Jika Sang Pelawak Jadi Presiden Ukraina, Apa Kata Rusia?

Diplomat top Rusia memberikan tanggapan terkait kemungkinan Volodymyr Zelensky sebagai presiden Ukraina.

oleh Siti Khotimah diperbarui 10 Apr 2019, 17:03 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2019, 17:03 WIB
Volodymyr Zelensky, pelawak yang menjadi kandidat presiden Ukraina (AP Photo)
Volodymyr Zelensky, pelawak yang menjadi kandidat presiden Ukraina (AP Photo)

Liputan6.com, Jakarta - Pemilihan umum Ukraina telah berlangsung beberapa waktu lalu. Dalam putaran pertama, seorang pelawak terkenal Volodymyr Zelensky mendapatkan perolehan terbesar.

Menurut hasil sementara yang diterbitkan oleh Komisi Pemilihan Umum setempat pada awal April lalu, Zelensky mendapatkan 30,3 persen suara. Angka itu jauh lebih besar dari petahana, Presiden Petro Poroshenko, yang hanya mendapatkan 16 persen, serta mantan Perdana Menteri Yulia Tymoshenko yang meraup 13,4 persen suara saja.

Sayangnya, karena tidak ada satupun kandidat yang berhasil mencapai ambang batas 50 persen, Zelensky harus bertarung melawan Presiden Poroshenko pada pemilu putaran kedua yang akan berlangsung pada 21 April mendatang.

Kemunculan Zelensky sebagai calon presiden ini mendapatkan perhatian berbagai pihak. Mengingat, seseorang yang berkarier di industri hiburan tiba-tiba mengalahkan dua saingan dengan kapasitas politik yang mumpuni.

Duta Besar Rusia untuk Indonesia, angkat bicara terkait kemungkinan Zelensky sebagai pemimpin Ukraina.

"Warga Rusia mengenalnya dengan baik. Dia memerankan sejumlah serial televisi. Dia sangat lucu," kata Ludmila Vorobieva saat ditemui pada Rabu (10/4/2019).

Saat ditanya bagaimana jika Zelensky benar-benar menjadi presiden Ukraina, Vorobieva mengatakan sebetulnya tidak ada masalah.

"Presiden Ronald Reagan juga seorang aktor sebelum menjadi presiden Amerika Serikat," lanjutnya.

"Namun, yang menjadi perhatian adalah siapa yang berada di belakang Zelensky? Dia tidak memiliki rekam jejak politik dan akan menjadi susah diprediksi," kata sang duta besar.

Perlu diketahui, siapapun yang akan menjadi presiden Ukraina akan berhadapan dengan Rusia di sejumlah kasus sensitif, khususnya Krimea. Rival utama Zelensky, Poroshenko, bahkan terang-terangan akan bermain keras dengan Rusia jika ia terpilih dalam pemilu putaran kedua. Sebuah sikap asertif yang menjadi sorotan sebagian pihak di Ukraina yang menginginkan penyelesaian masalah dengan damai di Krimea.

Sementara itu, saat ditanya terkait permasalahan Krimea, Dubes Rusia mengatakan bahwa negaranya tidak melakukan okupasi militer di wilayah tersebut.

"Krimea tengah mengalami perkembangan yang baik. Pasti ada masalah, namun saat ini sedang berusaha untuk ditangani," kata dubes.

Ia kemudian menjelaskan bahwa terdapat kesamaan sejarah antara negaranya dengan Ukraina, khususnya wilayah Krimea. Bahkan, ia menceritakan kakeknya dulu berjuang sebagai tentara di wilayah itu.

"Secara sejarah kita satu. Begitu pula di masa depan," lanjutnya.

"Kami memiliki keluarga di Ukraina, Ukraina memiliki keluarga di Rusia. Kami siap untuk berdialog dan meningkatkan kerja sama," kata dubes.

Siapa Zelensky?

Volodymyr Zelensky, pelawak yang menjadi kandidat presiden Ukraina (AFP photo)
Volodymyr Zelensky, pelawak yang menjadi kandidat presiden Ukraina (AFP photo)

Zelensky adalah seorang pelawak yang pernah membintangi "Servant of the People." Dalam serial televisi tersebut, yang saat ini juga telah ditayangkan di Netflix, ia berperan sebagai guru sekolah yang beralih profesi menjadi presiden Ukraina.

Dalam kontestasi politik Ukraina, Zelensky digambarkan sebagai orang populis yang tidak memiliki banyak pengalaman politik. Ia sering berkutat pada bisnis, terutama dalam bidang hiburan yang diperkirakan bernilai puluhan juta dollar.

Meski demikian, Zelensky memiliki langkah taktis dalam menanggapi komentar negatif terkait kebijakannya yang dianggap kurang mendalam oleh sebagian pihak. Ia telah memilih beberapa teknokrat sebagai tim penasihatnya.

Di antara teknokrat yang dimaksud adalah mantan menteri keuangan Oleksandr Danylyuk; mantan menteri pengembangan ekonomi dan perdagangan Aivaras Abromavicius; anggota parlemen dan juru kampanye antikorupsi Sergii Leshchenko.

Seperti Presiden Reagan?

Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan dan istrinya, Nancy Reagan melambaikan tangan usai kembali dari Camp David (AP Photo)
Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan dan istrinya, Nancy Reagan melambaikan tangan usai kembali dari Camp David (AP Photo)

Sejumlah pihak termasuk Ludmila Vorobieva, mengatakan Zelensky bisa menjadi seperti Ronald Reagan, Presiden ke-40 AS. Ia sempat bergulat dalam industri hiburan sebelum akhirnya memilih berkarier politik dan menorehkan prestasi menghentikan Perang Dingin dengan Soviet.

Presiden Reagan pernah muncul di lebih dari 50 film. Kredit layar lebar pertamanya adalah "Love Is on the Air" pada 1937 dan pada 1939 ia telah berhasil membintangi 19 film termasuk Dark Victory.

Mengutip laman Biography.com, salah satu perannya yang paling terkenal adalah peran bintang sepak bola Notre Dame George Gipp dalam film biografi Knute Rockne, All American.

Reagan menjadi sorotan politik nasional pada tahun 1964, ketika ia memberikan pidato televisi yang diterima dengan baik untuk kandidat presiden dari Partai Republik Barry Goldwater , seorang konservatif terkemuka.

Dua tahun setelahnya, ia berhasil memenangkan gubernur California selama dua kali masa jabatan.

Tahun 1980, Reagan bertarung untuk jabatan presiden AS, dan berhasil mengalahkan Presiden Jimmy Carter dari Demokrat. Ia dinobatkan sebagai kepala Gedung Putih pada usia 69, menjadi orang tertua yang pernah menjabat presiden. Pada pemilihan berikutnya, ia berhasil mendapatkan masa jabatan keduanya.

Mengakhiri Perang dengan Soviet

Presiden Ronald Reagan dikenal berjasa dalam menekan Uni Soviet dan mengakhiri Perang Dingin.

Selama masa jabatan keduanya, Reagan berhasil menjalin hubungan diplomatik secara cukup efektif dengan Mikhail Gorbachev yang berpikiran terbuka (reformasi).

Pada tahun 1987, Amerika dan Soviet menandatangani perjanjian bersejarah untuk menghilangkan rudal nuklir jarak menengah. Pada tahun yang sama, Reagan berbicara di Tembok Berlin Jerman, simbol komunisme, menantang Gorbachev untuk merobohkannya.

Sekitar dua tahun kemudian, Gorbachev memungkinkan orang-orang Berlin untuk membongkar tembok.

Setelah meninggalkan Gedung Putih, Reagan kembali ke Jerman pada bulan September 1990 — hanya beberapa minggu sebelum negara itu secara resmi dipersatukan kembali dengan menghancurkan bagian tembok yang tersisa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya