Investor China Tanam Modal di Morowali Senilai Rp 13 Triliun

Investasi China di RI menduduki peringkat 3 sebagai PMA pada sektor manufaktur dengan nilai US$ 2 miliar, yang tersebar pada 594 proyek.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 17 Jun 2017, 11:06 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2017, 11:06 WIB
Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Kemenperin Imam Haryono memberikan pemaparan mengenai potensi kerja sama investasi ke investor China. (foto: Kemenperin)
Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Kemenperin Imam Haryono memberikan pemaparan mengenai potensi kerja sama investasi ke investor China. (foto: Kemenperin)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi dengan China. Kementerian Perindustrian terus mendorong investor China menggandeng pengusaha lokal untuk mendukung pembangunan kawasan industri di luar Pulau Jawa.

“Kami mengapresiasi adanya kerja sama Business to Business (B to B) kedua negara, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pendalaman struktur serta peningkatan daya saing industri nasional. Bahkan, juga mampu memacu pemerataan pembangunan dan kesejahteraan di Indonesia,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulis, Sabtu (17/6/2017).

Komitmen tersebut terealisasi melalui penandatangan MoU antara Tsingshan Group dan Delong Group dengan PT Indonesia Morowali Industrial Park tentang kerja sama pembangunan pabrik carbon steel di kawasan industri Morowali, Sulawesi Tengah, dengan kapasitas mencapai 3,5 juta ton per tahun dan total nilai investasi sebesar US$ 980 juta, atau kurang lebih Rp 13 triliun (estimasi kurs 13.297 per dolar AS).

Selain itu, ditandatangani pula MoU antara Tsingshan Group dengan Bintang Delapan Group dan PT Indonesia Morowali Industrial Park tentang kerja sama pembangunan pembangkit tenaga listrik di kawasan industri Morowali, Sulawesi Tengah dengan kapasitas 700MW dan total nilai investasi sebesar US$ 650 juta.

Menurut Airlangga, kerja sama tersebut merupakan salah satu tindak lanjut pertemuan bilateral antara Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden RRT Xi Jinping terkait peningkatan kerja sama ekonomi Indonesia-China pada Belt and Road Forum for International Cooperation di Beijing, Tiongkok, Mei 2017.

“Terkait Belt and Road Initiative, Kementerian Perindustrian juga telah mendorong peningkatan kerja sama investasi China di kawasan industri Tanah Kuning, Kalimantan Utara, serta kawasan industri prioritas lainnya seperti di Sumatera Utara dan Sulawesi Utara,” paparnya.

Penandatanganan kedua MoU dilakukan di sela pelaksanaan China-Indonesia Cooperation Forum: Belt and Road Initiative and Global Maritime Fulcrum di Beijing, Tiongkok, 16 Juni 2017.

Dalam rangkaian kegiatan China-Indonesia Cooperation Forum, Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Kemenperin Imam Haryono memberikan pemaparan mengenai potensi kerja sama investasi, serta beberapa fasilitas infrastruktur yang akan dibangun di kawasan industri di Kalimantan Utara, Sumatera Utara dan Sulawesi Utara.

Di samping itu, Harjanto menyampaikan kebijakan industri nasional yang mengarah kepada kerja sama pengembangan kawasan dan investasi di luar Pulau Jawa, serta pemberian insentif yang menarik bagi calon investor.

Kementerian Perindustrian mencatat, investasi China di Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai Penanaman Modal Asing (PMA) pada sektor manufaktur, dengan nilai mencapai US$ 2 miliar, yang tersebar pada 594 proyek.

Nilai ini meningkat 839 persen dibanding periode yang sama tahun 2015. Selama 2014-2016, konsentrasi investasi manufaktur China di Indonesia, yaitu pada sektor logam, mesin dan elektronik, mineral nonlogam, kimia dan farmasi, serta makanan.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya