Liputan6.com, Jakarta- Total infeksi Virus Corona COVID-19 di seluruh dunia pada Jumat (5/2/2021) per pukul 08.52 WIB telah mencapai 104.829.954 kasus, dan 58.259.285 di antaranya telah dinyatakan sembuh berdasarkan COVID-19 Dashboard by the Center for Systems Science and Engineering (CSSE) at Johns Hopkins University.
Total 2.281.480 orang di dunia tercatat telah meninggal dunia akibat COVID-19, seperti dikutip dari gisanddata.maps.arcgis.com.
Baca Juga
Data Johns Hopkins University juga menunjukkan bahwa India berada di posisi teratas untuk pasien pulih yaitu 10.480.455 lalu disusul Brasil sebanyak 8.364.990.
Advertisement
Infeksi di Amerika Serikat, negara dengan jumlah kasus COVID-19 terbesar di dunia, telah mencapai 26.672.920.
Negara Bagian New York mencatat jumlah pasien sembuh COVID-19 terbanyak di AS, yaitu 130.302 orang pulih.
India, Brasil, Inggris dan Rusia sekarang tercatat sebagai negara dengan kasus infeksi terbesar setelah AS.
India berada di posisi kedua dengan jumlah infeksi Virus Corona COVID-19 terbesar di dunia, sebanyak 10.790.183 kasus.
Selanjutnya, kasus COVID-19 terbesar ketiga di dunia tercatat di Brasil, sebanyak 9.396.293 infeksi.
Inggris berada di posisi keempat di dunia untuk kasus COVID-19 terbanyak, dengan 3.903.706 infeksi dan 10.011 orang sembuh.
Rusia sekarang berada di posisi kelima untuk kasus terbanyak, tercatat memiliki 3.874.830 infeksi dan 3.352.720 orang sembuh.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Indonesia Hadapi 1,1 Juta Kasus COVID-19
Data Johns Hopkins University juga menunjukkan bahwa Indonesia memiliki 1.123.105 kasus Virus Corona dan 917.306 orang tercatat telah pulih.
Dilansir Channel News Asia, Menteri Penyebaran Vaksin di Inggris, Nadhim Zahawi mengatakan bahwa saat ini ada sekitar 4.000 varian Virus Corona yang menyebabkan COVID-19 di seluruh dunia.
Hal itu membuat semua produsen vaksin COVID-19, termasuk Pfizer dan AstraZeneca berusaha meningkatkan kualitas vaksin mereka.
Ribuan varian jenis Virus Corona yang menyebabkan COVID-19 telah didokumentasikan saat virus tersebut bermutasi, termasuk yang disebut varian dari Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil yang tampaknya menyebar lebih cepat daripada yang lain.
"Sangat kecil kemungkinannya bahwa vaksin saat ini tidak akan efektif pada variandi Kent atau varian lain terutama dalam hal penyakit parah dan rawat inap," kata Nadhim Zahawi kepada Sky News.
Dipaparkannya, bahwa "Semua produsen (vaksin), Pfizer-BioNTech, Moderna, Oxford-AstraZeneca dan lainnya sedang mencari cara bagaimana mereka dapat meningkatkan vaksin mereka untuk memastikan bahwa kami siap untuk varian apa pun - saat ini ada sekitar 4.000 varian COVID-19 di seluruh dunia."
Advertisement