Liputan6.com, Jakarta - Karena keahliannya dalam melompat dan menghindar dari tabrakan maut, kucing kerap kali dijuluki sebagai hewan yang memiliki sembilan nyawa.
Mitos ini selalu melekat pada kucing dari masa ke masa. Tak hanya di Indonesia, hal ini juga diyakini oleh masyarakat di berbagai penjuru dunia.
Advertisement
Baca Juga
Pertanyaannya, apakah mitos ini benar?
Dikutip dari laman Mirror.co.uk, Sabtu (4/5/2019) kucing sebenarnya tidak memiliki sembilan nyawa. Salah satu alasan mengapa kucing mendapat reputasi untuk bereinkarnasi karena kemampuan mereka dalam melompaat dan mendarat.
Kucing acap kali memanjat pohon tinggi, berlari menyelinap ke bawah kolong mobil yang melaju dalam kecepatan tinggi. Tak hanya punya kemampuan lari, kucing juga pelompat ulung.
Mereka mampu berlari lalu melompat satu atap ke atap rumah yang lain. Bahkan, ketika sedang terjatuh dari ketinggian pohon atau bagunan, mereka dapat mendarat dengan baik dan tetap hidup.
Kemampuan mendarat yang terbilang baik ini dikarenakan kucing memiliki susunan tulang belakang yang sangat fleksibel. Alasan lain, karena susunan tulang belakang mereka lebih banyak dibandingkan dengan manusia.
Asal Mula Mitos Sembilan Nyawa
Mitos ini berawal dari daratan Mesir, di mana zaman dahulu kucing dianggap sebagai titisan dewa dan dipuja warga mesir. Angka sembilan sendiri dianggap angka yang melambangkan kekuatan mistis dan supranatural.
Orang Mesir yang menganggap kucing sebagai dewa pun beranggapan bahwa kucing dianugerahi oleh dewa, berkah berupa sembilan nyawa.
Selain itu, orang Mesir juga menganggap bahwa angka sembilan adalah angka ajaib yang selalu membawa keberuntungan bagi banyak orang.
Sementara itu, orang Yunani Kuno menganggap bahwa angka sembilan merujuk pada trinitas dan angka mistik.
Advertisement