Ukraina Puji Industri Farmasi RI

Kepala BPOM dan SSUMDC juga menandatangani MoU bidang farmasi dalam kunjungan sembilan delegasi Indonesia ke Kiev, Ukraina.

oleh Citra Dewi diperbarui 08 Nov 2016, 21:41 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2016, 21:41 WIB
Kepala BPOM saat melakukan kunjungan ke Ukraina
Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito saat melakukan kunjungan ke Kiev, Ukraina (KBRI Kiev)

Liputan6.com, Kiev - Ukraina menganggap industri farmasi di Indonesia telah memenuhi standar good manufacturing practice (GMP) dan telah diakui di negaranya.

Secara umum hal itu membuat produk farmasi Indonesia yang masuk ke Ukraina tak perlu terlebih dahulu menjalani inspeksi terhadap fasilitas produksi dan menjalani uji coba klinis, kecuali jika produk tersebut mengandung bahan terlarang di Ukraina.

Pihak Ukraina juga telah mengakui sertifikat kesehatan dan dokumen analisa laboratorium yang dikeluarkan oleh BPOM.

Hal itu disampaikan Ukraina saat sembilan orang delegasi Indonesia dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bersama pihak swasta melakukan kunjungan ke Kiev pada 3-5 November 2016.

Delegasi dari Indonesia terdiri atas tujuh orang dari BPOM yang dipimpin oleh Kepala Badan POM, Penny Kusumastuti Lukito dan dua pelaku usaha, yakni Presiden Direktur PT. Mersifarma sekaligus Sekjen GP. Farmasi Indonesia, Tirto Kusnadi, dan Deputy Director of Corporate Regulatory Affairs and Quality Assurances Kalbe Farma, Nurul Hidayah Yusuf.

Dalam kunjungan tersebut, Kepala BPOM melakukan pertemuan dengan Kepala State Service of Ukraine on Food Safety and Consumer Protection (SSUFSCP) Volodymr Lapa dan Deputy Minister Kementerian Kesehatan (Kemkes) Ukraina Roman Ilyk. Demikian menurut keterangan pers yang didapatkan Liputan6.com dari KBRI Kiev.

Selain itu, ia juga bertemu dengan Acting Head of the State Service of Ukraine on Medicines and Drugs Control (SSUMDC) Iryna Suvorova, Acting Director of the State Expert Center (SEC) Kemkes Ukraina Tetyana Dumenko, serta melakukan pertemuan bisnis dengan pelaku usaha Ukraina di bidang farmasi.

Untuk memperkuat kerja sama bidang farmasi antar kedua negara, Kepala BPOM dan SSUMDC menandatangani MoU bidang farmasi. Selain itu, disepakati pula penunjukan contact person antar otoritas kedua negara agar koordinasi teknis dan kerja sama di bidang makanan, minuman, dan obat dapat dilakukan lebih intens.

Dalam pertemuan itu, Indonesia juga berharap agar ekspor kelapa sawit dan produk obatnya dapat ditingkatkan. Sementara, pihak Ukraina menginginkan dairy products dan produk obatnya dapat masuk ke Indonesia.

Kunjungan Kepala BPOM ditutup dengan temu bisnis dengan lima perusahaan nasional farmasi Ukraina, di mana salah satunya tertarik untuk dapat menjual produk obat buatan Indonesia di negaranya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya