Liputan6.com, Dhaka - Dari seminar pemberdayaan hingga aksi protes jalanan, pagelaran seni pop-up hingga kelas master bisnis, suara perempuan bergema di seluruh dunia pada Jumat ini, dengan mengusung tema besar: "Wanita Ingin Kesetaraan".
Tema itu menyertakan tanda pagar (tagar) #BalanceforBetter sebagai penyemarak peringatan Hari Perempuan Internasional 2019, yang jatuh setiap tanggal 8 Maret.
Dikutip dari USA Today pada Jumat (8/3/2019), tema terkait ditujukan untuk meningkatkan atensi terhadap kesetaraan gender, yakni kesadaran lebih besar untuk melawan diskriminasi sekaligus merayakan pencapaian perempuan.
Advertisement
Baca Juga
Dalam situs webnya, penggerakan gerakan Hari Perempuan Internasional menyebut harapan untuk mengurangi kesenjangan upah global antara laki-laki dan perempuan, serta memastikan semuanya setara--dan seimbang--dalam gerakan aktivis, ruang dewan, dan lain sebagainya.
Gender equality in Tanzania is possible #IWD2019 puts your hands out for #BalanceforBetter pic.twitter.com/nhqcCb5uyM
— Neema Makando (@MakandoNeema) 12 Februari 2019
"Ini adalah waktu untuk merenungkan kemajuan bagi perempuan dan menyerukan cara untuk mengatasi urusan yang belum selesai dalam upaya menuju kesetaraan," kata Rachel Vogelstein, anggota dewan di Museum Sejarah Wanita Nasional AS.
Sementara itu, menurut sejarah, Hari Perempuan Internasional 2019 juga dirayakan untuk merayakan "pencapaian sosial, ekonomi, budaya dan politik perempuan".
Agenda ini tidak digelar oleh negara atau gerakan tertentu, melainkan didorong oleh semangat perempuan di berbagai belahan dunia, yang diharapkan kompak menyuarakan "semua tentang persatuan, penghargaan, refleksi, advokasi dan tindakan apapun untuk kesetaraan".
Publik dapat mengecek di mana saja lokasi perayaan utama Hari Perempuan Internasional dengan mengecek di situs Internationalwomensday.com dan juga mengecek tagar #BalanceforBetter di media sosial.
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Â
Awal Mula Peringatan Hari Perempuan Internasional
Hari Perempuan Internasional pertama kali digagas pada 1909 silam, ketika sekitar 15.000 perempuan berpawai di Kota New York menuntut upah dan standar tenaga kerja yang adil, serta jaminan hak suara dalam pemilu.
Gagasan itu dipelopori oleh aktivis sosialis dan hak suara di Negeri Paman Sam, dan pada 1911, lebih dari satu juta orang merayakannya di Amerika Serikat, Inggris, Austria, Denmark, Jerman dan Swiss.
Pada 1975, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara resmi mendeklarasikan tahun Perempuan Internasional dan menetapkan 8 Maret sebagai tanggal peringatan tahunannya.
Sementara itu, peringatan serupa juga digelar setiap 19 November sejak 2018 lalu, di mana dengan cepat diterima di lebih dari 60 negara.
Adapun tujuan perayaan tersebut adalah mendorong laki-laki untuk merangkul nilai-nilai positif, menyoroti teladan peran positif, dan meningkatkan kesadaran akan kesejahteraan sesama, tulis situs webnya.
Advertisement