Kemendag Luncurkan Trade Expo Indonesia Virtual Exhibition 2020 Berkonsep 3D

Kementerian Perdagangan Peluncuran Trade Expo Indonesia Virtual Exhibition (TEI-VE) yang akan dilaksanakan pada 10-16 November 2020.

oleh Tira Santia diperbarui 21 Sep 2020, 16:00 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2020, 16:00 WIB
Berburu Produk Unggulan di Trade Expo Indonesia 2018
Pengunjung melihat prodak yang di pamerkan dalam Trade Expo Indonesia 2018 di ICE BSD, Kamis (25/10).Pameran ini dihadiri lebih dari 20.000 pengunjung termasuk para pengusaha dari berbagai negara. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan Peluncuran Trade Expo Indonesia Virtual Exhibition (TEI-VE) yang akan dilaksanakan pada 10-16 November 2020, yang mengusung  tema Sustainable Trade the Digital Era dengan konsep tampilan gambar 3D (tiga dimensi).

“Dengan hadirnya situasi saat ini pandemi covid-19 kita tidak boleh stop, artinya kita harus maju terus inilah salah satu kita melawan covid-19 dengan trade Expo Indonesia virtual exhibition. Dimana beberapa hal yang memang mudah-mudahan pada saat ini kita bisa meningkatkan ekspor kita,” kata Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dalam Peluncuran Trade Expo Indonesia Virtual Exhibition 2020.

Lanjutnya, berkaitan dengan peningkatan untuk ekspor saat ini dengan adanya pandemi covid-19 Kemendag melakukan transformasi industri 4.0 dengan memanfaatkan teknologi digital.

Maka dari itu untuk meningkatkan fasilitas dan pelayanan ekspor, promosi ekspor dan bisnis matching, Kemendag juga mengagendakan kegiatan strategis yaitu trade expo Indonesia dengan virtual exhibition yang diadakan pada 10 sampai 16 November nanti.

“Saya ingin pertegas juga bahwa virtual exhibition ini terdiri dari lima kategori pertama adalah sektor jasa, produk, manufacturing, furniture, produk kerajinan, makanan dan minuman serta fashion dan aksesoris,”jelasnya.

Selain itu, tidak hanya trade expo Indonesia Virtual Exhibition saja tapi Kemendag juga mengadakan bussines to bussines matching, misalnya ada trade and tourism Investment forum, one on one business matching, business forum and counseling, promosi dan pelayanan informasi dilakukan secara virtual yang selama ini dilakukan secara offline beralih menjadi online.

“Jadi intinya kita harapkan di sini para buyer potensial akan melihat bagaimana para produsen maupun seller ini bisa menjual produknya, dan nantinya akan diresmikan oleh bapak Presiden pada tanggal 10 November 2020 bersamaan dengan penganugerahan penghargaan primaniyarta kepada eksportir yang berprestasi yang telah secara konsisten menjadi pahlawan ekspor di masa pada pandemi ini dan diharapkan menjadi teladan bagi eksportir nasional,” ujarnya.

Demikian ia berharap TEI VE 2020 ini bisa membuka era baru bagaimana mengadakan Expo ini secara virtual dapat meningkatkan pendapatan para pelaku usaha, serta meningkatkan pelaku ekspor baru dan juga pelaku bisnis yang bisa melakukan bisnis matching bisa dijalankan dengan secara virtual.   

Transaksi Trade Expo Indonesia 2019 Tembus Rp 153,3 Triliun

20161013-TRADE-EXPO-INDONESIA-2016-Jakarta-FF2
Aneka furniture dan mebel di pamerkan dalam Trade Expo Indonesia 2016 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (13/10). TEI 2016 menjadi media bagi pengusaha dalam dan luar negeri untuk memamerkan dan mempromosikan produk mereka. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melaporkan, Trade Expo Indonesia (TEI) ke-34 2019 sukses mencapai transaksi sebesar USD 10,96 miliar atau senilai Rp153,38 triliun. Nilai ini meningkat 29,04 persen dibanding pencapaian tahun lalu sebesar USD 8,49 miliar atau senilai Rp127,33 triliun.

Adapun pameran ekspor terbesar di Indonesia tersebut diselenggarakan di International Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Banten pada 16-20 Oktober kemarin.

"TEI tahun ini berhasil mencapai nilai transaksi USD 10,96 miliar atau senilai Rp153,38 triliun. Capaian ini meningkat 29,04 persen dibandingkan tahun lalu," ungkap Menteri Perdagangan Agus Suparmanto di Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (25/10/2019).

Agus melaporkan, untuk transaksi produk pada gelaran TSI 2019 meliputi transaksi perdagangan barang yang berasal dari penandatanganan kontrak dagang atau MoU (USD 698,34 juta), transaksi di stan pameran (USD 687,60 juta), misi dagang lokal (USD 50,63 juta), penjajakan kesepakatan dagang atau business matching (USD 67,11 juta), Kementerian Kelautan dan Perikanan (USD 10,43 juta), forum bisnis hortikultura (USD 8,78 juta), serta kuliner dan pangan nusa (USD 457,14 ribu).

Sedangkan nilai transaksi perdagangan jasa sebesar USD 120,08 juta. Sementara itu, transaksi investasi berhasil membukukan nilai sebesar USD 9,29 miliar.

Pada gelaran TEI kali ini, negara dengan transaksi terbanyak yakni Mesir sebesar USD 270,51 juta atau sekitar 18,13 persen dari total nilai transaksi. Lanjut Jepang sebesar USD 260,01 juta (17,43 persen), China sebesar USD 201,52 juta (13,51 persen), India sebesar USD 96,71 juta (6,48 persen) dan Inggris sebesar USD 94,44 juta (6,33 persen).

Sedangkan produk yang paling diminati yakni makanan olahan sebesar USD 390,26 juta (26,16 persen), kertas dan produk kertas sebesar USD 289,64 juta (19,41 persen), kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) sebesar USD 166,65 juta (11,17 persen), produk pertanian sebesar USD 128,92 juta (8,64 persen), dan kopi kertas sebesar USD 111,85 juta (7,50 persen).

Kesepakatan Dagang

Trade Expo Indonesia (TEI) 2019
Trade Expo Indonesia (TEI) 2019.

Untuk misi pembelian, selama penyelenggaraan TEI ke-34 tercapai 114 kesepakatan dagang dengan total nilai kontrak sebesar USD 3,19 miliar.

Nilai tersebut terdiri atas transaksi investasi, produk barang, seperti makanan olahan, kertas dan produk kertas, produk pertanian, dan perkebunan, produk perikanan, bumbu masak, serta rempah-rempah dan lainnya.

Sementara itu, untuk kegiatan business matching telah menghasilkan 247 transaksi potensial dengan nilai mencapai USD 67,11 juta. Selama lima hari pelaksanaan TEI 2019, kegiatan business matching ini diikuti buyers dari 36 negara.

"Hal tersebut menunjukkan eksportir Indonesia mampu meyakinkan para buyers mancanegara untuk bertransaksi di tengah persaingan global yang semakin ketat. Artinya, eksportir mampu menghasilkan produk yang sesuai dengan selera pasar, berdaya saing tinggi dengan harga yang kompetitif, serta sikap profesional yang menumbuhkan kepercayaan dari kalangan buyers internasional," ujar Agus. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya