Liputan6.com, Washington DC - Presiden Donald Trump membantah dirinya bersikap rasis, setelah kecaman luas terhadap dirinya yang menyebut negara-negara benua Afrika sebagai 'lubang dubur'. Pernyataan kontroversial tersebut terucap dari mulut Trump dalam pertemuan bipartisan di Ruang Oval yang membahas isu reformasi imigrasi.
"Saya bukan seorang rasis. Saya adalah orang yang paling tidak rasis yang pernah Anda wawancarai." bantah Presiden Amerika Serikat (AS) ke-45 itu dalam sebuah konferensi pers yang diadakan di Trump International Golf Club di West Palm Beach, Minggu malam, 14 Janauri 2018.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip BBC pada Senin (15/1/2018), ini merupakan kali pertama Presiden Donald Trump merespon langsung kritik publik mengenai isu rasisme.
Senator Partai Demokrat, Dick Durbin, menyebut Trump menggunakan kata-kata 'penuh kebencian, keji, dan rasis' dalam pertemuan yang diadakan Kamis 11 Januari 2018 lalu itu.
Namun, beberapa pemangku jabatan penting dari Partai Republik yang hadir pada rapat terkait, termasuk Menteri Keamanan Dalam Negeri Kristjen Nielsen, mengaku tidak mengingat Donald Trump mengatakan hal kontroversial tersebut.
Tokoh Partai Republik lainnya yang juga berada di dalam pertemuan terkait, Lindsey Graham, tidak mengelak terhadap pernyataan tersebut.
"Menindak lanjut pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh Presiden, saya telah menyatakan pendapat langsung kepadanya. Presiden dan semua yang datang saat itu tahu apa yang kami bicarakan," jelas Lindsey seraya menyebut tidak ada tendensi ke arah dugaan penghinaan tersebut.
Pada Jumat lalu, Uni Afrika mendesak Presiden AS meminta maaf terkait pernyataan kontroversial tersebut. Mereka menyebut pernyataan terkait sebagai sesuatu yang menimbulkan keterkejutan, kecemasan, serta kemarahan.
Donald Trump Tolak Rencana Perlindungan Bagi Imigran
Donald Trump menolak rencana AS untuk memulihkan perlindungan bagi imigran dari Haiti, El Salvador dan negara-negara Afrika. Sebaliknya, dia mendukung Amerika Serikat harus membawa lebih banyak orang dari negara-negara seperti Norwegia, Washington Post melaporkan.
Gedung Putih tidak menyangkal bahwa Trump membuat pernyataan tersebut, sebagai tanggapan, malah mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa, "Presiden Trump memperjuangkan solusi permanen yang membuat negara kita lebih kuat dengan menyambut mereka yang dapat berkontribusi pada masyarakat kita, menumbuhkan ekonomi kita dan asimilasi ke dalam bangsa kita yang agung."
Ini bukan pertama kalinya Donald Trump menghina Haiti. Tahun lalu, setelah mengumumkan bantuan untuk negara itu, dalam sebuah pertemuan di Oval Office, Trump menyebut orang Haiti "semuanya menderita AIDS".
Tak hanya itu, Donald Trump juga pernah mengatakan, imigran Nigeria tidak akan pernah "kembali ke gubuk mereka" jika diizinkan masuk ke AS. Namun, Gedung Putih dengan keras membantah laporan tersebut.
Advertisement