Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia bervariasi pada perdagangan Selasa, (27/12/2022). China resmi mengumumkan akan akhiri karantina untuk pelancong yang masuk pada 1 Januari 2023 menjadi katalis.
Hal itu menunjukkan berakhirnya kebijakan nol COVID-19 yang telah dijalankan China selama hampir tiga tahun. Otoritas kesehatan juga menurunkan COVID-19 kepada kategori B yang tidak terlalu ketat.
Baca Juga
Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,44 persen. Di bursa saham China, indeks Shanghai naik 0,35 persen dan indeks Shenzhen bertambah 0,32 persen. Demikian mengutip laman CNBC, Selasa pekan ini.
Advertisement
Di Jepang, indeks Nikkei 225 menguat 0,46 persen dan indeks Topix menanjak 0,55 persen. Hal ini seiring penjualan ritel secara nasional naik didorong transaksi wisatawan. Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,47 persen dan indeks Kosdaq bertambah 1,12 persen.
Di Amerika Serikat, wall street menguat pekan lalu. Namun, indeks S&P 500 dan Nasdaq membukukan kerugian mingguan seiring kekhawatiran resesi yang terus menggempur sentimen investor.
Indeks Harga pengeluaran inti konsumsi pribadi pada November 2022 naik 4,7 persen dari harapan secara tahunan. Pada Jumat pekan lalu, indeks saham Dow Jones bertambah 176 poin atau 0,5 persen menjadi 33.203,93. Indeks S&P 500 naik 0,6 persen menjadi 3.844,82. Indeks Nasdaq mendaki 0,2 persen ke posisi 10.497,86.
Pasar Asia Jatuh Dipicu Inflasi Jepang Gapai Level Tertinggi Lebih dari 40 Tahun
Sebelumnya, bursa saham Asia-Pasifik diperdagangkan lebih rendah, mengekor Wall Street. Di mana investor terus memantau laporan beberapa data ekonomi di wilayah tersebut.
Melansir laman CNBC, Jumat (23/12/2022), indeks harga konsumen inti Jepang dilaporkan mencapai sebesar 3,7 persem pada bulan November secara tahunan, menandai laju tercepat sejak Desember 1981.
Adapun pada perdagangan saham, indeks Nikkei 225 turun 1 persen pada jam pertama perdagangannya. Dengan Yen Jepang berada di level 132,38 melawan dolar AS.
Sedangkan indeks Australia turun 0,84 persen. Sementara indeks Kospi Korea Selatan juga turun 1,24 persen. Singapura dan Malaysia juga akan merilis data inflasi mereka untuk bulan November.
Sebelumnya Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan Kamis, 22 Desember 2022. Wall street koreksi seiring aksi jual pada akhir 2022.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 348,99 poin atau 1,05 persen ke posisi 33.027,49.
Pada awal sesi perdagangan, indeks Dow Jones melemah 803,05 poin. Indeks S&P 500 turun 1,45 persen menjadi 3.822,39. Sementara itu, indeks Nasdaq tergelincir 2,18 persen menjadi 10.476,12.
Koreksi ini mengikuti reli 526 poin dalam indeks Dow Jones pada Rabu, 21 Desember 2022 setelah laba Nike dan FedEx lebih baik dari perkiraan.
Selain itu, sentimen data konsumen yang kuat pada Desember 2022. Indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing melonjak 1,49 persen dan 1,54 persen pada Rabu pekan ini.
Namun, aksi jual kembali terjadi pada Kamis pekan ini seiring investor tetap khawatir pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut dari bank sentral di dunia akan mendorong ekonomi ke dalam resesi.
Â
Advertisement
Volume Transaksi Sepekan di BEI
Sebelumnya, data perdagangan BEI selama periode 19 sampai dengan 23 Desember 2022 mayoritas ditutup mengalami perubahan.
Rata-rata volume transaksi Bursa mengalami perubahan sebesar 36,63% menjadi 18,105 miliar saham dari 28,569 miliar saham pada penutupan pekan lalu.
Melansir keterangan BEI, Sabtu (24/12/2022), rata-rata nilai transaksi harian Bursa pekan ini mengalami perubahan sebesar 30,40% menjadi Rp10,576 triliun dari Rp 15,194 triliun pada sepekan sebelumnya.
Perubahan terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa sebesar 11,84%, yaitu menjadi 916.894 transaksi selama sepekan dari 1.040.018 transaksi padasepekan sebelumnya.
Sedangkan, peningkatan terjadi pada kapitalisasi pasar Bursa sebesar 0,76%menjadi Rp 9.401,658 triliun dari Rp 9.330,781triliun pada pekan sebelumnya.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami perubahan sebesar 0,17% menjadi 6.800,673 dari level 6.812,193 pada pekan sebelumnya.
Investor asing pada hari ini mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp773,72 miliardan sepanjang tahun 2022 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp63,969 triliun.
Â
Obligasi
Pada Senin, 19 Desember 2022, obligasi berkelanjutan III Indah Kiat Pulp & Paper Tahap III Tahun2022 dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Indah Kiat Pulp & Paper Tahap III Tahun 2022 yang diterbitkan oleh PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. mulai dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk obligasi dan sukuk adalahidA+ (Single A Plus) dan idA+(sy) (Single A Plus Syariah). Bertindak sebagai Wali Amanat dalamemisi ini adalah PT Bank KB Bukopin Tbk.
Masih pada hari yang sama, Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Bali Towerindo Sentra Tahap I Tahun 2022 yang diterbitkan oleh PT Bali Towerindo Sentra Tbk. mulai dicatatkan di BEI.
Hasil pemeringkatan dari Pefindo dan PT Fitch Rating Indonesia untuk Sukuk ini adalah idA-(sy) (Single A Minus Syariah)dan A-(idn) (sy) (Single A Minus Syariah). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PTBank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
Dengan pencatatan ini maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 512 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp452,48 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 125 emiten.
Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 179 seri dengan nilai nominal Rp5.181,55 triliun dan USD438,31 juta. EBA sebanyak 10 emisi senilai Rp3,07 triliun.
Advertisement