten berkode PTBA terkait hal ini.

Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk, Suryo Eko Hadianto menegaskan salah satu upaya yang telah dilakukan ialah mengubah alat-alat tambang menjadi lebih ramah lingkungan.

"Kami telah mengubah alat-alat tambang yang tadinya berbasis bahan bakar minyak menjadi listrik. Kami jugaa telah menggunakan pompa tambang berbasis listrik," kata dia di acara Bumee Summit, Rabu (27/10/2021).

Tak hanya itu angkutan yang membawa karyawan dan kendaraan operasional juga telah diubah perusahaan menjadi kendaraan listrik. Perusahaan tambang ini juga telah melakukan reforestasi.

"Reforestasi adalah melakukan penanaman kembali lahan lahan bekas tambang. Kami bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor untuk melakukan studi tanaman apa yang mampu mereduksi emisi karbon di udara, salah satunya trembesi dan kayu putih yang menjadi foku utama," ujarnya.

Suryo juga menegaskan, pihaknya telah melakukan reforestasi laut di pelabuhan Tarahan dan menggunakan fasilitas yang eco friendly sehingga mampu memberikan kontribusi lebih besar terhadap lingkungan.

"Kami juga melakukan penggantian Bahan Perusak Ozon atau BPO serta zero emiision CHF surveilance menggunakan drone. Pendekatan pengelolaan karbon yang dilakukan oleh saat ini berfokus pada kegiatan internal," tuturnya.

Pendekatan potensial lainnya juga dlilakukan perusahaan, seperti studi CCUS dan alternatif lain dalam strategi pengurangan gas rumah kaca.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

PTBA Gandeng CDP untuk Program Net Zero Karbon RI

FOTO: Ekspor Batu Bara Indonesia Melesat
Kapal tongkang pengangkut batu bara lepas jangkar di Perairan Bojonegara, Serang, Banten, Kamis (21/10/2021). BPS mencatat ekspor produk pertambangan dan lainnya pada September 2021 melesat 183,59 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) , anggota BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID, semakin konkret mewujudkan visinya sebagai perusahaan energi dan kimia kelas dunia yang peduli lingkungan.

Hal ini dibuktikan dengan kerja sama PTBA dan CDP sejak akhir tahun 2020. CDP adalah organisasi internasional  non profit yang menyediakan sistem global untuk mengukur, mengungkapkan, mengelola dan berbagi informasi penting tentang kinerja lingkungan perusahaan.

Berbasis di Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat, CDP merupakan lembaga penyedia penelitian iklim nomor satu dunia yang telah menggandeng ratusan investor.

Tercatat, CDP telah bekerjasama dengan 827 investor bertotal aset USD 106 triliun. CDP memegang data lingkungan perusahaan secara global dan menjadi jantung keputusan bisnis, investasi dan kebijakan strategis perusahaan.

Kerja sama dengan CDP merupakan salah satu komitmen PTBA untuk menjawab tantangan isu perubahan iklim. Selama ini, PTBA terus berupaya menurunkan emisi karbon yang dihasilkan oleh proses penambangan batu bara.

Pada Juli 2021, PTBA melangsungkan management meeting yang salah satu fokusnya adalah memantapkan strategi manajemen karbon di proses operasional. Kemudian PTBA juga menetapkan target ambisius untuk mencapai Net Zero Carbon pada 2060, sebagai wujud dukungan terhadap pencapaian target pemerintah.

"Salah satu upaya untuk dukung rencana tersebut melalui kerja sama antara PTBA dan CDP, yang bertujuan untuk mengukur, mengungkapkan, mengelola, dan berbagi informasi penting tentang kinerja lingkungan perusahaan,” ujar  Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Suryo Eko Hadianto, Selasa (27/7/2021), dikutip dari keterangan tertulis.

Ia menambahkan, hal ini diperlukan sebagai wujud transparansi pengelolaan lingkungan dan peningkatan perbaikan proses operasional yang lebih ramah karbon.

Laporan akan mulai dipublikasikan pada 2021. Diharapkan dengan melakukan keterbukaan informasi melalui kerangka Carbon Disclosure Project (CDP), para pemangku kepentingan mulai dari investor dalam dan luar negeri, pemerintah, serta masyarakat luas bisa melihat komitmen dan upaya konkret PTBA dalam mendukung kesepakatan Paris Agreement dan rencana pemerintah untuk kurangi emisi carbon sebesar 29% pada 2030.

"Saya meyakini bahwa Insan Bukit Asam memiliki integritas dan kemauan untuk bekerja yang tinggi. Semangat ini terus kita jaga bahwa ke depan masih banyak tugas dan tantangan yang akan kita hadapi bersama,” ujar dia.

Pihaknya mengajak insan Bukit Asam, mari saling bekerja bersama bahu-membahu untuk mewujudkan cita-cita membangun peradaban, kesejahteraan, serta masa depan yang lebih baik bagi perusahaan dan bangsa Indonesia.

 

 

Reporter: Dian Tami K

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya