Rupiah Melemah Tersengat Sentimen Eksternal 07 Oktober 2019

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.138 per dolar AS hingga 14.163 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 07 Okt 2019, 11:15 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2019, 11:15 WIB
Rupiah Menguat Tipis atas Dolar
Pekerja bank menghitung uang dollar AS di Jakarta, Jumat (20/10). Pagi ini, Rupiah dibuka di Rp 13.509 per USD atau menguat tipis dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 13.515 per USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Senin ini. Sentimen pelemahan ini berasal dari luar.

Mengutip Bloomberg, Senin (7/10/2019), rupiah dibuka di angka 14.138 per dolar AS, tak berbeda jauh dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.137 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah melemah ke 14.163 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.138 per dolar AS hingga 14.163 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih menguat 1,58 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.156 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.135 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah pada awal pekan ini memang diperkirakan bergerak melemah. "Pagi ini mata uang kuat Asia dolar Hong Kong dan dolar Singapura dibuka melemah terhadap dolar AS yang bisa menjadi sentimen pelemahan rupiah hari ini," kata ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih dikutip dari Antara.

Dari AS, data ekonomi Negeri Paman Sam yang diumumkan pada akhir pekan lalu melemah. Neraca perdagangan Agustus 2019 tercatat defisit yang melebar sebesar USD 54,9 miliar dari USD 54 miliar pada Agustus, dan lebih besar dibandingkan ekspektasi konsensus.

Dari pasar tenaga kerja, angka ketenagakerjaan non pertanian (nonfarm payroll) naik tetapi di bawah ekspektasi konsensus.

Merespons data yang melambat tersebut, ekspektasi bank sentral AS The Fed menurunkan suku bunganya pada pertemuan 29-30 Oktober 2019 mendatang semakin besar.

"Dengan data yang melemah ini the Fed akan cenderung melakukan kebijakan moneter yang lebih ekspansif," ujar Lana.

Pada rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) September lalu, The Fed menurunkan suku bunga untuk kedua kalinya di tahun ini.

Lana memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran 14.130 per dolar AS hingga 14.170 per dolar AS.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pemerintah Prediksi Rupiah Melemah ke 14.400 per Dolar AS di 2020

Rupiah Menguat Tipis atas Dolar
Petugas bank menghitung uang dollar AS di Jakarta, Jumat (20/10). Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) masih belum beranjak dari level Rp 13.500-an per USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, pemerintah memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan melemah pada tahun depan. Hal tersebut terjadi karena adanya gejolak ekonomi dunia.

Dalam pidato Nota Keuangan di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Jumat (16/8/2019), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa target ekonomi masih akan tinggi, tetapi untuk nilai tukar rupiah akan melemah.

Ia menyebut target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020 adalah 5,3 persen. Sumber pertumbuhan ekonomi tahun depan ditekankan pada sektor konsumsi. 

"Pertumbuhan ekonomi akan berada pada tingkat 5,3 persen dengan konsumsi dan investasi sebagai motor penggerak utamanya. Inflasi akan tetap dijaga rendah pada tingkat 3,1 persen untuk mendukung daya beli masyarakat," ujar dia.

Jokowi menyebut nilai tukar rupiah akan melemah menuju 14.400 per dolar AS. Ia menyebut hal itu diakibatkan kondisi ekonomi global yang volatile alias penuh ketidakpastian.

Meski sedang ada disrupsi dagang, Jokowi yakin Indonesia akan tetap menjadi primadona investasi. Pasalnya, Indonesia memiliki telah mendapatkan citra positif dan iklim investasi akan terus dijaga.

"Pemerintah yakin investasi terus mengalir ke dalam negeri, karena persepsi positif atas Indonesia dan perbaikan iklim investasi," ujar Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya