Liputan6.com, Jakarta - PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) atau STA Resources menargetkan laba bersih Rp 1 triliun sampai akhir tahun Angka itu tak jauh berbeda dari laba bersih yang berhasil dikantongi perseroan tahun lalu, yakni Rp 1,08 triliun.
Direktur Keuangan Sumber Tani Agung Resources, Lim Chi Yin cukup optimistis target tersebut dapat terealisasi, merujuk pada tren harga CPO yang diperkirakan masih menguat. Asumsinya, harga tidak akan banyak mengalami selisih dibanding tahun lalu.
Baca Juga
“Berdasarkan target awal yang kita buat, kita harap pada laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk adalah kurang lebih Rp 1 triliun. Kalau kita lihat kondisi harga saat ini, kita yakin kita masih bisa capai angka itu,” kata Lim dalam paparan publik perseroan, Jumat (15/7/2022).
Advertisement
Keyakinan pada pergerakan harga CPO seiring dimulainya kembali program Biodiesel 35 (B35) Indonesia atau B40 sesuai kebijakan pemerintah ke depan. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) bahkan mengungkapkan nilai ekspor CPO menembus USD 35 miliar pada 2021, naik 52,8 persen dari USD 22,9 miliar pada 2020.
“Jadi kalau dengan B30 ke B35 atau B40, penggunaan minyak sawit sekitar 5-10 persen. Jadi dengan kondisi ini kita yakin harga CPO akan dapat disokong oleh permintaan yang kuat, sehingga harga tetap bisa mempertahankan di level yang tinggi,” imbuh Lim.
Hingga kuartal I 2022, perseroan berhasil membukukan pendapatan Rp 1,63 triliun, naik 44,24 persen dari periode yang sama tahun lalu Rp 1,13 triliun. Dari raihan itu, perseroan berhasil membukukan laba bersih Rp 432,39 miliar, melesat 155 persen dari tahun sebelumnya Rp 169,67 miliar.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Lunasi Utang
Dengan kinerja yang kuat, STAA juga meringankan tingkat hutangnya dengan pelunasan sebesar Rp 117 miliar kepada Bank Mandiri.
"Aset kami solid Rp 7 triliun dengan kewajiban Rp 2,83 triliun, ekuitas Rp 4,17 triliun sehingga rasio utang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio [DER] kami terjaga di level 0,67 kali,” ungkap Lim.
Penjualan terbesar pada kuartal I 2022 masih dari produk minyak sawit Rp 1,31 triliun atau 80,36 persen dari total pendapatan. Sementara sisanya disumbang inti sawit, lalu TBS, bungkil sawit dan ampas sawit.
Penjualan ke pasar lokal dominan mencapai Rp 1,61 triliun, sisanya Rp 22,54 miliar untuk ekspor. Dia mengatakan bisnis CPO berpotensi besar dapat menguntungkan produsen karena margin laba yang besar, permintaan internasional yang tinggi diikuti dengan bertambahnya jumlah penduduk dunia sebesar 9,6 miliar pada 2050, lalu tingkat produktivitas yang lebih tinggi dibanding minyak nabati yang lain, dan gencarnya kampanye penggunaan biofuel secara global.
"Sejumlah faktor tersebut diiringi dengan harapan membaiknya perekonomian Indonesia dan upaya pemerintah mengatasi pandemi. Kami optimistis dapat mempertahankan pertumbuhan kinerja yang stabil di masa mendatang,” pungkas Lim.
Advertisement
Baru IPO, STA Resources Tebar Dividen Rp 10 per Saham
Pemegang saham PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp 359,03 miliar. Realisasi dividen itu setara 33,34 persen dividend payout ratio (DPR) dan 2,87 persen dividend yield per harga saham Rp 1.250.
"Sesuai hasil keputusan RUPS STAA. Kita sudah putuskan akan membayar 10 per saham lagi untuk dividen final,” ungkap Direktur Sumber Tani Agung Resources Tbk, Lim Chi Yin dalam paparan publik perseroan, Jumat (15/7/2022).
Dividen yang akan dibagikan terdiri dari Rp 250 miliar yang sudah dibagikan sebagai dividen interim kepada para pemegang saham sebelum perusahaan melakukan penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO). Sisanya, sebesar Rp 109,03 miliar atau setara dengan Rp 10 per lembar saham yang dibagikan sebagai dividen tunai.
Direktur Utama STA Resources, Mosfly Ang mengatakan perseroan memang berkomitmen akan membagikan dividen kepada para pemegang saham sesuai dengan komitmen saat perusahaan memutuskan untuk listing di BEI.
Kinerja 2021
Saham STAA pertama kali resmi tercatat (listing) di papan perdagangan BEI pada 10 Maret 2022. Selain itu, perseroan juga berkomitmen untuk membagikan dividen sebesar 30 persen DPR pada tahun mendatang.
"Setelah IPO, kami berencana membagikan dividen kas kepada pemegang saham di kisaran 30 persen dari laba bersih dengan tidak mengabaikan tingkat kesehatan keuangan kami dan tanpa mengurangi hak dari RUPS untuk menentukan lain sesuai dengan anggaran dasar perseroan,” imbuh Mosfly.
Tahun lalu, perseroan berhasil membukukan penjualan neto sebesar Rp 5,88 triliun, naik 39,96 persen dari penjualan neto tahun sebelumnya sebesar Rp 4,20 triliun.
Dari penjualan tersebut, perseroan mengantongi laba periode tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,08 triliun, meroket 162,72 persen dari Rp 410,03 miliar pada 2020.
Selain dibagikan sebagai dividen, sebesar Rp 218,07 miliar dari laba bersih 2021 akan dialokasikan untuk cadangan wajib perusahaan dan sisa dana yang belum ditentukan penggunaannya akan ditetapkan sebagai laba ditahan untuk menambah modal kerja perusahaan.
Advertisement