Donald Trump Prediksi 2 Pekan Lagi Virus Corona COVID-19 Menurun di AS

Presiden AS Donald Trump prediksi Virus Corona (COVID-19) mulai menurun pada bulan depan.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 30 Mar 2020, 17:43 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2020, 17:43 WIB
Penampilan Para Ibu Negara di KTT G20
Presiden AS, Donald Trump didampingi istrinya Melania tiba pada hari pertama KTT G-20 di Hamburg, Jerman utara, Jumat, (7/7). Sejumlah pemimpin negara berkumpul dalam KTT G20 pada 7-8 Juli 2017. (AP Photo/Markus Schreiber)

Liputan6.com, Washington, D.C. - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan, kasus Virus Corona COVID-19 di negaranya akan memuncak pada Hari Paskah sebelum kemudian menurun. Trump seraya mengklarifikasi ucapannya beberapa waktu lalu bahwa situasi akan kembali normal pada Hari Paskah.

Hari Paskah 2020 jatuh pada 12 April. 

"Hari Paskah seharusnya menjadi angka puncak, dan seharusnya mulai menurun dan harapannya (turun) secara substansial dari titik itu," ujar Presiden Trump pada konferensi pers harian di Gedung Putih, seperti ditulis Senin (30/3/2020).

"Puncaknya, poin tertinggi laju kematian, ingat ini, kemungkinan besar terjadi dalam dua pekan," ujar Trump. "Maka dari itu, dalam dua minggu ke depan, dan selama periode ini sangat penting bagi semua orang untuk benar-benar mengikuti panduan," ucap Trump. 

Panduan yang dimaksud adalah untuk melakukan social distancing hingga 30 April nanti. Masyarakat AS diminta jangan keluar rumah jika tidak perlu.

Hal itu diminta Trump karena ada potensi pengidap Virus Corona yang tak menunjukan gejala namun menularkannya. Awalnya, kebijakan itu hanya berlaku 15 hari saja hingga akhir Maret.

Presiden Trump enggan melonggarkan aturan terlalu cepat karena khawatir kasus Virus Corona kembali meroket. Pakar kesehatan Gedung Putih berkata itu bisa berjadi.

"Kita tidak ingin melakukannya terlalu dini dan kemudian angkanya menurun, menurun, dan kemudian mulai naik lagi, karena kita mendiskusikan itu bisa terjadi, dan kita tidak ingin hal itu terjadi," ujar Presiden Trump.

Saat ini kasus Virus Corona di AS adalah yang tertinggi di dunia, yakni 143 ribu kasus. Trump berkata kasus di AS sangat tinggi karena ada banyak tes Virus Corona yang dilakukan di negaranya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Serukan Jaga Jarak 2 Meter

Berbagai Cara Warga Dunia Terapkan Social Distancing
Para pendeta melakukan social distancing atau menjaga jarak saat kebaktian di Gereja Yoido Full Gospel, Seoul, Korea Selatan, Minggu (15/3/2020). Social distancing adalah cara terbaik untuk mencegah penyebaran virus corona COVID-19. (AP Photo/Ahn Young-joon)

Pakar kesehatan Gedung Putih terus mendorong adanya social distancing (jaga jarak sosial) supaya menekan penyebaran Virus Corona COVID-19 (COVID-19). Jarak ideal antar satu sama lain disebut sekitar 2 meter atau tepatnya 1,82 meter. 

Rekomendasi itu diberikan oleh Dr. Deborah Birx yang kini dipercaya sebagai Koordinator Respons Virus Corona COVID-19 Gedung Putih. Jarak tersebut meter dianggap ideal untuk menghindari droplet (percikan air liur).

"(Social distancing) adalah ketika kita meminta orang-orang untuk setidaknya saling memberi jarak enam kaki (1,82 meter). Dan kamu mungkin bertanya kenapa enam kaki? Karena banyak bukti sains terkait penyakit pernapasan bahwa jarak itu adalah jarak terjauh saat droplet keluar saat bersin atau batuk," ucap Dr. Birx dalam video Gedung Putih.

Virus Corona COVID-19 dapat menular lewat kontak fisik dekat. Pihak Gedung Putih juga meminta agar tak ada acara kumpul-kumpul lebih dari 10 orang. 

Penasihat kesehatan Gedung Putih lain, Dr. Anthony Fauci, juga meminta agar masyarakat jangan nekat ke tempat-tempat ramai dulu. Terkait pekerjaan bisa dilakukan dari jarak jauh, sementara untuk hiburan diharapkan ditunda dahulu. 

"Jangan ke bar, jangan ke restoran, jangan ke bioskop dengan banyak orang. Pokoknya pemisahan fisik agar Anda punya ruang antara diri Anda dan orang lain yang bisa saja terinfeksi atau menginfeksimu," tegas Dr. Fauci.

Ada kasus-kasus penularan Virus Corona COVID-19 terjadi akibat keramaian. Ambil contoh di Malaysia, akibat acara tabligh akbar di Kuala Lumpur kini kasus Virus Corona COVID-19 di negeri jiran sedang melonjak bahkan menyebar ke negara lain.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya