Selesaikan Krisis Ukraina, Putin Temui Para Pemimpin Eropa

Presiden Rusia Vladimir Putin mengambil langkah aktif untuk menyelesaikan krisis Ukraina.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 17 Okt 2014, 14:34 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2014, 14:34 WIB
Vladimir Putin
Vladimir Putin (O.canada.com)

Liputan6.com, Kiev - Langkah aktif untuk menyelesaikan krisis Ukraina diambil Presiden Rusia Vladimir Putin. Negara dengan Ibukota Moskow itu merupakan salah satu yang ikut terseret kondisi darurat yang terjadi di negara pecahan Uni Soviet tersebut.

Putin dilaporkan tengah berada di Milan Italia. Kunjungan Putin ke Kota Mode ini dalam rangka menggelar pembicaraan dengan Presiden Ukraina, Petro Poroshenko dan beberapa kepala negara serta pejabat pemerintahan, anggota Uni Eropa (UE) seperti Perdana Menteri Inggris David Cameron, Presiden Prancis Francois Hollande, Kanselir Jerman Angel Merkel dan PM Italia Mateo Renzi.

Diharapkan dalam pertemuan tersebut, negara-negara Eropa dapat mendesak Putin untuk mengambil tindakan agar krisis Ukraina tidak terjerembab dalam situasi lebih buruk. Hal ini karena pemimpin negara Eropa percaya Putin mempunyai pengaruh besar atas Kelompok Separatis Republik Rakyat Donetsk.

Pembicaraan itu dilangsungkan di sela-sela acara Konferensi Asia-Eropa (Asem). Sebelum bertemu dengan Putin, Poroshenko diketahui telah melakukan diskusi dengan Kanselir Jerman, Angel Merkel.

Dalam pertemuannya dengan Merkel, Poroshenko mengaku menyesal karena beberapa poin yang sudah dicapai pada gencatan senjata banyak dilanggar. Perjanjian gencatan senjata antara Ukraian dan kelompok separatis sempat tercapai pada September lalu di Ibu Kota Belarusia, Minsk.

"Perjanjian (gencatan senjata) di Minsk sama sekali tidak diimplementasikan," sebut pernyataan resmi Pemerintah Jerman sesaat setelah pertemuan Merkel-Poroshenko, seperti dikutip dari BBC, Jumat (17/10/2014).

Ditambahkan Kanselir Merkel, kegagalan gencatan senjata dan masih belum kondusifnya Ukraina, itu semua karena ulah Rusia. Orang nomor satu di Pemerintahan Jerman mengatakan bila Rusia bisa menahan diri maka kondisi di Ukraina bisa jauh lebih baik dari saat ini.

"Rusia harus yang pertama dan terutama dalam mempertanggung jawabkan rencana damai ini dapat terealisasi," ujar Merkel.

Semenjak krisis Ukraina berlangsung, Rusia dituding oleh negara barat  sebagai pihak yang paling bertanggungjawab. Tuduhan tersebut didasari atas adanya bukti bahwa Rusia mengirimkan Pasukan ke Ukriana dan memasok senjata ke Republik Rakyat Donetsk.

Rusia berulang kali menolak tuduhan tersebut. Negeri Beruang Merah itu bahkan menyebut tuduhan negara barat hanyalah sesuatu yang mengada-ada. (Mut)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya