Lestarikan Budaya Indonesia, KJRI Jerman Gelar Kursus Tari Piring

Demi mempromosikan budaya Indonesia di Jerman, KJRI menggelar kursus tari piring.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Feb 2018, 07:21 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2018, 07:21 WIB
Kursus tari piring di KJRI Jerman, (Dokumentasi KJRI Frankfurt)
Kursus tari piring di KJRI Jerman, (Dokumentasi KJRI Frankfurt)

Liputan6.com, Frankfurt - Dalam rangka melestarikan budaya tari nasional Indonesia sebagai salah satu kekayaan bangsa Indonesia serta untuk memperkenalkan kebudayaan RI kepada warga Jerman, KJRI Frankfurt kembali mengadakan Kursus Tari Tradisional untuk anak dan dewasa di tahun 2018.

Semenjak tahun 2016, KJRI Frankfurt telah membuka kelas tari tradisional Indonesia yang diikuti oleh masyarakat Jerman dan Indonesia baik dewasa maupun anak-anak (Tari Pendet, Tari Japong dan Tari Ngaronjeng, dan Tari Merak).

Untuk awal tahun 2018, KJRI Frankfurt menyelenggarkan Kursus Tari Piring asal Sumatera Barat yang akan dilaksanakan selama 10 kali pertemuan. Seperti dikutip dari Kemlu.go.id, Kamis (7/2/2018), kursus dilakukan tiap hari Sabtu dan dibagi dalam 2 kelas yaitu kelas anak-anak serta kelas dewasa, dengan pelatih Asika Meryl.

Melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat Indonesia di Jerman dapat memperdalam dan melestarikan tarian tradisional Indonesia sebagai salah satu kekayaan bangsa Indonesia, serta dapat menjadi salah satu media untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia. Selain itu, tak hanya terbatas pada gerakan tarinya saja namun juga filosofi dari tarian yang diajarkan.

Saksikan juga video terkait Jerman berikut ini:

Simbol Batak di Jerman

Rumah adat Batak di Werpeloh, Niedersachsen, Jerman Utara. (KJRI Hamburg)
Rumah adat Batak di Werpeloh, Niedersachsen, Jerman Utara. (KJRI Hamburg)

Promosi budaya RI lainnya di Jerman adalah salah satu simbol budaya Indonesia dari Batak, Sumatra Utara. Keberadaan rumah adat suku tersebut di Werpeloh menunjukkan dekatnya hubungan antara masyarakat setempat dan RI, terutama masyarakat Kota Werpeloh dengan suku di Tanah Air itu.

Selain itu juga sebagai simbol eratnya hubungan antara Indonesia dan Jerman.

Pada 12 Agustus 2017 lalu, seperti dikutip dari Kemlu.go.id pada 17 Agustus 2017, Konsul Jenderal Hamburg, Sylvia Arifin mengadakan kunjungan ke kota Werpeloh, Niedersachsen untuk meninjau Rumah Adat Batak tersebut. Lalu bertemu dengan pengurus Yayasan Tradgerverein Batakhaus Werpeloh e.V. yang dipimpin oleh Frau Brigitte Wigberts.

Pertemuan itu juga dihadiri oleh Wali Kota Werpeloh, Hans Geerswilken dan Pengurus Yayasan Tragerverein Batakhaus Werpeloh e.V.

Dalam sambutannya, Sylvia menyampaikan ucapan terima kasih atas didirikannya Rumah Batak di Werpeloh sejak tahun 1978 yang kondisinya terawat dengan sangat baik. Wali Kota Werpeloh pun menyampaikan ucapan terima kasih atas kunjungan tersebut.

Ketua Yayasan Tragerverein Batakhaus Werpeloh e.V. Brigitte Wigberts juga mengucapkan terima kasih atas kunjungan Konjen RI beserta jajaran ke Rumah Batak di Werpeloh. Hal ini menunjukkan perhatian tinggi Pemerintah Indonesia atas keberadaan Rumah Batak di Werpeloh.

Pengurus yayasan tersebut berjumlah tujuh orang dengan anggota lebih 80 orang yang hampir seluruhnya warga Jerman. Untuk memperingati 40 tahun keberadaan Rumah Batak di Werpeloh, pengurus Yayasan berencana mengadakan beberapa kegiatan di Werpeloh, di antaranya penyelenggaraan pentas budaya Batak

Berkenaan dengan itu, Yayasan Trägerverein Batakhaus Werpeloh e.V. menyampaikan apresiasi dukungan KJRI Hamburg untuk membantu memeriahkan acara tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya