Malaysia Impor Ikan Bantu Neraca Perdagangan RI

Indonesia hanya kalah dari Thailand mengingat neraca perdagangan alami defisit US$ 1,41 miliar pada Januari-Mei 2015.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 15 Jun 2015, 16:16 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2015, 16:16 WIB
Ekspor Impor 2 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan Indonesia masih mencatatkan defisit neraca perdagangan dengan negara-negara ASEAN sebesar US$ 134,4 juta per Mei 2015. Defisit tersebut disumbang dari kinerja impor Indonesia yang lebih tinggi dari Singapura dan Thailand.

Kepala BPS, Suryamin menuturkan, defisit neraca perdagangan antara Indonesia dengan Singapura dan Thailand mencapai masing-masing US$ 255,4 juta dan US$ 291,3 juta pada bulan kelima ini. Sementara dengan Malaysia dan ASEAN lainnya tercatat surplus US$ 418,4 juta dan US$ 254,6 juta.

"Indonesia dengan Malaysia surplus, dan komoditas yang surplus ini adalah ikan. Malaysia impor ikan dari kita cukup banyak. Saya menduga pembenahan illegal fishing sudah baik, para penangkap ikan di ASEAN sudah diberantas dan tidak bisa produksi, tapi tetap harus memenuhi kebutuhan makan ikan setiap hari dengan impor," jelas dia di kantornya, Jakarta, Senin (15/6/2015).

Suryamin berharap, negara lain yang kerap menangkap ikan di perairan Indonesia akan kembali impor ikan karena pemerintah sangat serius memerangi pencurian ikan ilegal.

Kata dia, Indonesia hanya kalah dari Thailand mengingat neraca perdagangan pada Januari-Mei 2015 mencatat defisit sebesar US$ 1,41 miliar. Sedangkan dengan Singapura, neraca perdagangan Indonesia surplus US$ 138,2 juta sepanjang lima bulan pertama ini dan dengan negara ASEAN lainnya, Indonesia surplus US$ 1,14 miliar.

"Lawan kita di ASEAN cuma dengan Thailand saja. Kalau bisa diperbaiki, maka kita optimistis menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Malaysia cuma transit, tidak menghasilkan apa-apa, sedangkan Thailand juga produksi seperti hasil pertanian dan sebagainya," terang dia. (Fik/Ahm)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya