Taliban Kuasai Markas Administratif Afghanistan Utara

Kekerasan kelompok militan meningkat di Afghanistan, sejak ditariknya sebagian besar pasukan Amerika Serikat dan NATO pada 2014 lalu.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 29 Jul 2015, 09:25 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2015, 09:25 WIB
Taliban Kuasai Markas Administratif Afghanistan Utara
Militer berjaga di Afghanistan. (BBC)

Liputan6.com, Kohistanat - Kelompok Taliban dilaporkan sejumlah pejabat telah menguasai sebuah markas administratif di daerah Afghanistan utara. Militan itu merebut daerah Kohistanat di Provinsi Sar-e-pul, setelah terjadi perang sengit Selasa 28 Juli malam waktu setempat.

Hal ini terjadi dua hari setelah Taliban menguasai sebuah markas polisi di Provinsi Badakhshan, menangkap dan kemudian melepaskan lebih 100 petugas.

Kekerasan kelompok militan meningkat sejak ditariknya sebagian besar pasukan Amerika Serikat dan NATO pada 2014 lalu.

Sejumlah laporan dari media setempat menyebut, seorang komandan polisi setempat di Kohistanat dan sejumlah anak buahnya terpaksa menyerahkan diri kepada Taliban.

"Pihak kami tidak bisa mengirim polisi tambahan pada waktunya, karena Kohistanat terlalu jauh dari ibu kota provinsi," kata Kepala kepolisian daerah Jenderal Mohammad Aser Jabarkhail seperti dikutip dari BBC, Rabu (29/7/2015).

Taliban juga dilaporkan mulai merebut Helmand di bagian barat daya Afghanistan, lewat penguasaan sejumlah desa di Provinsi Kunduz dalam beberapa hari terakhir.

Pada hari Selasa 28 Juli, juga dilaporkan terjadi perang sengit di daerah Marawar, Provinsi Kunar di bagian timur.

Sebelumnya pada Senin 13 Juli, sebuah bom mobil meledak di depan markas tentara Amerika Serikat di kota Khost, Afghanistan, membunuh 25 orang dan sedikitnya melukai 15 orang.

Menurut kepala keamanan di kota tersebut, sebuah mobil berisi bom mencoba masuk ke markas Chapman. Fasilitas militer AS ini adalah salah satu markas terbesar di Afganistan. Diduga kuat kelompok Taliban berada di balik serangan ini.

Pejabat resmi pemerintahan Amerika di Kabul menyatakan, tidak ada satupun tentara Amerika atau pasukan multinasional jadi korban saat insiden terjadi, seperti dikutip dari NYTimes.

(Tnt/Rie)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya