Terkuak, Ini Pernyataan Zakir Naik yang Bikin Malaysia Berang

Berikut pernyataan Zakir Naik yang mendulang kontroversi dan dianggap rasis di Malaysia.

oleh Siti Khotimah diperbarui 16 Agu 2019, 12:49 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2019, 12:49 WIB
Zakir Naik terancam diusir dari Malaysia (AFP Photo)
Zakir Naik terancam diusir dari Malaysia (AFP Photo)

Liputan6.com, Putrajaya - Izin tinggal Zakir Naik di Malaysia tengah terancam. Mengingat, sejumlah menteri Negeri Jiran telah menuntut pengusirannya, seperti diwartakan Al Jazeera.

"Kami telah menyatakan posisi kami, yaitu bahwa tindakan harus diambil dan bahwa Zakir Naik seharusnya tidak lagi diizinkan untuk tetap di Malaysia," kata Gobind Singh Deo, Menteri Komunikasi dan Multimedia Malaysia.

"Perdana menteri telah memperhatikan kekhawatiran kami. Kami menyerahkan kepadanya untuk mempertimbangkan posisi dan memutuskan secepat mungkin apa yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut," lanjutnya.

Zakir Naik terancam angkat kaki dari Negeri Jiran, bukanlah tanpa alasan. Ia dituduh melayangkan pernyataan rasis di Malaysia yang multi-etnis.

Banyak pihak bertanya-tanya pernyataan Zakir Naik tersebut. Berikut informasinya, sebagaimana dikutip dari outlet berita daring The Star, Jumat (16/8/2019).

 

Meminta Warga China-Malaysia 'Kembali' Terlebih Dulu

Zakir Naik terancam diusir dari Malaysia (AFP)
Zakir Naik terancam diusir dari Malaysia (AFP)

Zakir Naik yang berasal dari India, memicu kontroversi di Malaysia dengan pidato terbukanya yang mengkritik non-muslim.

Dalam sebuah ceramah agama di Kota Baru baru-baru ini, ia meminta orang China Malaysia untuk "kembali" terlebih dahulu karena mereka adalah "tamu lama" di negara itu, seperti diwartakan The Star.

Pernyataan Zakir Naik itu sebagai tanggapan terhadap kemungkinan deportasinya dari Negeri Jiran.

 

Membandingkan Umat Hindu Malaysia dengan Muslim India

Zakir Naik yang terancam hengkang dari Malaysia (Bernama)
Zakir Naik yang terancam hengkang dari Malaysia (Bernama)

Dalam kesempatan yang sama, Zakir Naik juga membandingkan umat Hindu di Malaysia dengan muslim di India.

Ia mengatakan, umat Hindu di Negeri Jiran menikmati hak yang lebih banyak di Malaysia dibandingkan dengan muslim di India, lapor The Star.

Dia kemudian menuduh orang-orang Hindu di Malaysia lebih loyal kepada Perdana Menteri India Narendra Modi dibandingkan dengan Tun Dr. Mahathir Mohamad.

 

Menuai Kritik dari Warga

Bendera Malaysia (AFP PHOTO)
Bendera Malaysia (AFP PHOTO)

Banyak pihak dari Malaysia mengutuk pidato Zakir Naik tersebut. 

Menteri Perumahan dan Pemerintah Daerah Zuraida Kamaruddin mengatakan, dengan meningkatnya sentimen terhadap Zakir, pemerintah harus "berurusan secara benar dengan seseorang yang telah menyalahgunakan" sambutan baik negaranya.

"Zakir sekarang di luar kendali dan dia telah merusak kepercayaan kita. Terlebih lagi, dia sekarang dieksploitasi oleh oposisi," kata Zuraida.

Sementara itu, Menteri Perdagangan dan Industri Internasional Darell Leiking mengatakan, izin tinggal Naik harus dicabut karena telah mencampuri "suasana negara".

"Ketika Anda memasuki suatu negara, Anda tidak boleh menghasut atau mengomentari kesetiaan warga. Pihak berwenang harus meninjau status izin tinggalnya dan menyatakan posisi mereka untuk Zakir. Malaysia sebagai negara multiras dan multireligius memiliki tantangan tersendiri," katanya.

"Kami tidak perlu tokoh kontroversial untuk mengajar kami apa yang harus dilakukan," tambahnya.

Sebelum ini, Menteri Komunikasi dan Multimedia Gobind Singh Deo, Menteri Sumber Daya Manusia M. Kulasegaran, Menteri Air, Tanah dan Sumber Daya Alam Dr Xavier Jayakumar dan Menteri Pemuda dan Olahraga, Syed Saddiq. Syed Abdul Rahman telah meminta pengusiran Zakir Naik.

 

Malaysia Menolak Dipecah Belah

Bendera Malaysia (iStockphoto via Google Images)
Bendera Malaysia (iStockphoto via Google Images)

Para pemimpin empat partai politik yang berkuasa di Pakatan Harapan telah meminta rakyat untuk mencegah polemik yang berpotensi memecah belah.

Presiden PKR Anwar Ibrahim, presiden Bersatu Tan Sri Muhyiddin Yassin, sekretaris jenderal DAP Lim Guan Eng dan presiden Amanah Mohamad Sabu berpendapat, kebebasan berekspresi harus digunakan dengan hati-hati.

Mereka mengatakan retorika kontroversial yang berdampak negatif bagi persatuan nasional harus disingkirkan.

"Untuk maju, kita membutuhkan komitmen yang kuat, ketulusan, kepercayaan pada orang-orang dan visi yang jelas," kata mereka dalam pernyataan bersama.

Mereka juga mendesak pemerintah untuk menegakkan Konstitusi Federal dan supremasi hukum.

"Dalam beberapa hari terakhir, warga Malaysia telah berbicara tentang berbagai masalah seperti tantangan ekonomi, ras dan persepsi agama, pengajaran khat untuk masalah pembangunan. Saat ini, orang-orang dapat dengan mudah menyiarkan pandangan mereka di media sosial dan arus utama," kata pernyataan itu.

"Ketika kita mendekati Hari Kemerdekaan ke-62 dan Hari Malaysia ke-56, kita harus mengambil kesempatan untuk memikirkan keberhasilan yang telah kita capai bersama dan tantangan yang harus kita atasi untuk membangun masyarakat yang bersih, adil dan sukses," lanjut pernyataan itu.

"Malaysia sebagai negara multi ras dan multi agama membutuhkan harmoni dan ketertiban. Kita terdiri dari berbagai ras, agama dan budaya. Keragaman ini harus dijunjung tinggi dan dihormati oleh semua lapisan masyarakat," tambah mereka.

Sementara itu, PM Malaysia Mahathir Muhammad mengatakan, negaranya berada dalam situasi sulit karena Zakir Naik adalah "tamu yang tidak disukai yang tidak dapat dikirim Malaysia" kembali ke India. Dalam suatu kesempatan, ia takut sang penceramah itu akan menghadapi hukuman yang tidak adil di negara asalnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya