Liputan6.com, California - Jumat pagi 17 Oktober 2014, pesawat luar angkasa militer Amerika Serikat kembali ke Bumi setelah 674 hari menjalani misi rahasia.
Orbital Test Vehicle atau X-37B, namanya, yang berbentuk mirip miniatur pesawat luar angkasa mendarat di Pangkalan Angkatan Udara Vandenberg, California pada Jumat pagi waktu setempat.
"Saya sangat bangga dengan keberhasilan tim, yang bersama-sama melakukan pendaratan ketiga ini dengan aman," kata Kolonel Keith Balts, komandan 30th Space Wing dalam pernyataan yang dikutip dari SPACE.com.
Namun, sang komandan tak menjelaskan apa yang dilakukan X-37B sekian lama di angkasa. Juga detil misi yang dilakukan -- termasuk apa gerangan yang dimuat di dalamnya. Dirahasiakan rapat-rapat.
Sejak diluncurkan hingga kini, tujuan dan apa gerangan misi yang dilakukan pesawat itu masih belum jelas. Masih jadi misteri. Pejabat US Air Force hanya mengatakan pada media bahwa, " X-37B adalah eksperimen pengurangan risiko dan konsep operasi pengembangan teknologi kendaraan luar angkasa untuk bisa digunakan berulang kali," demikian seperti Liputan6.com kutip dari BBC, Sabtu (18/10/2014).
Atau dengan kata lain menjadi uji coba teknologi yang bisa digunakan untuk misi satelit di masa depan.
Itu adalah misi ketiga dari program yang dimulai pada 1999, dan saat ini pihak pelaksananya adalah Rapid Capabilities Office Angkatan Udara AS.
Pesawat pertama diluncurkan pada Kamis 22 April 2010, dan kembali setelah 8 bulan. Sementara yang kedua mengangkasa pada Maret 2011, dan berada luar Bumi sampai 15 bulan ke depan.
Pesawat yang digunakan saat ini, dalam misi ketiga yang diluncurkan Desember 2012, adalah buatan Boeing. Dilengkapi dengan panel surya sebagai penyedia daya di orbit. Memiliki panjang 9 meter, dan rentang sayap hampir 15 kaki, sementara bobotnya mencapai 4.989 kilogram.
Misi X-37B keempat dijadwalkan untuk diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida, pada tahun 2015.
Program itu awalnya dikomandoi oleh NASA -- karena memakai pesawat bekas milik badan antariksa itu. Namun, belakangan, diambil alih unit penelitian Pentagon yang lalu melimpahkannya ke unit rahasia Angkatan Udara. X-37B dibangun oleh divisi Phantom Works Boeing di Seal Beach, California, dan beratnya sekitar 11.000 pon (sekitar 5.000 kg).
Saat diluncurkan, hanya segelintir pejabat militer AS yang tahu apa persisnya yang ada di dalam pesawat tak berawak sepanjang 8,8 meter yang permukaan atasnya berwarna putih.
Spekulasi
Ada dua dugaan soal kegunaan X - 37B. Pertama, X - 37B sedang diuji coba sebagai platform senjata berbasis ruang angkasa. Jika benar, itu bertentangan dengan beberapa perjanjian internasional. Pentagon membantah tuduhan tersebut. Analis cenderung setuju dengan bantahan itu.
Para analis mengatakan, pesawat itu tak mungkin bagian dari sistem pengiriman senjata berbahaya. Salah satu alasannya ia hanya punya mesin dengan kemampuan manuver orbital berdaya rendah -- yang mengurangi kemampuannya untuk bergerak cepat saat krisis.
Namun, fakta sederhana bahwa ia adalah pesawat kargo bisa membawa apapun yang cocok ke angkasa luar, dari rudal kecil sampai senjata nuklir -- membuat bantahan itu tak memuaskan.
Dugaan lain, ada juga kemungkinan bahwa X - 37B diluncurkan untuk menjalani tes daya tahan intensif. Seperti pesawat robotik lain, X47B milik Angkatan Laut Amerika Serikat tahun lalu lepas landas dan lalu mendarat di sebuah kapal induk untuk kali pertamanya. Kemudian ia menjalani sejumlah tes -- meski tak ada yang tahu untuk apa.
Juru Bicara Angkatan Udara AS, Gary Payton, mencemooh spekulasi bahwa pesawat X-37B adalah pelopor untuk armada senjata ruang angkasa.
Menurut dia, tujuan utama peluncuran adalah menguji teknologi luar angkasa bukan mengorbitkan senjata Amerika Serikat. "Saya tidak tahu bagaimana ini bisa disebut mempersenjatai luar angkasa," kata dia tahun 2010 lalu.