Liputan6.com, Pyongyang - Pemerintah Korea Utara menciptakan banyak propaganda yang dijejalkan ke pikiran rakyatnya.
Nyaris tak mungkin bagi orang Korut untuk mengecek kebenaran kabar yang dirilis rezim, karena akses informasi dari luar ditutup rapat-rapat.
Advertisement
Baca Juga
Tak hanya soal Korut yang digambarkan tempat bahagia di muka Bumi, atau pemimpinnya yang konon digdaya dan disegani dunia, olahraga pun jadi bagian dari propaganda.
Misalnya, kisah mantan pemimpin Kim Jong-il yang melakukan pukulan five-in-one sekaligus dalam pertandingan golf pertamanya.
Beberapa tahun lalu juga beredar sebuah video rekaan yang mengungkap bahwa pemerintah Korea Utara telah menipu rakyat agar percaya bahwa mereka menang Piala Dunia FIFA 2014.
Padahal, tim negeri itu tidak masuk kualifikasi karena kalah dalam tiga kali penyisihan pada 2010.
1. Wajah Sedih di Podium
Tak mudah jadi atlet Korea Utara yang mewakili negara dalam ajang internasional, termasuk Olimpiade Rio de Janiero.
Setelah tiba di sana, seorang atlet Korea Utara dilarang banyak bicara. Kabar tentang mereka pun tak boleh ramai terdengar.
Salah satu contohnya dialami seorang atlet senam wanita Korut bernama Hong Un-jong. Dalam Olimpiade Rio, ia menjadi pusat perhatian dunia Twitter karena berfoto bersama dengan seorang pesaing dari Korea Selatan. Padahal sebelumnya tak ada pemberitaan tentangnya.
Di cabang lain, wanita angkat beban kelas ringan Kim Kuk-Hyang tampak gundah ketika menerima medali perak di podium. Sebab ia adalah salah satu atlet yang diharapkan Kim Jong-un meraih medali emas.
Kim Jong-un mengharapkan peraihan 12 medali dari Rio, termasuk setidaknya 5 medali emas. Tim Korea Utara pulang dari Rio hanya dengan 7 medali -- 2 di antaranya emas.
Kim Hyeong-soo, seorang pembelot yang pernah bekerja di Longevity Institute, mengatakan kepada para wartawan pada 2015 bahwa para atlet yang kurang berprestasi akhirnya menerima sanksi dari sang pemimpin.
"Jika mereka meraih medali emas, tentu saja mereka menerima hadiah seperti mobil, apartemen di Pyongyang, dan tambahan jatah beras," kata Kim Hyeoung-soo.
"Sebaliknya, kalau mereka meraih hasil yang buruk, maka atlet dan pelatihnya bisa dikirim kerja paksa selama beberapa bulan."
Menurut laporan komisi khusus PBB pada 2014, kamp tawanan politik masih lazim digunakan di Korea Utara.
Advertisement
2. Pendukung Bayaran
Korea Utara dan Korea Selatan masih terpisah secara politik, fisik, dan ideologi. Tapi, pada April 2017, tim hoki wanita dari dua negara bertemu dalam pertandingan kualifikasi.
Korea Selatan menang 3-0 dan tim Korea Utara menundukkan kepala ketika lagu kebangsaan lawan dilantunkan. Dua tim memang berfoto bersama, tapi tidak banyak interaksi selain itu.
Karena komplikasi politik, dua negara itu jarang bertemu dalam laga olahraga. Jadwal Piala Dunia 2010 pun diatur agar dua tim tidak saling bertanding sebelum tahap semifinal.
Tapi, Korea Utara gagal mencapai tahap semifinal. Walau gigih, mereka kalah 2-1 melawan Brasil. Lalu kalah 7-0 melawan Portugal, dan kalah 3-0 melawan Pantai Gading.
Tim Korea Utara mendapat dukungan sorak sorai dari sekelompok fans misterius ketika bertanding di Afrika Selatan.
Ternyata kelompok itu terdiri dari "pasukan fans sukarela" yang kebanyakan datang dari China dengan membeli tiket dari agen humas olah raga di China yang bekerja sama dengan kementerian olahraga Korea Utara.
3. Telepon Tak Kasat Mata
Tiga kekalahan itu tetap terjadi bahkan setelah intervensi taktis langsung dari Kim Jong-un. Maka pelatih Kim Jong-hun kemudian digelandang ke kamp kerja paksa.
Menurut Kim Jong-hun, sang Pemimpin Agung berkomunikasi dengan dirinya dengan menggunakan "telepon yang tidak kelihatan."
Beberapa media berita Korea Selatan, para pemain menjalani interogasi panjang dan mempermalukan oleh para pejabat pemerintah ketika mereka pulang. FIFA pun sempat menjadi khawatir.
Advertisement
4. Obat Kuat dari Kelenjar Rusa
Kabar kurang baik juga terdengar dari tim Piala Dunia Wanita 2011. Tim Korea Utara kalah 2-0 dari tim Amerika Serikat dan tidak memenangkan satupun dari tiga laga.
Penjelasan resmi pihak Korea Utara untuk kekalahan itu adalah bahwa beberapa pemain mereka terkena sambaran petir sehingga perlu dirawat dengan obat tradisional dari kelenjar rusa.
Obat tradisional itu 'tanpa disadari' menyebabkan lima atlet mendapat hasil positif setelah pengujian penggunaan steroid.
5. Atlet Super
Menurut media pemerintah, ayah Kim Jong-un adalah seorang golf yang sensasional.
Sungguh hebat, katanya. Pada 1994, Kim Jong-il merajai kejuaraan 7.700 yard di Pyongyang dan meraih juara pada putaran 38 untuk 18 lubang di cabang golf.
Ia kemudian meraih pencapaian 31-under par yang mencakup tembakan five-in-one seperti disebutkan di atas.
Kim Jong-il kemudian beralih bermain bowling dan prestasinya sungguh cemerlang karena berhasil melakukan pencapaian sempurna untuk skor 300 saat pengalaman pertamanya ke lapangan bowling.
Advertisement