Pemerintah Mesir Mengincar Tambang Emas 'Warisan' Para Firaun

Para analis memperkirakan, industri emas bisa kembali marak di Mesir, yang belakangan terkoyak konflik.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 16 Jun 2016, 07:59 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2016, 07:59 WIB
Ilustrasi Emas
Ilustrasi Emas (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Kairo - Tak jauh dari Lembah Para Firaun (Valley of the Kings) di Luxor, Mesir, terdapat sejumlah tambang emas kuno yang selama ribuan tahun terbengkalai di bawah gurun.

Tambang-tambang tersebut menjadi sumber mineral selama peradaban Mesir pada masa lalu, juga ketika kerajaan tersebut dikuasai Bangsa Romawi.

Kini, tambang-tambang tersebut memiliki fungsi baru: sebagai petunjuk untuk menemukan sumber emas baru di padang pasir di Mesir timur.

"Kami mencari tahu di mana orang pada masa lalu telah menambang emas sebelumnya," kata Mark Campbell, CEO Alexander Nubia, perusahaan eksplorasi yang beroperasi di area tersebut.

Dia menambahkan, tambang-tambang tua memiliki petunjuk di mana saja penggalian bisa dilakukan. Dengan memanfaatkan pengetahuan dari masa lampau tersebut, bisa menghemat waktu dan uang.

"Dengan menggunakan teknik dan teknologi pertambangan, kami berharap bisa mendapatkan emas yang belum mereka gali -- karena ketidakmampuan orang-orang pada masa lalu untuk menambang dan memprosesnya."

Ribuan tahun lalu, para budak menggali dan mencari emas di tambang bawah tanah. Batu mulia tersebut kemudian digunakan untuk perdagangan dan membuat kerajinan seperti mahkota.

Para analis memperkirakan, industri emas bisa kembali marak di Mesir -- yang belakangan terkoyak konflik.

Mumi Firaun Tutankhamun

"Potensi sumber daya mineral di Mesir sangat signifikan," kata Yousef Husseini, Vice President EFG Hermes.

"Badan yang berwenang untuk urusan sumber daya mineral di Mesir mengidentifikasi 120 deposit emas, itu hanya di gurun selatan. Jadi bisa dibayangkan, ada tumpukan emas di tempat lain," tambah Husseini. "Itu akan menambah pendapatan negara."

Saat ini, hanya satu tambang besar, Sukari Gold Mine yang beroperasi di wilayah tersebut -- dengan output sekitar 500.000 ons per tahun.

Industri tambang emas saat ini menyumbang 1,3 persen PDB Mesir. Pemerintah menargetkan peningkatan hingga 5 persen dalam waktu 10 tahun.

Sisi buruknya, teknik penambangan modern sangatlah mahal. Meski emas ditemukan, jumlahnya mungkin tak sebanding dengan modal dan risiko yang dikeluarkan.

"Saat bicara tambang, itu berarti mempertimbangkan investasi dalam jumlah besar, sekitar 500 juta hingga 1 miliar dolar Amerika Serikat," tambah Campbell.

Leonard Karr, ahli geologi di Alexander Nubia yakin, ada emas di wilayah timur Mesir.

Ia mengibaratkan area tersebut seperti Disney World. "Selain emas, perak, tembaga, timah dan seng juga diperkirakan ada di sana."

Sejauh ini, kata dia, temuan emas sekecil apapun menjadi sumber pengharapan. "Secara harfiah, kita baru menggaruk di permukaan. Masih banyak yang menanti untuk ditemukan," kata Karr.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya