Gempur Teroris, Militer Filipina Jatuhkan 226 Kg Bom di Marawi

Pengeboman via udara itu menargetkan sisa-sisa kelompok teroris Maute yang masih bersarang di sejumlah titik kota di Marawi.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 12 Jul 2017, 20:22 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2017, 20:22 WIB
Kota Marawi
Asap hitam membumbung tinggi ke udara usai militer pemerintah Filipina melancarkan serangan udara ke sebuah lokasi yang telah dikuasai oleh militan Maute di kota Marawi, Filipina Selatan, (27/5). (AP Photo / Bullit Marquez)

Liputan6.com, Marawi - Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) kembali melakukan serangan udara (airstrike) menggunakan bom ke Marawi pada Rabu 12 Juli 2017 pagi waktu setempat.

Pengeboman via udara itu menargetkan sisa-sisa kelompok teroris Maute yang masih bersarang di beberapa titik kota.

Dengan mengoperasikan FA-50 Light Combat Aircraft, AFP menjatuhkan 226 kilogram bom ke posisi yang diduduki oleh kelompok Maute. Demikian seperti diwartakan oleh Inquirer.net pada Rabu (12/7/2017).

"Serangan udara itu ditargetkan ke 80 militan yang membentuk pertahanan di gedung yang tinggi," jelas Juru Bicara Gugus Tugas Marawi, Letnan Kolonel Jo-ar Herrera.

Serangan udara telah dilakukan sejak Selasa malam waktu setempat. Namun, akibat terpaan cuaca buruk, AFP sempat menunda operasi, kemudian dilanjutkan pada keesokan hari.

Pada Selasa kemarin, Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengestimasi bahwa pertempuran di Marawi akan selesai dalam 15 hari ke depan. Dan hingga kini, dari 700 militan --berdasarkan estimasi pemerintah-- yang bersarang di Marawi, 389 di antaranya dinyatakan tewas dalam pertempuran dengan AFP.

Sedangkan pihak AFP menaksir bahwa korban militer Filipina hingga hari ke-51 pertempuran mencapai 90 personel.

Pada kesempatan yang berbeda, pemerintah daerah Provinsi Lanao del Norte yang bertetangga dengan Provinsi Lanao del Sur --lokasi kota Marawi berada-- terus menekankan agar otoritas lokal giat mencegah berkembangnya aktivitas teroris di kawasan.

Wali Kota Linamon di Provinsi Lanao del Norte, Randy Macapil, meminta agar pemda intens mengidentifikasi, mendata, dan melaporkan setiap warga sipil yang berstatus tamu di wilayah tersebut. Tindakan itu dilakukan untuk mempertahankan daerah Linamon dari berkembangnya ancaman teroris.

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya