Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi bervariasi dengan kecenderungan melemah pada perdagangan Jumat (11/2/2022). Investor akan mencermati dampak tingginya inflasi Amerika Serikat dan imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun tembus level 2 persen.
Demikian mengutip dari riset PT NH Korindo Sekuritas Indonesia, Jumat pekan ini. Dalam laporan itu disebutkan, menjelang akhir pekan, IHSG akan bergerak variasi dengan kecenderungan melemah pada rentang 6.780-6.870.
Baca Juga
"Pelaku pasar akan mencermati dampak dari tingginya inflasi Amerika Serikat dengan imbal hasil obligasi AS 10 tahun telah menembus level 2 persen,” demikian mengutip dari riset tersebut.
Advertisement
Sementara itu, pengamat pasar modal Edwin Sebayang menuturkan, sejumlah faktor global berpotensi menjadi sentimen negatif di bursa saham Indonesia.
Pertama, data inflasi terbaruk AS yang tumbuh 7,5 persen lebih tinggi dari prediksi sebelumnya 7,2 persen. Kenaikan inflasi terbesar sejak 1982 itu mendorong imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun naik ke level 2,04 persen dan bertenor 2 tahun naik ke level 1,60 persen.
Edwin menuturkan, hal itu muncul spekulasi the Fed akan lebih agresif menaikkan suku bunga acuan. Sentimen tersebut juga menekan indeks Dow Jones.
"Jika dikombinasikan dengan turunnya EIDO sebesar 0,10 persen dan jatuhnya harga beberapa komoditas seperti batu bara turun 2,39 persen, CPO susut 0,93 persen berpotensi menjadi sentimen negatif bagi perdagangan di bursa Indonesia Jumat pekan ini,” ujar dia.
Edwin prediksi, IHSG akan bergerak di kisaran 6.755-6.851 pada Jumat pekan ini.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saham Pilihan
Untuk saham pilihan yang dapat dicermati, Edwin memilih saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), dan PT Medco Internasional Tbk (MEDC).
Selain itu, PT Indosat Tbk (ISAT), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA), dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT).
Sedangkan dalam riset PT NH Korindo Sekuritas Indonesia menyebutkan PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), PT Indosat Tbk (ISAT), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
Advertisement