Liputan6.com, London - Kebanyakan orang harus bekerja keras setiap hari untuk meraih sumber pendapatan. Tapi, keluarga Kerajaan Inggris bukanlah bagian dari jenis orang seperti itu.
Lelucon di atas, yang mungkin terdengar menyebalkan bagi sebagian orang, nyatanya memang menggambarkan kondisi keuangan sesungguhnya dari keluarga kerajaan yang kini dipimpin oleh Ratu Elizabeth II itu.
Dikutip dari CNN pada Kamis (10/5/2018), keluarga Kerajaan Inggris memiliki banyak sekali sumber pendapatan, namun ternyata mereka tidaklah sekaya yang banyak orang kira.
Advertisement
Baca Juga
Berbagai media Barat melaporkan perkiraan nilai kekayaan Ratu Elizabeth II di kisaran 360 juta pound sterling, atau sekitar Rp 6,8 triliun. Namun faktanya, menurut data The Economist, ada lebih dari 320 orang di Inggris yang lebih kaya dari sang Ratu.
Ratu dan putera mahkotanya, Pangeran William, mendapat sebagian besar pendapatan dari pemerintah dan berbagai aset tanah yang dimiliki. Uang dari kedua sumber tersebut juga turun ke seluruh anggota keluarga kerajaan, termasuk Pangeran William dan istrinya, Kate Middleton.
Begitu pun Pangeran Harry, yang akan menikahi aktris asal Amerika Serikat (AS), Meghan Markle, pada 19 Mei nanti, juga meraih sumber pendapatan yang sama.
Namun, untuk lebih jelasnya, berikut adalah bagaimana tata kelola keuangan keluarga Kerajaan Inggris berjalan.
Simak video pilihan berikut:
Ratu Elizabeth II
Tiga sumber pendapatan utama Ratu adalah Sovereign Grant (alokasi dana tahunan dari pemerintah Inggris), serangkaian properti kerajaan yang bernaung di bawah lembaga berjuluk Duchy of Lancaster, dan investasi.
Khusus untuk Sovereign Grant, pada dasarnya merupakan alokasi yang ditujukan untuk membiayai biaya perjalanan, keamanan, staf dan pemeliharaan istana kerajaan.
Pada tahun fiskal 2016-2017, alokasi Sovereign Grant untuk Ratu Elizabeth II adalah sebesar 42,8 juta pound sterling, atau setara Rp 816 miliar.
Alokasi tanpa pajak itu, konon, telah naik hingga 78 persen di tahun fiskal terbaru, yakni menjadi 76,1 juta pound sterling, atau setara Rp 1,4 triliun. Kenaikan tersebut, salah satunya, dimaksudkan sebagai dukungan dana renovasi dan perluasan Istana Buckingham.
Sovereign Grant, atau Hibah Penguasa, dihasilkan dari Crown Estate, yakni koleksi properti dan pertanian Inggris yang menghasilkan ratusan juta pound sterling setiap tahunnya.
Sebagian besar pendapatan dari Estate Crown masuk ke kas pemerintah, tetapi sebagian dari keuntungan -- antara 15 persen hingga 25 persen -- diberikan kepada Ratu dalam bentuk Sovereign Grant. .
Sumber pendapatan penting lainnya bagi keluarga monarki adalah Duchy of Lancaster, yakni sebuah koleksi properti yang ditujukan untuk penggunaan komersial, pertanian, dan perumahan publik. Dari sini, kerajaan Inggris mendapat pemasukan sebesar 19,2 juta pound sterling (setara Rp 366 miliar) pada tahun fiskal terbaru.
Sang Ratu menggunakan uang tersebut untuk membayar pengeluaran resmi dan pribadi, termasuk beberapa biaya yang dikeluarkan oleh anggota keluarga kerajaan lainnya, seperti salah satunya adalah untuk keperluan pernikahan kerajaan (royal wedding).
Suami Ratu -- Pangeran Philip, Duke of Edinburgh -- juga menerima pembayaran tahunan senilai 359.000 pound sterling (sekitar Rp 6,8 miliar) untuk membiayai tugas resminya. Dia pensiun tahun lalu setelah lebih dari enam dekade melakukan pelayanan publik.
Advertisement
Pangeran Charles dan Anak-Anaknya
Pangeran Charles dan istrinya, Camilla Parker Bowles, yang dikenal secara resmi sebagai The Prince of Wales dan The Duchess of Cornwall, bergantung pada sumber pendapatan campuran dari dana publik dan swasta
Lebih dari 90 persen pendapatan mereka berasal dari perkebunan swasta, Duchy of Cornwall, yang didirikan pada 1337, untuk memberikan penghasilan kepada pewaris takhta.
The Duchy of Cornwall memiliki dan mengoperasikan tanah di daerah pedesaan dan perkotaan, serta sekumpulan pulau dan kompleks tetirah yang berada di seantero negeri.
Pada tahun fiskal terbaru, pasangan tersebut menghasilkan pendapatan senilai 20,7 juta pound sterling, atau setara Rp 395 miliar, dari seluruh produksi perkebunan.
Selain itu, keduanya juga meraih pendapat sebesar 1,3 juta pound sterling (sekitar Rp 248 miliar) dari alokasi Sovereign Grant milik Ratu, dan 461.000 pound sterling (sekitar Rp 8,7 miliar) dari berbagai departemen pemerintahan Kerajaan Inggris.
Sekitar setengah dari pendapatan tahunan mereka dihabiskan untuk tugas-tugas resmi dan perjalanan, sementara seperempat lainnya dialokasikan untuk membayar pajak.
Adapun sisa sebesar 6,6 juta pound sterling (sekitar Rp 169 miliar) dialokasikan untuk anak-anak Pangeran Charles, pembelian 'tidak resmi' dan rekening tabungan kerajaan.
Ketika Meghan Markle resmi bergabung dengan keluarga Kerajaan Inggris, Pangeran Charles wajib membuat alokasi tambahan untuk sang menantu.
Sementara itu, tugas-tugas resmi yang dilakukan oleh Pangeran William, Pangeran Harry, dan Kate Middleton, dibiayai langsung atas nama Ratu.
Pangeran William dan Pangeran Harry memiliki harta pribadi, yang diwarisi dari ibu mereka, Putri Diana.
Sanak Famili Kerajaan Inggris
Ada informasi publik yang terbatas tentang bagaimana sisa anggota keluarga kerajaan lain mendapat uang mereka. Sang Ratu memiliki tiga anak selain Pangeran Charles, dan masing-masing juga memiliki anak, menantu dan bahkan cucu.
Dua anak bungsu Ratu, Andrew, Duke of York, dan Edward, Earl of Wessex, bekerja secara penuh untuk mendukung monarki, yakni berupa keterlibatan dalam pernikahan kerajaan.
Sang Ratu membayar anak-anaknya untuk tugas-tugas ini melalui penghasilannya dari Sovereign Grant dan Duchy of Lancaster.
Generasi bangsawan berikutnya diharapkan untuk menempa karir mereka sendiri dan dituntut untuk menjadi lebih mandiri. Misalnya, anak perempuan Pengeran Andrew, Putri Beatrice dan Putri Eugenie, memiliki pekerjaan penuh di dunia bisnis dan seni. Tetapi mereka juga menerima beberapa dukungan keuangan dari ayah mereka.
Advertisement