Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Gati Wibawaningsih menyatakan, pandemi virus corona (Covid-19) telah banyak berdampak terhadap kegiatan industri, baik di level kecil, menengah maupun besar.
Menurut dia, para pelaku industri kini semakin kesulitan lantaran mayoritas bahan baku untuk industri di Indonesia masih bergantung pada pasokan impor.
Baca Juga
Menindaki situasi ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menugaskan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia untuk membuka pintu bagi investor yang akan menanamkan investasinya di bidang bahan baku.
Advertisement
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita disebut Gati juga telah membuat skenario agar 30 persen perolehan bahan baku bisa didapat dari industri dalam negeri.
"Jadi Pak Menteri juga punya target, pada akhir 2022, itu paling tidak 30 persen daripada barang impor itu bisa disubstitusi oleh barang industri dalam negeri," ujar Gati dalam Rakorbid virtual bersama HIPMI, Rabu (20/5/2020).
Â
Dari China
Sebelumnya, Menperin Agus telah menyampaikan bahwa 30 persen bahan baku industri nasional masih diimpor dari China, sehingga ia akan mengantisipasi dampak wabah virus corona dengan mempersiapkan substitusi impor.
"Jadi komponen bahan baku untuk industri manufaktur yang ada di Indonesia masih harus diimpor dari China sebesar 30 persen. Ini masih kita siapkan untuk substitusi impornya," kata Agus.
Agus mengatakan, Indonesia tidak dapat berasumsi terkait keberlangsungan industri-industri di China, yang kemungkinan akan menurunkan kapasitas produksinya atau bahkan berhenti beroperasi akibat pandemi Covid-19.
Untuk itu, industri di Indonesia didorongnya mencari jalan keluar. Salah satunya dengan mencari sumber bahan baku dari negara lain, atau memproduksi bahan baku tersebut di dalam negeri.
"Tentu ini merupakan potensi bagi Indonesia, khususnya bagi industri untuk menciptakan atau membangun industri-industri yang akan mengisi impor bahan baku dari mana saja termasuk China. Itu yang saat ini sedang kita dorong agar neraca perdagangan kita semakin sehat," serunya.
Â
Advertisement